28. Kecurigaan Sea

566 46 0
                                    


Sudah dua tahun sejak kepergian Ara, semua tetap berjalan baik. Sean dengan kehidupan baru dan kesibukan dikantor papanya. Sea pun sama, ia sudah menerima kepindahannya dengan lapang dada, kini wanita muda itu sedang sibuk-sibuknya di organisasi kampusnya. 

"Huaaaa, kak Citra,"ujar Sea berbinar menatap wanita anggun yang entah beruntung atau sial harus berpacaran dengan sahabat abangnya yakni Randy.

Citra tersenyum memeluk Sea. Entahlah, keceriaan Sea mampu menular ke orang-orang yang melihatnya.

"Kakak jahat banget sih, udah sebulan gak kesini." Sea mencebikkan bibirnya, berpura-pura ngambek dengan Citra.

"Kakak baru pulang dari Malasya,Ya. Kamu makin cantik deh, perasaan ini pipi makin tirus aja--jangan diet-diet gak baik."

"Yeeee, tirus juga idaman seluruh wanita kali kak."

"Berarti nih coklat aku kasih ke Mama Sherlly aja deh ya,Ya,"goda Randy.

"Oh shittt, bang Randy, sejak kapan disitu?"antusias Sea memeluk Randy.

"Sejak dunia rasa milik kalian berdua,"celetuk Randy mencubit hidung perosotan milik Sea.

"Hiww, namanya juga kangen."

"Yaudah nih coklat buat mama Sherly aja ya,"kekeh Randy.

"Enak aja, buat Sea lah. Mama itu udah tua, ntar giginya copot."

"Mama denger ya Ceya,"pekik Sherlly dari dapur.

"My name is Sea mom, not Ceya,"ketus Sea. Citra terkekeh geli menatap wanita yang sudah di anggap seperti adiknya. Masih saja tidak berubah, selalu adu mulut dengan mamanya.

"Randy, Citra minum dulu nih, Sea memang gak pernah peka makanya jomblo, gak nawarin minum kan? Kalian pasti haus,"ujar Sherlly meletakkan jus jeruk di meja.

"Gimana mau punya pacar, temenan sama cowok aja di larang,"celetuk Sea.

"Belajar yang bener baru pacaran,"sahut Sean dari arah tangga.

"Nih dengerin bang Sean." Randy ikut mengompori Sea, lucu saja rasanya menganggu wanita kecil ini.

"Tante siap-siap dulu ya Rand,Cit. Ada jadwal arisan."

"Iya Tante,"serempak Citra dan Randy.

"Kak Citra pacaran sama bang Randy udah berapa tahun sih?"tanya Sea. Ia bergeser karna Sean ingin duduk di sebelahnya.

"Jalan empat tahun,Ya. Kenapa?"tanya Citra.

"Kok betah sih?"ketus Sea.

"Kurang asem lu ye,"kesal Randy. Sea terkekeh geli, dia tidak akan tinggal diam jika dia di bully.

"Kapan balik,Cit?" basa-basi Sean.

"Kemarin malam,Yan,"jawab Citra.

"Hari ini sibuk gak,Yan?"tanya Randy.

"Enggak kok, abang gak sibuk, kenapa?"

"Yee, yang gue tanya tuh abang lu bukan elu tengil,"ujar Randy.

"Bodo amat, kenapa sih? Sea kepo!"

Tampak Citra dan Randy saling bertatap, rasa tidak enak menjalar ke hati mereka.
Citra berdehem, berharap Randy lah yang akan menceritakannya.

Bukannya membuka suara, Randy malah berkata "Kamu aja yang cerita."

"Ada apa,Cit?"tanya Sean. Sea tidak lagi ingin berbanyol. Ia mencium aroma keseriusan dalam perbincangan ini.

"Sebelum balik Indonesia, gue mau jenguk saudara gue di Singapur dan gue ketemu seseorang yang mirip dengan--"

Citra diam, menjeda ucapaannya.

Ara dan SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang