"Gue dengerin semua yang lo ucapin sama Bunda pas ulang tahun Anggi, bukan maksud gue lancang cuma awalnya gue gak sengaja." Defan menjawab apa adanya. Ya, dia tak sengaja mendengar semuanya saat Maysa mengobrol bersama bundanya, itu mutlak tak sengaja Defan dengar awalnya yang berakhir ia menguping karena penasaran.
Sempat terkejut juga, tapi Defan sadar, ini takdir bukan salah Maysa atau siapapun.
Setelahnya Defan berdiri dari bangku taman. Berjongkok bertumpu pada satu kaki.
"So, Maysa Azahra, apa lo mau kembali ke gue dan mengisi hari-hari gue untuk ke depan. Kali ini bukan sebagai pengejar lagi untuk gue. Tapi, gue akan selaraskan langkah, berada selalu di samping lo, apa lo mau kembali?"
Maysa dibuat kicep lagi, sampai gadis itu membungkam mulutnya dengan kedua tangan. Terkejut? Sudah pasti, siapa sangka seorang Defan Dwi Anggara akan mengucapkan kata langka ini.
"Do you my girl friend, Maysa Azahra?"
"Hah, gimana gimana?" blank sudah pikiran Maysa.
"Gue suka sama lo, gue cinta sama lo, yang bodohnya baru gue sadari, jadi apakah lo mau jadi pacar gue, pendamping gue?"
Bulir bening luruh begitu saja tanpa Maysa ingini, kali ini ia juga tidak menyangka akan mengularkan air yang tidak seharusnya luruh. Tapi mau bagaimana lagi, air mata itu luruh begitu saja, Maysa terlalu shock.
Tanpa banyak kata Defan menarik Maysa dalam dekapannya, membawa gadis itu ke pelukannya, menyandarkan kepala Maysa dada bidangnya. Mengizinkan Maysa menghirup bau mint yang melekat pada tubuhnya.
Detik itu juga tangis gadis itu pecah begitu saja debgan deras.
"Maafin gue ... maafin ... atas segala sikap dan perilaku gue sama lo" bisik Defan, tangannya setia mengelus punggung Maysa sayang.
Maysa hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
🍁🍁🍁
Setelah kejadian di taman rumah sakit yang tidak di sangka-sangka akan terjadi membuat niat Maysa yang ingin melupakan Defan alias move on gagal total.
Maysa kira Defan kesurupan atau mabuk, namun rupanya setelah kejadian itu dan Maysa menerima Defan, sosok pria di hadapannya kini berubah menjadi manis dan murah senyum.
"Gue sayang lo," ucapan Defan dengan senyum manisnya diiringi lesung pipi yang terlihat jelas.
Kali ini atau lebih tepatnya mulai sekarang Defan tanpa enggan akan memperlihatkan senyumnya beserta lesungnya itu.
Tangan Maysa terangkat, kedua jari telunjuknya menekan-nekan lesung pipi Defan, "Aku suka lesung pipi kamu" ucapnya sambil tersenyum malu.
"Semua yang ada di kamu, aku suka" lanjutnya lalu melepaskan tangannya dan memalingkan wajah malu.
Pipi Defan menghangat. Kalau saja gadis itu melihat Defan sekaranh mungkin ia akan melihat jelas rona merah di pipi pria itu juga.
Sial, jadi gini rasanya bahagia karena cinta batin Defan.
Tangan Defan terangkat mengacak rambut Maysa gemas dengan senyum yang terus mengambang.
"Hayoloh, kalian ke-gep" ucapan seseorang yang baru masuk dengan membawa tentengan plastik hitam di tangannya.
"Asik nih kalau gue bikinin novel, Saat Pria Dingin Terluluhkan atau Tersadarnya Pria Dingin Akan Cinta Yang Selama Ini Terabaikan."
Raka mengikut pengantin Vino, "Kepanjangan, njir" lalu mereka tertawa bersama kecuali satu orang yang menjadi bahan penistaan.
Raka beranjak dari depan pintu membawa tentengannya diikuti Vino di belakangnya.
"May, nih gue sama Vino bawain cake di cafe depan katanya enak jadi daripada kita kesini gak bawa apa-apa kan malu, ya gak si Vin?"
"Yoi, kalau jenguk 'kan harus bawa tentengan gak cuma bawa diri sama bawa perasaan aja." sahut Vino.
Jelas sekali dalam perkataan mereka berdua tersirat sebuah nyinyiran untuk sang sabar yang hanya diam tanpa ekspresi.
Malas menanggapi ulah sang sahabat yang tidak ada hentinya menjadi hatters.
"Ya gak, Def?" tanya Vino sambil menahan kekehannya.
"Bacot kalian," ucapan Defan yang mendapat sikutan dari Maysa.
"Kaka."
"Ih bucin ih, langsung diem Vin" ucapan Raka usil lalu tertawa bersama.
Ya Tuhan singkirkanlah mereka berdua sekarang dari hadapan Defan. Atau bawa saja mereka ke rawa-rawa.
Maysa hanya tersenyum tipis melihat Defan tersiksa karena di bully sahabat-sahabatnya.
Maysa senang melihat Defan yang beda sekarang. Defan yang memandangbya penuh cinta, degan yang mu lain menampilkan ekspresi dari raut wajahnya-kesal, bahagia, sedih- yang tak sungkan untuk pria itu tmpilkan kini di depan seorang Maysa Azahra.
Terima kasih Tuhan,
Terima kasih Bima,
Dan
Terima kasih cinta.Jadi seperti ini rasanya mencintai dan balik di cintai.
Mengejar dan balik mengejar.
Memiliki dan saling memiliki.
Serta,
Menyayangi dan saling menyayangi.Mengisi kepingan hati yang kosong, menjalani hari-hari penuh warna dengan kebahagian.
--Tamat--
Huft jadi ini ending yang membagongkan huhuhu.
Gimana?
Kurang?
Atau
Masih rindu?Jahat sekali ya vii, sekalinya keluar membawa ketamatan. Huhuhu
Kalem masih ada epilog karena ada prolog heheh
Good bye next updetan:)
See you and i love you
![](https://img.wattpad.com/cover/193353436-288-k213636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Novela Juvenil[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...