"Lu kenapa dah?"tanya Randy.
"Baru kali ini meeting lu gak fokus gitu?"
Pasalnya meeting menjadi berantakan hanya karna Sean yang tidak tau sedang memikirkan apa. Dengan sangat terpaksa Randy mereschedule jadwal meeting lagi--untung saja meeting ini hanya di adakan oleh para karyawan pusat dan cabang sehingga tidak menimbulkan masalah yang serius.
"Gue lagi gak fokus aja,"jawab Sean.
"Siapa yang buat lu gak fokus?"
"Tante Sherlly masih suka paksa lu buat cari istri?"cecar Randy. Kalau tidak begini, manusia didepannya ini tidak akan bercerita. Ia sudah khatam dengan tabiat sahabatnya ini.
"Atau Om William masih desak lu buat buruan menikah?"
"Berisik lu Rand, makin pusing gue!"
"Makanya cerita anj*ng, lu anggap gue temen gak sih?"kesal Randy. Selalu saja begini, Sean dengan sejuta rahasianya.
"Udah lah gak usah di bahas. Gak penting juga."
"Selalu gitu. Gue sahabat lu atau bukan sih?"
"Gak usah drama lu,"decak Sean jengah.
"Hahah, oke oke. Jangan lupa dua jam lagi meeting! Awas aja lu gak fokus lagi bodo amat gue sama proyek ini."
"Iya."
"Ntar malam dinner ala-ala,Yuk. Ada kafe punya si Tobi di deket Kemang baru buka gitu sekalian review tongkrongan baru."
"Tobi buka kafe?"
"Makanya aktif di Instagram, hidup kok anti sosial sampai temen-temen di lupain."
Sean memilih diam.
"Pasti lu gak tau kalau si Cecep udah balik dari Bangkok."
"Fiks cupu lu gak tau jejak teman-teman sebangsat lu."
"Jam berapa?"tanya Sean.
"Jam delapan malam. Lu ajak Laura deh soalnya gue pengen ngajakin Citra."
"Nanti anak-anak alumni bakal rame sekalian biasa lah,"kekeh Randy. Sean mengangguk paham. Lalu Randy mendial nomor kekasihnya yang tak lain dan bukan adalah Citra sedangkan Sean hanyut dengan pikirannya sendiri. Untuk saat ini, alangkah baiknya Randy tidak usah tahu dulu mengenai Ara. Lagi pula buat apa, Sean sudah membencinya.
"Halo,Yang--kamu dimana?"
"Dijalan kenapa?"
"Malam temenin aku,Yuk. Ada temen baru buka cafe gitu, jadi alumni pada di undang."
"&$$########."
"Ha apaan sih? Kamu ngomong apa? Gak jelas,Yang."
"Kamu lagi di bandara?"tanya Randy yang mendengar suara maskapai penerbangan tiba. Tidak mungkin kan Randy salah dengar, ini sangat jelas bahkan berulang-ulang.
"Enghhh, maaf ya. Aku mendadak harus ke Jogja,ada urusan. Pesawat aku mau berangkat, nanti aku hubungi lagi, bye sayang."
"Tap--halo, Cit, hallo--"
Randy berdecak, bagaimana mungkin wanitanya pergi tanpa bercerita apa pun. Sean memperhatikan raut wajah Randy berubah. Tampak beberapa kerutan menandakan bahwa pria itu tengah berpikir.
Randy yang merasa di perhatikan memilih menoleh. Seakan mengerti tautan alis Sean yang menyatukan ia pun menceritakan perihal Citra yang mendadak pergi ke Jogja.
"Gue gak yakin dia ke Jogja,"ujar Sean akhirnya.
"Maksud lu?"
Bukannya menjawab Sean malah berkata "nanti sore jemput gue. Kita pesta malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara dan Sean
Romance(END) Bertemu dengan Sean yang notabenenya jutek, aneh, tidak bisa di tebak, kadang manis buat diabetes tapi tetap datar dan kalau bicara pedas--ngalahin sambalado masakan emak. Ara si wanita pecicilan, petakilan dengan suara toa-nya tidak pernah me...