EnAmBeLaS:''

104 8 0
                                    


Maysa pun melangkahkan kakinya memuju ke pintu Masuk Cafe.

Setelah masuk matanya mengedar mencari keberadaan Defan. Ia terus mencari matanya terus mengedar sampai ia menemukan satu meja dekat dengan jendela pojok tempat nyaman untuk melihat pemandangan yang ada di luar.

Maysa melihat Defan yang tengah memandang pemandangan di luar dengan Hot Coffee di tangannya serta aerphone .

Pria itu sangat tampan memakai pakaian polos santai di balut jaket kulit di tambah sepatu snakers nya yang berwarna merah.

Maysa memesan minumannya terlebih dahulu untuk di bawa ke meja Defan untuknya.

Setelah memesan minuman Maysa langsung mengarahkan kakinya pada meja Defan.

Saat Maysa sudah berada di samping Defan, cowok itu belum mengetahuinya dan masih asik memandang keluar jendela dengan wajah tenang nya serta earphone yang masih setia di telinganya.

Apakah Maysa akan mengganggunya?
Jawabnnya tidak, ia akan menunggu Defan sadar akan kehadiran Maysa sendiri.

Maysa duduk di samping Defan dengan perlahan tapi pasti. Defan tidak menoleh sedikitpun, mungkin karena ia terlalu fokus pada pemandangan dan sedang berkutat dengan fikirannya.

Tak lama waiters datang dengan membawa jus strawberry pesanan Maysa.

"Ini pesanannya mba."Ucap Waiters itu sampai mengagetkan Defan.

What Mba? Batin Defan setelah samar samar mendengar waiters yang bicara tadi.

Seketika Defan mengalihkan pandangannya ke arah sampingnya, ia menguerutkan dahinya saat melihat ada sosok perempuan yang duduk di sampingnya.

"Lo" Ucap Defan saat matanya dan mata Maysa bertemu, tidak beberapa lama mereka bertatapan, Defan langsung melepas kontak matanya dengan Maysa.

Bukannya di jawab Maysa hanya menjawab Waiters tadi, "Iya mba Makasih," Ucap Maysa ramah, lalu waiters itu pun pergi meninggalkan Maysa.

"Lo ngapain di sini," Tanya Defan lagi datar dan kini matanya lurus kedepan setelah putus kontak mata tadi.

"Duduk, "Jawab Maysa seadanya sambil tersenyum senyum.

"Kenapa harus di samping gue duduknya?" Tanya Defan lagi dengan nada yang dingin dan muka yang datar.

"Karena takdir kak. " jawab Maysa sambil tertawa Renyah.

"Gak nyambung." Ketus Defan.
Maysa hanya terkekeh di tempatnya.

"Hmm. Kak," Panggil Maysa lembut sambil pindah duduk di depan Defan agar bisa melihat wajahnya.

"...."

"Ih kak, kenapa sih kalau ngomong kadang gak di jawab, kadang cuma emm, kadang jawabnya pendek, kadang juga sekalinya jawab panjang bikin hati teriris iris." Jawab Maysa mengungkapkan keluh kesahnya.

"Terus, ck mau ngomong apa sih lo? " Tanya Defan sekarang.

"Kaka udah suka belum sama aku?" Tanya Maysa di iringi senyum yang terbit di wajahnya yang menampakan lesung pipinya.

",,,,,," Defan diam saja, menatap Maysa dengan dingin tanpa niatan menjawab Maysa.

"Kaka udah suka sama aku, kalau kaka ud--" Ucap Maysa terpotong.

"Gak. Gue gak suka sama lo,Dan gak pernah suka. Puas lo" Potong Defan dengan nada dinginnya.

"Oke. Gak masalah mungkin hari ini belum,besok aku tanya lagi kok." Jawab Maysa lagi dan lagi dengan senyum manisnya.

Someone [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang