Happy weekend
Selamat bermalam minggu bagi yang menjalankan, dan bagi jomblo2 yang senasib nyok kita goshting cari pelarian baca wattpad ehek..Btw I'am sorry but aku lama publis, ehek ralita sekarang lagi banyak target yang harus di kejar jadi kudu semangat yang bener2
Gak mau banyak curhat, nyok
Happy Reading All_______
3 hari lamanya Maysa berada di ruang UGD, dan sejak 3 hari yang lalu juga tepatnya Maysa baru di pindahkan di ruang rawat inap. Sudah hampir seminggu Defan setia bolak balik ke rumah sakit.
Masalah perseteruan dengan Revan--abang Maysa sudah selesai. Dan dengan baik hati Revan mengizinian Defan menjaga adik kesayangannya itu.
3 hari, waktu yang cukup membuat semua orang kelimpungan setelah Maysa tak sadarkan diri. Terlebih pulangnya papah dan mama membuat Revan menjadi sosok abang yang gagal. Kemarahan papahnya sampai memuncak saat ketahui anak tercintanya mengalami keadaan yang buruk. Namun, Stefano tak pernah seutuhnya salahkan keadaan Maysa kepada Revan dalam hati kecilnya, ia hanya terbawa emosi setelah mengetahui akar permasalahannya. Sifat Stefano memang sedikit keras dan tegas.
Stefano juga sempat bersikeras ingin membawa Maysa keluar Negri tepat di ketiga hari Maysa belum sadarkan diri sebab perasaan kalut. Namun, Alhamdulillah Maysa lebih dulu sadarkan diri dan saat di periksa oleh dokter keadaannya mulai berangsur membaik.
Dan jangan lupakan, Defan yang selalu ada menemani Maysa, bahkan saat Stefano hadir dan hampir saja emosi karena kelalain Revan, Defan ikut membantu menjelaskan.
"Kak?" ucap seorang gadis yang tengah duduk sambil memakan apel yang telah di kupas.
"Hmm" Defan ya tetap Defan sikap dinginnya bagaikan sudah melekat kuat.
"Kenapa mau repot-repot?" tanya Maysa, pertanyaan yang sering Maysa ulang lagi dan lagi untuk Defan.
"Karena gue suka,"
"Fttt ..." Maysa tidak lagi menahan tawanya, "Hahahaha" akhirnya ia bisa mengeluarkan apa yang ingin ia keluarkan.
Defan menaikkan satu alisnya lalu menatap Maysa yang masih setia tertawa yang menurut Defan ... garing?! "Kenapa ketawa?" tanyanya.
Maysa menggedigan kedua bahunya lalu mengambil apel yang telah di Kupas Defan dari piring dan memakannya, "Pengen aja," jawabnya di sela kunyahan.
"Sana gih pergi, sekolah, huss!" usir Maysa
Pasalnya ini sudah hampir jam 7 lewat, Revan yang notabennya adalah abangnya saja sudah pergi kesekolah, lah, bagaimana jadinya Defan masih setia di ruangan rawat inapnya dengan gaya santainya. Bahkan pakaian yang Defan gunakan masih kaos oblong warna hitam dengan paduan celana pendek selututnya.
Sebebernya Maysa tidak habis pikir dengan sikap kakak kelasnya yang satu ini, tetapi, ia tak mau membahasnya itung itu rezeki karena di perhatiin gebetan tak sampainnya.
"Ngusir?"
"Iyah!"
"Dih,"
"Udah banyak omong sekarang ya, Bund" ucap Maysa yang berhasil membuat Defan mendelik tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...