Maysa masih di posisinya tadi sampai akhirnya ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Satu kali ia tidak menengok, Dua kali akhirnya dia membenarkan duduknya lalu menegok ke belakang.
Dan betapa terkejutnya ia saat mendapati seorang pria berbadan tinggi di sana.Maysa mendongak."Ka--Kak Ga--Gavin." setelah mengucapkannya ia segera menghapus jejak air mata yang jatuh tak diinginkannya.
Gavin duduk di samping Maysa sambil menatap Maysa entalah dengan tatapan apa.
"Iya ini gue, lo ngapain di sini? "Tanyanya seraya memegang kedua bahu Maysa." Lo gak papa kan May?"Lanjutnya.
Sedangkan yang di tatap hanya diam, bingung ingin menjelaskan bagaimana.
"Kak,, hiks hiks"Maysa terisak tak kuat lagi diiringi dengan air mata yang mengalir tanpa persetujuannya.
Seketika Gavin langsung menarik tubuk Maysa dan memeluknya, untuk menyalurkan ketengan di diri adik kelasnya ini yang akhir akhir ini dekat dengannya.
Maysa menangis sejadi jadinya di pelukan Gavin semua kekecewaannya dia keluarkan lewat tangisannya seraya memukul mukul dada bidang ketua OSIS itu.
"Sakit kak, hiks hiks"Ucapnya di sela sela tangisnya.
Gavin terus mengelus rambut belakang Maysa sambil berucap, "Kalau lo mau luapin, luapin sekarang aja biar lo tenang May."
Maysa terus menangis, ia tidak peduli sekitar yang memang sepi dan Gavin pun terus berusaha menenangkannya.
Setelah beberapa lama. Maysa mulai membaik dan berusaha menenangkan dirinya.
Saat ini mereka memang madih di taman elakang sekolah, jangan tanya mereka bolos atau tidak. Karena jawabannya Ia mereka dua jam sudah mereka berada di sini berdua.
Suasanya disana sungguh canggung sekarang. Tidak ada yang mau membuka obrolan mereka diam dengan fikiram sendiri.
"Ma--maaf kak. " Akhirnya Maysa membuka obrolan yang tadi sempat canggung.
Gavin yang sedari tadi lurus ke depan menengok kepada adik kelasnya ini yang tingginya sebatas bahunya.
"Gak papa May. Dimanapun dan kapanpun lo butuh gue, gue ada buat lo." Ucapnya seraya tersenyum manis sehingga lesung pipinya timbul.
Maysa pun tersenyum tulus. "Makasih kak". Ucapnya.
"Lo boleh kok kalau mau berbagi kesediah sama gue, gue bisa jadi pendengar yang baik buat lo."Ucap Gavin, masih sama memandang Maysa sedangkan yang di pandang matanya fokus ke depan.
Merasa tidak ada jawaban, Gavin kembali bersuara. "Gue gak minta lo cerita sekarang, gue tunggu lo cerita kalau lo udah siap aja May." Lanjutnya yang di jawab anggukan oleh Maysa.
Maysa menoleh seraya menjawab perkataan Gavin. "Makasih kak."
"Kaka ko bisa sampe ada di sini kak?" Lanjut tanyanya.
Gavin pun teringat akan sesuatu.
Flesback on
Setelah bel masuk berbunyi, Gavin dan temannya segera beranjak meninggalkan kantin dan pergi menuju kelas mereka.
Saat sudah sampai di kelasnya, Gavin dan teman temannya langsung duduk di bangkunya dan menunggu guru olahraga yang mengajarnya masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Dla nastolatków[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...