Berbagai cara sudah Maysa lakukan untuk mendekatkan dirinya dengan Defan dan sudah 2 minggu lamanya setelah Maysa mendapatkan lampu kuning dari kakaknya. Ia pun semakin gencar mendekati Defan mulai dari menchat Defan, memberikannya bekal nasi goreng spesial yang selalu di taruh di kolong meja Defan setiap pagi pagi atau pas jam istirahat, mendekatinya saat berada di kantin sekolah atau di ekskul PMR. Semua sudah dilakukan oleh Maysa dan seperti biasa Defan hanya menanggapinya biasa biasa saja. Tapi tanggapan Defan yang biasa biasa saja membuat Maysa yakin akan sosok Defan yang selama ini ia cari.
Sosok yang memang pantas di perjuangkan.
🍁🍁
Pagi ini, seperti biasa Maysa bangun pagi untuk membuat bekal untuk Defan di bantu bi Ratih tentunya.
Setelah beberapa menit berkutat di dapur ia pamit pada bi Ratih untuk bersiap siap sekolah.
Setelah Maysa selesai bersiap-siap dan menaruh bekal makanan untuk Defan di tasnya ia bergegas pergi ke arah kamar abangnya, Revan.
Maysa menggedor gedor pintu kamar abangnya terus menerus.
"Aelah abang, bangun bang udah pagi ayo siap siap," Ucapnya diiringi gedoran pintu yang tak sabar.
Maysa mulai jengah dan akhirnya ia memutuskan akan masui ke kamar abangnya. Saat sudah masuk benar saja abangnya ini masih tidue di ranjangnya dengan selimut yang masih melekat.
Maysa masih berada di depan pintu kamar abangnya itu seraya kembali berteriak.
"ABANG BANGUNNNNN.. "Teriaknya diiringi hentakan kaki.
Revan terlonjak kaget akan suara teriaian adiknya yang berada di pintu kamarnya.
"Aelah berisik May, jam berapa coba udah teriak teriak kaya fens alay nya Lawakan Tv." Ucap Revan seraya mengambil jam weker nya di nakas yang elum berbunyi.
"Nih lihat masih jam berapa, jam gue aja belum bunyi, baru jam 6 lebih 10 pagi May." lanjutnya sambil memperlihatkan jam wekernya pada sang adik.
"Heheheh, gue bangunnya kepagian berarti ya, tp bodo ah gue mau berangkat sekarang bangg!" Sahut Maysa sambil menyengir kuda.
"Lo mau bukain gerbang hah? "Tanya Revan sambil menaikkan satu alisnnya yang mulai jengah dengan tingkah adiknya ini.
"Hehehe gak bang. Gue mau belajar lagi soalnya di sekolah, jam pertama ada ulangan harian Matematika." Jawab Maysa masih tetap posisi yang sama di depan pintu.
"Kalau mau berangkat duluan, sama mang ujang aja gue mau tidur entar lagi" Sahud Revan seraya menarik kembali selimutnya.
"Oke, gue berangkat sama mang Ujang. Awas lo kalo gak berangkat gue telfon ayah." Ancam Maysa lalu pergi berlalu meninggalkan abangnya itu.
Maysa pun akhirnya sampai di sekolah dengan kondisi masih sepi. Ia kali ini pergi menuju kelas Defan untuk mengantarkan bekal nasi gorengnya.
Dia tidak memikirkan bekalnya di makan siapa yang penting ia sudah membuatnya untuk Defan dan Defan mau menerimanya saja sudah bersyukur.
Awalnya Defan memang menolak bekal itu tapi lama kelamaan Defan membiarkan saja Maysa memberikan bekal untuknya walau pada akhirnya akan di berikan keoada kawan kawannya.
Maysa bernafas lega saat sudah berada di kelas Defan dan kelasnya masih sepi tidak ada seorang pun di sana.
Maysa pergi menuju ke meja Defan. Ia menaruh kotak bekal berwarna biru muda itu kolong meja Defan, tapi sebelumnya ia sudah menyinkirkan terlebih isi yang ada di dalam meja Defan. Ulah dari para Fensnya lalu ia menyimpan di dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Tamat]
Novela Juvenil[BELUM REVISI] Bagaimana jadinya jika seseorang di masa lalu terus membayangi lalu kita bertemu lagi dengan orang yang hampir sama, membuat rasa lain tumbuh dalam sekejab mata namun berakhir rasa itu tumbuh sendiri tanpa adanya ikatan dengan masa la...