Setelah pembagian anggota kemarin Maysa mendapatkan bagian menata Aula.
Kelompok Maysa terdiri dari Maysa, Anita, Rico, Fahmi, Maykel, Clara, Burhan, Asep, Anggel, dan Roni.
Selebihnya dibagi di lain tempat, yaitu di lapangan utama dan lapangan olahraga.
Setelah pembagian kelompok itu, rapat pun di tutup oleh Gavin.
"Oke sekian rapat hari ini, silakan langsung pulang berubung bel pulang sudah berbunyi 20 menit yang lalu dan tetap semangat. Wabillahi topik wal hidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," tutup Gavin sambil tersenyum ramah tak lupa ia sebarkan.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab anggota serentak lalu mereka mulai keluar dari ruangan OSIS dan pergi menuju kelas mereka masing masing untuk mengambil ta.
Setelah Maysa keluar dari kelas mengambil tas Maysa pun berpisah dengan teman-teman seanggota OSIS di kelasnya untuk pulang masing-masing.
Maysa menyusuri koridor sekolah yang sudah sangat sepi sendirian, ya karena bel pulang telah berbunyi 20 menit yang lalu dan di sekolah hanya ada beberapa anak yang sedang latihan.
Sambil menyusiri koridor tangannya tak tinggal diam, ia berusaha menghubungi kakaknya untuk menjemputnya di sekolah.
Maysa menekan tombol panggilan hijau lalu bunyilah tut,, tut,, tut,, dari telepon yang menandakan sedang memanggil.
Tak lama kemudian telepon pun diangkat.
"Halo bang," ucap Maysa saat telponnya di angkat.
"Iya halo dek," jawab seseorang di sebrang sana yang merupakan Revan, abangnya.
"Bang gue udah pulang yah, tolong jemput gue di sekolah sekarang" pinta Maysa.
"lo gak bareng Reno?" tanya Revan bingung, biasanya Reno selalu disisi adiknya lantas kemanakah dia sekarang?.
Saat di tengah koridor pinggir Lapangan olahraga, mata Maysa bertemu dengan seseorang yang sedang menatapnya juga.
Ada Defan di sana, di lapangan olahraga sedang latihan futsal.
Mata Defan seolah tak bisa lepas dari Maysa, Maysa terhenti sejenak namun beberapa saat kemudian ia memutuskan kontak mata itu dan melanjutkan langkahnya kembali setelah mendengar suara dari telpon yang sedang ia pegang.
"Halo, halo dek" ucap Revan karena tidak ada jawaban balasan dari adiknya.
"Eh iya bang, kenapa bang?"jawab Maysa setelah sadar bahwa ia sedang bertelepon dengan abangnya.
"lo gak bareng Reno?" ulang Revan.
"Gak bang gue baru aja pulang kumpulan OSIS, Reno udah pulang duluan bang kasian kalau disuruh tungguin gue," jelas Maysa.
"Oke gue kesana, lo tungguin gue ya dek," setelah menjawabnya Revan langsung memutus sambungan sepihak.
Setelah panggilan dimatikan lalu Maysa menaruh handphonenya kembali ke dalam tasnya.
Saat sudah sampai di pos satpam Maysa pun mendudukkan pantatnya di kursi yang di sediakan di depan pos satpam yang memang sering digunakan siswa untuk menunggu jemputan.
"Neng Maysa belum pulang toh?" ucap pak Ramli yang baru keluar dari pos Satpam sambil membawa gelas kosong, mungkin ia akan membuat kopi di dapur sekolah.
"Eh bapak. Ia nih pak baru selesai nih rapat OSISnya jadi baru pulang," jawab Maysa ramah.
"Nah Pak Ramli sendiri mau kemana ini?" lanjut tanya Maysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
أدب المراهقين[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...