"Jadi gini nak kami di sini mau bicara sesuatu pasalnya abang kamu dan Papah mau pergi ke luar negri, tapi beda tempat nak abangmu ini bang Alga dia minta pindah sama Papah, pindah kuliah kedokteran di Perancis nak sebenernya Papah mau ngomong sama kamu kemarin pas kamu pulang dari Cafe tapi kelihatannya belum pas waktunya kemaren. sedangkan Papah, Papah di pindah tugaskan di Rumah Sakit London untuk beberapa bulan kedepan nak." jelas Stefano.
"Oh iya satu lagi, mba Defina dan Mas Rio mau bulan madu di Bali untuk beberapa bulan." Lanjut Stefano.
'bulan madu atau mau buat rumah di sana sekalian sampai berbulan bulan kek gitu' - batin Maysa .
Maysa tidak menghiraukan kaka pertama nya itu, yang bikin syok adalah Papah dan kakak Keduanya yang pergi ke luar negri? Tempat mereka berbeda pula?.
"Ko ke luar negri semua Pah? "Tanya Maysa sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kalau gue pindah ke Perancis , karena kuliah kedokteran di sana bagus May dan gue pengen banget pindah di sana, kan lo tau sendiri kan Papah mau gue jadi dokter Spesialis Jantung yang hebat," Timpal Alga.
"kalau Papah, itu bukan kemauan Papah nak, Papah di pindah tugaskan untuk beberapa bulan di London kalau boleh milih iya atau tidak Papah juga gak mau jauh-jauh dari kamu dan Bang Revan." Ucap Stefano berusaha menjelaskan pada anaknya.
"Mamah gimana Pah?" Tanya Maysa sabil melirik ke Ibunya dan pindah posisi samping sang Ibu yang berada di sisi lain Stefano untuk memeluknya.
"Papah akan bawa Mamah kalian nak, bagaimanapun Mama kalian istri Papah, Papah di luar negri gak bisa sendirian nak di sana Papah butuh temen untuk urusin Papah." Sahut Stefano.
Revan hanya bisa diam tidak seperti adiknya, mau mengelak pun tak bisa mau ikut pindah ke Luar Negri pun tak bisa, Revan tau betul sikap Papahnya itu kalau A ya A gak bakal pindah ke B.
"Mamah." Lirih Maysa sambil melepaskan pelukannya melirik Ibunya sebentar, berharap sang Ibu menolak ajakan ayahnya.
Irma sekarang sedang di landa kebingun pasalnya ia sangat menyayangi anak terakhirnya itu dan buat jauh darinya sangat berat.
Irma menatap sebentar Stefano lalu menjawab panggilan Maysa.
"Iya nak mamah gak ak--"Ucap Irma terpotong oleh Stefano .
"Maysa kamu harus ngertiin posisi Papah, Papah perlu Mamah kalian di sana bantu Papah." Timpal Stefano pada anaknya, memang benar pasalnya jika keputusannya A ya A gak mungkin jadi B.
Maysa hanya mengangguk paham melepaskan pelukannya sambil mukanya menghadap bawah agar kesedihannya tidak diketahui, Irma mendekat dan memeluk anaknya seraya mengucap "Maafin Mamah ya nak, kamu baik baik sama bang Revan di rumah".
Maysa hanya diam dan membalas pelukan sang Ibu.
"Iya Mah, Mamah hati hati ya "Lirih Maysa dalam pelukan yang mengerat pada sang Ibu .
🍁🍁🍁
Ke esokan harinya, Maysa pergi ke sekolah bersama Revan seperti biasa.
Mereka menghadap guru mereka di kelas masing masing.
Hari ini adalah hari ke 3 Maysa bersekolah tapi ia dan Revan bersepakat untuk izin di jam pertama dan kedua pada guru mereka di sekolah, mereka izin akan mengantarkan kedua orang tuanya beserta kakak-kakanya untuk pergi ke Bandara.
Revan dan Maysa pun setelah meminta izin lalu langsung pergi menuju parkiran untuk pulang ke Rumah.
Dalam keadaan memakai seragam sekolah lengkap Revan dan Maysa masuk ke dalam Rumah dan langsung di sambut oleh anggota keluarganya yang sudah bersiap-siap dengan koper mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...