LiMaPuLuH EnAm

23 2 0
                                    

Adakah yang menunggu??
Aku kembali di senin malam:D
Gimana ada yang rindu
Hueheuhehe

Langsung aja
Happy redings
Readers...
Typo awas!?

💕💕💕

Janji Bima pada Maysa, pada gadis berlesung itu benar adanya. Bima menepati janjinya.

"Bima menepati janjinya, Bun" ucap Maysa tiba-tiba setelah bunda Defan selesai bercerita, yang sesungguhnya malah tidak Maysa dengarkan. Maysa malah teringat kejadian dulu, yang sebenarnya ingin ia lupakan.

"Apa maksud kamu, Nak?" heran Bunda

"Gadis itu ... Maysa,"

"Apa"

"Iya, gadis itu Maysa, Bun. Maysa yang menyebabkan Bima meninggal, itu karena Maysa" tanpa di minta dan diinginkan air mata itu kembali turun dari manik yang selalu terlihat teduh itu.

Bunda Defan sempat terkejut namun setelahnya menarik tangan Maysa, membawa Maysa ke dalam pelukannya. Ia juga salurkan rasa sayangnya di sana.

"Jangan salahkam dirimu, Nak. Ini takdir sudah Tuhan yang mengatur," ucap Bunda bijak, tangannya terus bergerak mengelus punggung Maysa yang menangis. Tak bisa di bohongi Maysa kali ini tidak kuat, ia selalu salahkan dirinya sendiri selama ini.

"Bunda tau, kamu selama ini selaluh menyalakan dirimu sendiri, Nak. Bunda tidak salahkan siapa pun, ini adalah takdir. Lupakan semuanya, keluarkan apa yang menjadi bebanmu dan jangan pernah lagi menyalahkan dirimu."

"Bunda ... hiks ... hiks"

"Walaupun bunda dan keluarga merasa kehilang, tapi kami tidak pernah menyalahkan siapa pun, Nak. Bila memang gadis yang Abi jaga adalah kamu bunda malah senang"

"Bund ...."

"Senang karena pilihan Abi adalah menjaga kamu,"

🍁🍁 🍁

"Sendirian aja," ucapan seseorang berhasil membuyarkan lamunan Maysa.

Raga Maysa memang sedang berada di dalam acara ulang tahun Anggi, namun kesadarannya terbawa angin ntah ke mana.

Setelah memberikan hadian kepada Anggi, Maysa memilih menyingkir. Bahkan sampai sekarang saja Maysa belum bertemu dengan Defan, Defan sangat sibuk dan Maysa tak ingin mengganggunya. Toh, tujuannya ke sini hanya untuk gadis yang baru menginjak umur 4 tahun itu.

"Eh Kak Vino," saut Maysa.

Vino berdehem lalu duduk di samping Maysa. Maysa memang tengah duduk di taman depan rumah Defan, ia sengaja memisahkan diri dari keramaian.

"Lo gak masuk?" tanya Vino.

"Nggak Kak. Lagian di dalem lagi ada keluaga besar kak Defan," memang, tidak lama saat acara pemberian hadiah, keluarga besar orang tua Defan dan Anggi mulai berdatangan. Memang sedikit telat karena kebanyakan mereka dari Bandung, kata Bunda yang sempat bercerita tadi siang.

"Gue temenin ya," izin Vino

"Tanpa gue ngomong iya pun, lo udah temenin gue dan duduk tanpa izin," jawab Maysa tak lupa diiringi kekehan di akhirnya.

"Oh iya, gue mau bilang selamat ya buat buku lo yang katanya mau naik cetak lagi" lanjut Maysa.

"Lo denger dari siapa?" tanya Vino heran.

Someone [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang