Sekelebat bayangan dengan cerita yang rumit mulai menghantui Ara. Sudah seminggu ini ia terus di teror oleh Citra dan Sea untuk kembali ke Indonesia. Tentu--Iris pun menyetujuinya.
Singapura bukan tempat yang cocok untuk Ara. Raganya saja yang di negara tetangga ini namun jiwa dan pikirannya terpaut di Indonesia.
Entah hal gila apa yang Ara lakukan sehingga mampu menghipnotis Leonardo. Hubungan mereka semakin baik meski masih terlihat gengsi terpatri di sifat kakeknya itu.
Iris memilih untuk menetap di Singapura dalam beberapa waktu. Ia harus menuntaskan kasus yang beberapa tahun ini sudah ditanganinya. Lagi pula, Iris tidak perlu cemas, ia percaya Citra mampu melindungi Ara.
"Kakak janji harus susul Ara,"ujar Ara manja. Sedari tadi ia terus mengulang kalimat yang sama. Namun dengan sabar Iris menjawab bahwa ia pasti akan kembali menemui Ara.
"Kalau sebulan kakak belum balik, Ara bakal susulin!"
Iris menarik nafasnya dalam-dalam. Hal ini wajar untuk Ara rasakan, selama ini Iris yang selalu menemaninya. Tidak pernah terlewatkan satu part pun kehidupan Ara dari pantauan Iris.
"Bang Rey jaga kak Iris ya. Pokoknya awas aja kalau sampai lecet, ih kakak harus cepat-cepat pulang ke Indonesia!"
Berulang kali Ara mencebikkan bibirnya. Iri memilih untuk memeluk wanita mungil ini. Ia tahu apa yang sedang Ara rasakan. Ia tentu resah, ia tentu tau konsekuensi setelah tiga tahun bersembunyi, ia butuh pijakan dan itu selalu didapatkan di diri Iris.
Iris memegang kedua pundak Ara, matanya menatap lembut mata Ara "Kamu bisa. Kamu hanya butuh percaya sama diri kamu. Jika kamu sudah sampai dititik ini, artinya Tuhan sudah merencanakan. Jangan bertolak dari rencana Tuhan."
Air mata Ara menetes, ia kembali menghamburkan pelukannya ketubuh Iris. Citra memilih diam, lebih baik ia memberi waktu pada Ara.
Rey--pria itu menatap kedua wanita yang sangat berharga dalam hidupnya.
"Bang Rey?"ujar Ara manja. Ia memeluk Rey erat dan Rey pun membalasnya.
"Everything is gonna be okay. Hubungi aku jika kamu tidak sanggup. Kamu tau kan? Misi Iris tidaklah misi yang sembarang yang bisa di kerjakan dalam tempo waktu dekat?" Ara mengangguk, ia mengetahui semuanya. Ia tahu apa yang sedang kakaknya itu kerjaankan.
"Kami akan mengunjungimu."
"Janji?"tanya Ara. Rey dan Iris mengangguk bersama.
"Citra saya titip Ara."
"Don't worry kak." Citra mengangguk, ia memeluk Iris hingga akhirnya suara operator menggema di bandara. Mereka harus segera pergi.
Citra menatap Ara lalu ia mengangguk pertanda ia harus segera beranjak. Iris pun sama, ia mengangguk pertanda ia merestui kepergian Ara.
Ara dan Citra berjalan meninggalkan Rey dan Iris. Ia melambaikan tangannya pertanda sayonara.
"Nangis aja jangan ditahan,"ujar Rey mengelus lengan kanan Iris. Iris yang tak kuasa menahan air matanya pun berhambur ke dada bidang Rey. Tidak ada yang mencintai sebuah perpisahan. Iris tahu mereka hanya akan berjarak sementara namun tetap saja semuanya berbeda. Ia tidak akan menjumpai gadis manja yang akan selalu merengek menyusahkannya.
Semoga kamu menemukan kebahagiaan kamu,Dek.
Jakarta
Pesawat itu mendarat di Soekarno-Hatta. Lagi-lagi Ara seperti orang asing yang baru berkunjung ke negara dengan sejuta kekayaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara dan Sean
Romantik(END) Bertemu dengan Sean yang notabenenya jutek, aneh, tidak bisa di tebak, kadang manis buat diabetes tapi tetap datar dan kalau bicara pedas--ngalahin sambalado masakan emak. Ara si wanita pecicilan, petakilan dengan suara toa-nya tidak pernah me...