7.

1.1K 169 6
                                    

Minhee memaku melihat Jia yang keluar dari kamar, dia gak tau apa yang ditangisi oleh Jia. Dia hanya tau

Jia seperti anak kecil polos yang sama sekali gak tau apa itu cinta, tapi kegemarannya menulis sajak cinta

Tanpa ia alami sama sekali, Itu yang dikatakan otak kecil Minhee.

Mungkin Jia lagi butuh waktu, nanti juga tuh bocah cerita pikir Minhee lalu memakai selimutnya hingga atas.

"palingan juga Jia lagi tidur di ruang TV" Minhee memejamkan matanya sampai dia terbawa ke alam bawah sadarnya.

***

C

ahaya matahari yang tidak terlalu terang memasuki kamar bercat magentha itu, membuat si empunya langsung bangun dari tidurnya menyibakan gorden ungu tua. Lalu melihat langit yang gelap karena awan mendung.

Minhee keluar dari kamarnya menuju ke ruang TV, dia ingin menemui Jia.

Nihil.

Minhee lalu menuju ke dapur, mungkin Jia ingin belajar memasak seperti kemarin.

Nihil.

Dia gak menemui gadis itu.

"beli makanan kali ya?" gumam Minhee

Dia menuju ke kamar mandi. Ingin menggosok giginya, semalam tertinggal di kamar mandi dekat ruang TV.

Kriet..

Minhee membuka pintu kamar mandi itu, dia hampir lompat dari tempatnya melihat Jia meringkuk dengan wajah yang pucat.

Dengan cepat dia menggendong tubuh Jia yang basah kuyup.

Bisa dibayangkan dicuaca yang mau menjelang musim hujan, Jia basah kuyup dari entah lha Minhee gak tau.

Minhee membaringkan tubuh Jia di tempat tidur, otaknya berpikir keras bagaimana caranya dia gak bikin Jia kedinginan tanpa ganti baju Jia yang basah.

Minhee juga cowok normal weh. :'))

Tangannya meraih AC yang nyala, lalu dia matikan.

Tapi menoleh kearah Jia dia semakin gak tega, akhirnya Minhee menghela nafasnya kasar. Kakinya menuju kearah lemari baju Jia, mengambil beberapa potong pakaian lengkap.

Tangannya mengambil kacamata hitam hadiah dari teman kakaknya untuknya.

Dia memasang kacamata hitam lalu mulai menukar pakaian Jia dengan telaten.

Setelah selesai dia dia melepas kacamata hitamnya sambil menutupi pipinya yang memerah hingga satu wajah.

Pake kacamata hitam aja yang samar samar otaknya meliar, apalagi gak pake.

Minhee mengambil handuk kecil dan semangkuk kecil untuk mengompres kepala Jia yang memanas.

"Jia, bangun gue laper" kata Minhee sambil memajukan bibir bawahnya, tangannya sedang mengompres Jia.

"hujan Ji, nanti keburu gue mati kelaperan.. Nanti Yujin berjodoh sama siapa?"

Minhee mulai gila, harap bawa pulang ya..

"ji, lu suka jahat sama gue ish.. Ajarin gue masak telur deh"

Zrss

Hujan deras turun pagi ini.

"dari pada buang buang tenaga.." Minhee tidur disebelah Jia, lalu memeluk Jia dikepannya. "gak usah muji gue emang pinter"

Minhee memandang foto besar yang terletak diatas alas alas kecil di gambaran dinding berbentuk pohon tempat menaruh foto foto kecil, vas bunga, dan lilin terapi milik Jia.

Foto besar dimana Minhee dan Jia tersenyum atas dasar kepalsuan di acara penikahan mereka.

Minhee memandang senyum Jia yang sama sekali tidak ada nilai kepalsuan di sana, walau jelas saat itu Minhee memintanya berpura pura bahagia.

Sedangkan Minhee sangat terlukis betapa palsunya senyumnya.

"jia pandai ber kamuflase" gumam Minhee pelan, jika Jia gak bilang saat pulang dari acara sakral. Mungkin Minhee akan berkata kalau Jia adalah orang yang ikut bahagia di perjanjian kolot keluarganya.

"Eung.."

Rengkuhan Jia membuat Minhee melonggarkan pelukannya.

"Hee, Ada apa?" Tanya Jia memandang Minhee yang sedang berjarak sangat dekat di hadapannya.

Matanya bertemu.

"lu mandi semalaman? Gak mikir gitu lu pingsan di kamar mandi? Ada masalah hidup apa sih Ji? Kasih cerita ke gue, biar gue bantu"

Jia terhenyit heran dengan sikap Minhee, gadis itu menghembuskan nafasnya. "kadang kita harus berusaha baik baik saja, agar dunia bisa menerima kita, dan prinsip itu jadi masalah gue saat ini"

Jia itu selain lugu, pandai kamuflase dia juga rumit dengan sikap random nya.

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang