"Kemana aja?" tanya Revan setelah Maysa sudah berada di depannya.
Maysa diam lalu tanpa aba-aba ia langsung duduk di samping abangnya sambil menaruh kantong plantik dari toko buku di atas pahanya.
"Huh,, Kenapa duduk diluar?" tanya Maysa balik kepada abangnya, pasalnya bukankah tadi ia sudah meminta abangnya agar memesan eskrim dan menunggunya di dalam.
"Jawab abang dulu Maysa Azahra,"
"tad--"
"Woy Maysa.. Kemana aja lo" seseorang yang baru saja datang langsung memotong ucapan Maysa.
"Elo!"
"Aelah kaget bener muka lo, iya ini gue, gue tadi dihubungin abang lo katanya lo ilang dia suruh gue bantu nyari lo di mall yang gede ini. Ya masa ia abang lo cari lo dirian" ucap seseorang itu yang diketahui laki-laki.
Maysa melirik abangnya, mencoba mencari kepastian dari omongan lelaki itu yang tak lain dan tak bukan adalah sahabatnya, Reno.
"Hmmm,, iya tadi gue hubungin si Reno supaya bantu gue jaga jaga kalau lo ilang... Bisa di penggal pala gue sama ortu." Revan menjawabnya sambil menunjuk kepada Reno ya sosok laki-laki yang baru saja datang itu.
Maysa hanya memberikan cengiran tanpa dosanya kepada Revan sambil berucap "Maaf ya bang soalnya tadi ada kendala di jalan hehehe."
"Jangan ulangin"
"Iya."
"ey ey saudara sekalian btw terus gue mau ngapain disini?" tanya Reno yang bingung sendiri, toh Maysa sudah ada sekarang tak perlu ia membantu mencari lagi.
"Makan aja ws yuk," ajak Revan menengahi.
"ayok bang, elah gue juga dah laper hahah"
"Es krim gue bang?"
"kedainya dari tadi penuh, nanti lain kali aja." setelah Revan mengucapkan itu Maysa menjawab dengan anggukan lalu mereka bertiga pergi menuju ke lestaurant terdekat untuk mengisi perut mereka.
🍁 🍁 🍁
"Woy nglamun terus!" ucap seseorang yang mengagetkan Maysa dari belakang sofa ruang tamu."Ajigile abang ngagetin aja lo," ucap Maysa sambil mengelus elus dadanya.
"Lagian kerja lo lamun terus gue lihat dari pulang ngemall, ada yang ditutupi ya sama abang," curiga Revan sambil memicingkan matanya menatap Maysa dan menegakkan badannya.
Maysa melihat abangnya yang duduk di sofa depan berusaha mengintrogasinya, bingung harus menjawab apa.
"Mmmm aelah apaan sih bang gaada apa apa juga," jawabnya cukup lama setelah memikirkan kata kata yang pas.
Sebenarnya dari pulang ngemall Maysa selalu memikirkan kata kata yang sempat Defan ucapkan saat mencekal pergelangan tangannya.
Jangan berubah
Jangan berubah
Jangan berubah
Janan berubah
Apa maksudnya coba?!
Ia mengatakan hal itu, bukankah Defan sendiri yang menginginkan Maysa menjauh dan menghindar darinya."Nah lo ngalmun lagi kan," ucap Revan membuyarlan lamunan Maysa.
"Mikirin apa sih Ya lo itu,ikirin cowok itu ya?" lanjutnya.
"Eng--enggak lah gak mungkin gue pikirin dia, buat apa pikirin orang yang jelas gak peduli sama kita," dusta Maysa pada Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...