DuAbElAs:''

114 7 0
                                    

Saat kau hadir, disitulah ketenanganku mulai terusik.

-Defan Dwi Anggara.


🍁🍁🍁

Masih tersulut emosi akibat kejadian saat istirahat, Maysa membulatkan diri untuk pulang duluan tanpa menunggu abangnya seperti yang ia katakan saat berangkat sekolah tadi pagi.

Emosinya sangat menggebu, entah kenapa ia baru menyadiri sikap abangnya di sekolah. Di benaknya ada sesuatu yang bertanya tanya Apa yang buat bang Revan jadi seperti ini. lepas kendali.

Benaknya selalu bertanya tanya, kenapa sosok abang yang menerima predikat terbaik lenyap seketika.

Kecewa, menyesal, emosi begitulah rasanya yang di rasakan Maysa sekarang.

Maysa tersadar saat ia sudah sampai di perkiran sekolah, ia bingung mau pulang dengan menggelar apa.

Taxi?
Fikirnya pasti akan lama

Angkutan umum?
Sayang sekolah Maysa sedikit jauh dari Halte.

Mengandalkan sahabatnya, Risa?
Tidak bisa, Risa sudah pulang duluan dari Maysa. Maysa pulang paling akhir dari teman sekelasnya, dan Risa tidak tahu bahwa Maysa sedang marahan dengan abangnya.

Menunggu Revan selesai ekskul basket?
Jelas. Tidak Mungkin sekali.

Maysa terus saja berfikir dan mencari cara untuknya bisa pulang.

Saat sedang berfikir mata Maysa menangkap sesorang yang sedang mengeluarkan motor ninjanya warna hitam dengan variasi merah dari area parkiran sekolah, dan tanpa fikir panjang Maysa langsung saja menghampirinya.

"Kak." Panggil Maysa di samping cowok itu dan, yang di panggil hanya diam saja tanpa membalas.

Selalu saja begini.

"Kak Defan."  Panggil Maysa lagi sambil menoel lengan Defan dan kali ini Defan menoleh melirik Maysa.

"Hmm."Balasnya

"Boleh gak aku numpang sama kakak?" pinta Maysa pada Defan to the point.

Defan beralih posisi menghadap Maysa, memandangi Maysa dengan sorot matanya yang selalu datar dan dingin.

"Gak."  Ucapnya singkat padat dan jelas khas muka datarnya menyertai serta sorot mata datarnya.

"Plis kak, bolehin aku nebeng ya kak plis aku juga anak PMR anak buah kakak masa kakak tega tinggalin aku, " Mohonnya.

"Teruss,"

"Bolehin aku nebeng ya ya."

'Ni anak keras kepala bener' fikir Defan.

"Gak. " Jawab Defan datar seperti biasanya.

Dan setelahnya ia kembali angkat bicara "Sana minta jemput kakak lo aja. "

"Aku lagi marahan sama dia kak, plis ya kak sampe halte aka deh. Aku gak sanggup soalnya jalan kaki kan kakak tau halte jauh dari sekolah kita." Jelas Maysa.

Tanpa Ba Bi dan Bu, Defan langsung naik ke motornya dan memakai helm full facenya sambil melirik Maysa.

"Naik." Ucapnya datar.

Someone [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang