"Nih isi formulir nya." Ucap Defan dengan nada datar dan cueknya.
"I--iya kak," Balasnya gugup, lalu mengisi formulir ekstrakulikuler PMR itu dan di serahkan kembali kepada Defan.
Defan pun menyerahkan nya kepada kakak kakak yang duduk di meja depan dan kertas formulir tadi di satukan dengan folmulir yang lainnya yang sudah di isi.
"Oke selanjutnya Latihan Kepalang Merahan akan di laksanakan setiap hari sabtu sepulang sekola." Ucap kaka yang bicara di depan sebelum mengakhiri pertemuan pada hari ini.
"Iya kak." Jawab semua serentak.
"Saya tutup pertemuan hari ini, selamat Sore dan selamat datang untuk menjadi anggota baru dari ekstrakulikuler PMR ini, silakan pulang ke rumah masing masing." Lanjut kaka di depan dan kali ini di jawab anggukan oleh semua diswa di kelas itu serentak.
Semuanya pun berhamburan untuk pulang ke rumah masing masing, ada yang menunggu jemputan ada yang mengambil kendaraan di parkiran, dan ada yang menunggu angkutan umum.
Maysa saat ini sedang berada di depan gerbang untuk menunggu jemputan dari sang abang, karena ia sudah mengabarinya setelah keluar dari ruangan tadi, dan abangnya pun sudah berjanji akan menjemputnnya.
Satu menit,
Tiga menit,
Enam menit,
Sepuluh menit,
Lima belas menit,
Abangnya belum sampai juga.
Sekolah sudah mulai sepi dan menyisakan satu dua orang di dalam gedung beserta kendaraan mereka yang terparkir di parkiraan.
Soal Risa, dia sudah pulang duluan dikarenakan dia harus membantu Ibunya a menjaga sang Adik di rumah sakit. Ia tega meninggalkan Maysa sendiri karena Maysa sudah bilang bahwa dirinya akan di jemput oleh Revan.
Tak lama setelah Risa pergi ada suara seperti kendaraam melaju dan kendaraan itu berhenti, suaranya seperti motor.
"Belum pulang?" Tanya seseorang dari dalam helm full face nya.
"Belum." Jawab Maysa singkat sambil melirik orang di sampingnya dengan kendaraannya, yang sedang melepas helm full face nya.
"Pulang bareng gue lagi mau?" Tanyanya yang sudah di hadapan Maysa sekarang.
Lagi?
Ya lagi karena yang menawarinya adalah Gavin."Gak usah kak makasih, gue udah ada yang jemput."Jawab Maysa apa adanya.
"Siapa May?" Tanya Gavin lagi masih dengan senyum manisnya yang selalu ada pada pada bibirnya sambil beralih posisi bersampingan dengan Maysa.
"Abang gue kak, lebih baik kakak duluan aja, kasian pasti orang tua kakak nungguin di rumah ini kan udah sore juga."Balas Maysa se baik mungkin agar tidak seperti mengusir Gavin.
"Oh ya udah, kalau gitu gue tungguin aja ampe abang lo dateng, baru gue pulang."Bantah Gavin.
"Ck. Gak usah kak, kakak duluan aja." Balas Maysa sambil berdecak.
"Gapa gue disini aja dulu sampai abang lo dateng, jadi kalau abang lo gak jemput lo nanti pulangnya sama gue. Dan inget jangan bantah gue, karena gue gak suka di bantah." Putus Gavin.
"Terserah lo deh kak." Balas Maysa pasrah sambil terus menatap ke depan.
"Oke."
Tak lama setelahnya ada suara klakson mobil Silver yang berhenti di depan Maysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...