Sudah 1 minggu berlalu Maysa menjauhi Defan, mulai dari menghindari Defan saat berpapasan dimanapun di sekolah atau ekskul, tidak menchatnya lagi, tidak memberikan Nasi goreng.
Defan merasa mulai ada yang beda dengan Sifat Maysa. Tapi bukankah ini yang diinginiannya selama ini?
Ntahlah Defan bingung dengan fikiran dan hatinya yang mulai tidak searah ini.
Defan melangkahkan kakinya menuju kelasnya.
Kali ini ia berangkat lebih pagi, pukul 06:00 ia sudah sampai di sekolahnya.
Kakinya memasuki area kelasnya dan setelah sampai di bangkunya ia langsung mendudukan pantatnya.
Tangannya tak tinggal diam saja, tangannya mulai berkeliaran di kolong mejanya.
Bibirnya ia naikan sedikit, membentuk senyuman kecil sangat kecil sehingga hanya ia yang tau bahwa itu adalah sebuah buah senyuman saat ia menemukan sesuatu di kolong meja.
Tanpa berlama lama ia pun mengeluarkan sesuatu itu dari kolong mejanya yang ternyata adalah sebuah coklat, ia mengerutkan dahinya bingung siapa yang memberikannya coklat.
"Apa mungkin ini dari dia"
Batinnya terus berkata kata.Tanpa berlama lama Defan mengambil surat kecil yang di tempelkan di pita yang di ikatkan dengan coklat tersebut dan langsung membacanya.
Hay ka..
Namaku Fandra, aku anak kls X yang sering liatin aktivitas kaka di sek--Belum semua surat itu terbaca Defan langsung meremas surat itu dan melemparnya di tong sampah pojok dengan wajah datarnya.
Dugaannya salah, ternyata bukan dari 'dia' dan siapa tadi gadis yang memberikannya coklat ntahlah Defan tak mengenalinya sama sekali.
"Wih pagi pagi dah berangkat pegang coklat pula," ucap seseorang yang berhasil membuyarkan lamunannya.
"Buat siapa sih," ucap seseorang yang lain seraya mendudukkan pantatnya di samping Defan.
"Nemu kolong meja," jawab Defan singkat.
"Nih buat lo,"Lanjutnya sambil memberikan coklat itu pada Vino, dan yang tadi masuk adalah Raka dan Vino.
Dengan sigap Vino menerimanya tanpa pertimbangan, toh sudah biasa Vino jadi tampungan makanan-makanan dari fens Defan yang hanya seberapa itu tapi jangan sangka makanannya enak-enak.
"Bagi weh," timpal Raka yang duduk di belakang.
Sementara Vino dan Raka asik memakan coklat, Defan mengambil buku Matematika dan paket Matematika di dalam tasnya lalu mulai bergulat dengan rumus.
"Deff," ucap Vino sambil sesekali memakan coklatnya yang telah di bagi dua dengan Raka.
"Hmm" jawab Defan dengan deheman karena masih sibuk bergulat dengan buku buku Matematikanya.
"Pulang sekolah ngefutsal jangan lupa," ingat Vino mengingatkan.
"Hooh loh ingat di acara Dies Natalis nanti sekolah kita tanding sama Sekolah Bisma," tambah Raka.
"Hmm" jawab Defan masih dengan Deheman.
"Hmm hmm hmm terus prasaan dari tadi lo mau gantiin Nisa Sabang?" ucap Vino yang geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Fiksi Remaja[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...