TiGaBeLaS:''

96 6 0
                                    

"Ck, gak di bales sih ah, masa di chat 20 kali gak ada yang di bales satu pun. " Decak Maysa.

Maysa terus saja begumam dan berdecak kesal oleh kelakuan Defan yang tak kunjung balas pesan darinya.

Sampai akhirnya ia jengah dan menaruh benda pipih itu di meja ruang tamu, lalu gadis itu terfokus pada televisi di depannya.

"Nih buat kamu dek," ucap seseorang laki-laki jangkung beralis tebal yang menyodorkan coklat di depan mata Maysa.

"Sogokan ya kan." Jawab Maysa datar, tak seomosi tadi pagi, rupanya ia sudah mulai tenang.

"Eh. gak kok gue gak nyogok lo, cuma buat tanda minta Maaf aja." Ucap Revan setelah coklatnya di terima oleh Maysa.

"Sama aja kalees." Balas Maysa.

Maysa membuka coklat dari abangnya itu dan memakannya.

"Bangg," Panggil Maysa di sela-sela memakan coklatnya.

"Hmm, iya ada apa adek kesayangannya abang,"  Jawab Revan seraya mengacak puncak kepala Maysa dengan lembut dan menatap Maysa.

"Aya mau ngomong serius sama abang, " Ucap Maysa kembali sambil menghadap pada abangnya dan menghentikan aktifitas makannya.

"Abang masih inget kan kejadian dulu?" Lanjut Tanya Maysa.

Kejadian dulu?
Ada apakah dulu?
Pokoknya ada kejadian dulu yang membuat Maysa benci akan perkelahian.

Revan hanya menganggukan kepalanya.

"Aya gak mau abang ngulangin kaya tadi pagi lagi bang, Aya takut kalau ab--" Ucapannya terjeda saat Revan menempelkan jari telunjuknya pada bibir Maysa.

"Jangan ngomong kaya gitu May, abang bakal baik-baik aja, toh abang ngelakuin itu juga ada alasannya." Sahut Revan.

Maysa diam dan ia menitihkan air matanya, teringat akan masa lalu dahulu.

"Hey,, adiknya abang gak boleh nangis gitu ah jelek," Ucap Revan sambil menghapus air mata sang adik.

"Apa alesannya yang buat abang berantem kemarin bang, bilang sama Maysa." Sahut Maysa masih dengan air yang kembali mengalir.

"Di bilang jangan nagis, abang gak bakal kenapa-napa."

"Maysa tak--"Ucap Maysa terpotong lagi, dan kali ini Revan tidak melakukan hal sebelumnya melainkan ia langsung menarik sang adik kedalam pelukannya.

"Maafin abang May, yang udah buat lo inget masa lalu itu," Ucap Revan pada sang adik yang masih di peluknya.

Maysa semakin terisak dalam dekapan pelukan abangnya.

🍁🍁🍁

Jam menunjukkan pukul 06:15.
Sekarang Maysa dan Revan sudah ada di dalam mobil sport menuju ke sekolah.

Seperti kesepakatan tadi Malam Revan sudah berjanji pada Maysa akan mengantarkannya ke suatu tempat terlebih dahulu Sebelum berangkat ke sekolah.

🍁🍁🍁

"Ck, ko dia belum berangkat juga sih mana jam pelajaran pertama pelajaran Biologi lagi," Decak gadis yang terus saja melirik arah pintu kelas.

"Ris temen lo belum berangkat? " Tanya seseorang laki-laki yang baru saja masuk kedalam kelas.

"Iya nih, gue juga telfonin dia dari tadi gak di angkat angkat Vin." Jawabnya kepada Kevin--Ketua kelas--.

"Lo tau kan ini pelajaran pertama pelajaran apa? "Tanya Kevin seraya berjalan menuju bangkunya yang tak jauh juga dari Risa.

Someone [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang