LiMaPuLuH EmPaT

34 3 0
                                    

Salam hangat

Gimana kabarnya?
Baik kan?
Alhamdulillah
Maafkan daku yang suka ngaret updet ini hihihi maklum sedang berada di fase sulitnya mencari kerja apalagi di masa pandemi kek gini hueeuee...
Doain cepet dapet panggilan, interview lancar dan lolos
Aamiin
Aku lg tunggu panggilan soalnya heheh

Segini aja
Happy Reading cintah:)

----------------------

"Lo yakin?" balik tanya Reno

"Kenapa enggak? Sekarang tinggal kita buktiin itu dia apa bukan" tantang Maysa.

"Nah itu dia!" ucap Reno heboh sendiri kala melihat seseorang yang jauh dari tempat mereka berjalan tergesa.

"Ma----" ucapan Maysa terhenti kala berbalik dan dapati sosok pria tinggi yang hendak mendekatinya.

"Hai kak ...." sapa Reno sopan yang di jawab anggukan kecil oleh orang yang di sapa. Tak lupa senyum tipis yang menampilkan sedikit lesung pipi di kedua pipinya yang mencuat.

"Lihat menawan sekali pilihanmu!" ucap Reni di samping telinga Maysa dengan suara yang kecil.

Cih, menawan tapi bangsat! batin Maysa tersenyum remeh. Senyum meremehkan itu kini timbul kala Maysa berpapasan dengan orang itu.

"Gue pergi!" uca Maysa lalu beranjak. Saat berpapasan dengan orang itu, Maysa mengaja menabrakkan bahunya keras. Tidak ada lagi kesopanan, tidak ada lagi keramahan, yang ada dalam diri Maysa sekarang merupakan kebencian dan kebencian.

Tanpa pikir panjang Reno beranjak menyusul Maysa setelah menunduk sopan, pamit sebelum mengejar sahabatnya. Sedangkan sosok itu, sudah menerka-nerka apa yang menjadi sebab Maysa berubah, dari gadis sopan menjadi gadis tidak beradab. Sosok itu sedikit menampilkan senyum smirk-nya

🍁 🍁 🍁

"Bang ... Aya mau pergi bentar ya ke toko buku"

Terdengar suara heran dari sebrang sana, "Ha? Mau apa? Sama siapa?"

Maysa menarik napas panjang, sifat kakanya ini kembali seperti biasa. Seolah dunia luar tanpa dirinya itu bahaya untuk gadis itu.

"Lo lupa ada Reno, Bang?" jawab Maysa yang dijawab helaan napas lega dari sebrang sana. Sebenarnya Revan kira Maysa menghubungi dirinya karena minta di jemput, ternyata hanya untuk izin. Ngomong-ngomong untuk kelas XII memang dipulangkan lebih awal beda dengan kelas XI dan X.

"Mau kemana?" rupanya jawaban Maysa yang tadi masih ada hal lain yang mengganjal pikiran Revan, tidak membuat Revan lega sepenuhnya. Gila sih, abang Maysa yang ini memang abang idaman banget bagi orang lain. Gimana tidak, Revan tuh sudah bagaikan orang tua ke-2 Maysa saja, jujur beneran deh tanyakan saja pada Maysa.

"Beli buku. Untuk ulang tahun adik teman, abwangku" jawab Maysa.

"Oke ati-ati, pulangnya jan terlalu sore. Jan lupa mak--"

Someone [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang