"Kita temannya almrh Ara,Pak."
"Dari mana saya bisa mempercayai kalian?"
"Nih, bapak boleh lihat ini adalah potrest diri saya dan Ara. Saya sahabat Ara,Pak."
"Tapi tujuan kalian tidak masuk akal,"jawab Securty tersebut.
"Pak, kakak saya beberapa hari ini di mimpiin oleh Kak Ara. Dan akhirnya dia rindu. Dia lagi hamil pak, cuma berniat masuk ke kamar kak Ara, habis itu pulang, ini juga permintaan dari cabang bayinya pak."
Jika tidak sedang akting, mungkin Citra sudah mengelplak kepala Sea. Cabang bayi apaan? Yang ada cabang cacing!
"Kalau bapak gak percaya, bapak boleh ikut. Tadinya kita mau bertemu orangtua Ara tapi bapak bilang mereka tidak tinggal disini lagi,"ujar Citra.
"Siapa mereka pak?"ujar wanita paruh baya yang keluar membawa sekantong sampah.
"Mereka mengaku bahwa teman Non Ara dan ingin ke kamar nona,Mik. Iki piye?"
Perempuan yang di panggil Mik tersebut memperhatikan Citra dan Sean, seperti ingin menelanjangi mereka.
"Yaudah ayo. Saya temeni."
"Makasih bik. Wleee,"ledek Sea ke Security yang menunjukkan wajah sangarnya.
"Maafin adik saya ya pak,"ujar Citra tidak enak hati.
Flashback off.
"Apa sebaiknya kita buka diary ini bersama Sean,Ya?"
"Jangan. Abang gak boleh campur tangan dalam masalah ini kak. Cukup kita."
"Sini, biar Sea yang baca."
"Lebih baik kita ke makam Ara dulu,Ya. Kita izin sama dia, biar bagaimanapun diary ini ditujukan pada Sean."
"Sea setuju,Kak."
Mereka menyimpan dengan baik diary bercover minion tersebut. Lebih baik mereka meminta restu dari Ara.
"Perasaan Sea gak enak, dari balik rumah kak Ara kita seperti di ikuti gitu, kak Citra ngerasa gak sih?"
"Ngerasa sih, kakak pikir ini cuma halusinasi kakak."
"Terus kita gimana?"
"Gini aja, kita jangan ngeluarin suara mengenai diary. Pokoknya kita ya selayaknya orang melayat,"usul Citra.
"Tumben kakak briliant."
"Gak usah mulai Ceya!"
"Ish, Sea kak, Sea. Bukan Ceya!"
***
"Hai,Ra. Apa kabar?""Aku sehat,kamu senang?"ujar Citra mengusap nisan Ara.
Angin bertiup kencang "Kakak nyariin bang Sean ya?"ujar Sea ngaco.
"Abang lagi di Singapur sama Luara. Laura itu bule Belanda kak. Sea gak suka deh, kenapa harus dia sih?"
"Hus, jangan cerita gitu di makam Ara,Ya,"tegur Citra.
"Memang Sea gak suka sama si mama Lauren itu. Dia itu gak tulus kak. Yakali Sea punya kakak ipar modelan begitu. Manja, otaknya duit, diskonan, branded, beuh pokoknya itulah itu."
"Kamu mau berdoa atau mau ghibah?"tanya Citra.
"Hehe,pis."
"Ra? I know you know maksud kami kesini. Bantu kami ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara dan Sean
Romance(END) Bertemu dengan Sean yang notabenenya jutek, aneh, tidak bisa di tebak, kadang manis buat diabetes tapi tetap datar dan kalau bicara pedas--ngalahin sambalado masakan emak. Ara si wanita pecicilan, petakilan dengan suara toa-nya tidak pernah me...