56. Ra;I'm yours (END)

2.2K 95 7
                                    

Ara bercengkrama dengan mama dan papanya sedangkan Sean kembali berkumpul dengan teman-temannya.

"Kakek gak ikut,Ma?"

"Kakekmu kena jatlagg,Ra. Jadi gak bisa kesini."

Ara ber oh ria. Betapa bahagianya memiliki keluarga dengan formasi utuh menurutnya.

"Bang Rey?"panggil Ara.

"Ma,Pa? Bentar ya. Ara mau ngobrol sama abang."

"Iya sayang. Jangan lama-lama, liat tuh, teriakan kamu aja udah ngundang mata elang Sean."

"Eh--,"

Ara menatap Sean. Tampak wajah tidak bersahabat terpatri di wajah pria itu. Baiklah, Sean yang prosesif kembali ke tuannya.

"Apa,Ra?"

"Kado mana?"

"Anak monyet. Kado doang yang ada di otak kamu ya!"

"Jadi gak ada nih?"

"Ih malu-malu in dari Singapura ke Indonesia gak bawa apa-apa." Ara mencebikkan bibirnya. Tampak lucu Dimata siapa pun yang menatapnya.

"Bawel banget sih. Udah di dalam rumah tuh, bungkusan paling kecil."

Ara mendelik "Dasar dokter pelit!"

Rey tertawa berbahak, tanpa mereka sadari ada tatapan tidak suka dari Sean.

"Bang? Ada yang mau Ara omongin?"

"Apa?"

"Mengenai Laura."

Rey menghela napasnya.

"Udah deh,Ra. Gak penting. Mending kamu balik ke sana sebelum abang mati ditangan Sean."

"Abang pernah dengerin penjelasan Laura sebelumnya?" Ara tetap melanjutkan pertanyaannya tanpa peduli respon tidak suka dari Rey.

"Gak ada lagi yang berubah,Ra."

"Tapi bang--"

"Ara paham bagaimana rasanya hidup di bayang-bayang penyesalan. Laura gak melakukan itu. Laura gak salah,bang."

"Kamu bisa bilang gitu karna kamu gak ada ditempat kejadian."

"Tapi bang--,"

"Ra? Abang udah punya Iris dihati abang. Mau Laura melakukan atau tidak, semua tidak membawa perubahan apa-apa,"ujar Rey memotong ucapan Ara.

"Setidaknya biarkan dia hidup dengan maaf dari abang,"ujar Ara kesal.

"Berteman dengan mantan bukan sesuatu yang memalukan." Ara menghentakkan kakinya meninggalkan Rey. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Rey.

Ponselnya berdering, ada panggilan Vidio dari Laura.

"Happy birthday Ara,"teriaknya di sebrang sana.

"Makasih,Lau. Lu kok gak datang sih."

"Malu ada mantan hahah,"kekeh Laura. Ara tau ada luka di tawanya.

"Tau dari Sea?"

"Iya. Semoga bahagia ya,Ara. Btw happy engagement yaaa, ciyee hahahah,"kekeh Laura.

"Apaan sih, Lau. Makasih ya."

"Sama-sama. Nanti kita hangout bareng ya."

"Iya. Dibayarin kan?"

"Mau bridal shower kaya apa?"kekeh Laura.

"Ih gak ada ya. Gak ada begitu-begitu."

"Hahah gr amat. Iya iya. Salam buat calon manten prianya ya hahah, bye Ara."

Ara dan SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang