11.

1.2K 152 12
                                    

Cafè IPU.

Rambut sepundak milik Jia dibiarkan terurai, pandangnya kearah kaca Cafè, Seoul sedang diterpa hujan besar sejak semalam.

Iya, saat dia bertengkar dengan Minhee hingga membuat penawaran konyol yang gak masuk di akal sehat.

Jia sedang jalan bersama Jeon Doyum, lagi.

Seragam mereka masih terpasang lengkap, kemeja berbalut kemeja dan rompi, gak lupa dengan dasi yang masih rapih.

Doyum meletakan nampan yang berisi pesanan mereka, arah pandangnya mengikuti Jia. Disana terlihat jelas bagaimana Minhee mengecup bibir Yujin sekilas lalu tersenyum.

Sadar Jia, lu siapanya Minhee? Pikir Jia.

"mereka goals banget ya? Nanti kalau mereka nikah masih romntis gak ya?" Tanya Doyum ke arah luar kaca cafè itu.

"iya, kayaknya emang Minhee bakal lebih bahagia sih dibanding sama orang lain" kata Jia sambil senyum tipis.

Doyum menatap ngeri Jia, "apa?" Tanya Jia kearah Doyum yang masih menatapnya.

"lu suka ya sama Minhee?" Tanya Doyum

"gue? Nggak lha, ogah banget ngerebut pacar temen sendiri" kata Jia sambil tertawa hambar, hatinya sedang di cubit cubit.

"ooh"

Bahkan Jeon Doyum, orang tampan dan pintar dalam segala hal gak tau Jia sedang berakting.

Aktingnya Jia memang bagus.

Jia menoleh lagi ke pandangannya yang awal, dia sama sekali gak ngelihat lagi Minhee dan Yujin disana.

Kring!

Bel cafè berbunyi, disana Minhee di mentautkan tangannya dengan tangan milik Yujin.

Manik mata Minhee dan Jia bertemu, tidak berlangsung lama Jia memutuskan eyes contact mereka.

"Wah disini ada kalian juga? Doyum, gue ngobrol sama Jia boleh? Lu sama Minhee gih" usir Yujin.

Ajaib.

Doyum pergi tanpa menanyakan alasannya seperti biasanya.

"muka lu kok bad gitu sih"

"badmood Jin" jawab Jia seadanya sambil menguap.

"well, sering kesini sama Doyum?" Tanya Yujin, Jia mengangguk.

"Taesung mau dikemanain?"

"apa urusannya sama gue?"

"maaf deh gue nambah hancurin mood lu" kata Yujin.

"hm"

"dih lu kenapa sih?" Tanya Yujin penasaran kepada teman sejak SMP nya.

"males ketemu seseorang" kata Jia singkat sambil memalingkan wajahnya.

"gue?"

"bukan"

"Minhee?"

"iya kali"

"ooh, mau gue lurusin gak masalah lu sama Minhee?" Tanya Yujin.

"gak usah repot repot, dia pacar lu bukan pacar gue. Jadi, masalah gue gak penting penting banget kok" kata Jia merubah nada bicaranya yang dari dingin menjadi ramah

Seperti biasanya.

"eum.. Buatin gue visi misi jadi OSIS donk" kata Yujin.

biasa.

"eum, gue gak tau.. Pake visi misi gue yang dulu aja" kata Jia, dia gak mau jadi OSIS lagi apalagi harus berurusan dengan Minhee rekan kerjanya saat menjadi sie Mading.

"gue mau jadi bendahara, bukan jadi Mading lagi" kata Yujin sambil mem– pout kan mulutnya.

Supaya imut.

Apa efek dengan Jia? Jia menghembuskan nafasnya kasar.

"tujuan lu jadi bendahara apa? Gimana ca—

"Jia, tapi susah.. Lu taukan, otak gue yang udah sekecil bakteri ini gak bisa di ajak kompromi buat pikir buat ini" jelas Yujin

"terus otak lu di gunain buat apa?" Tanya Jia sambil terhenyit.

"pikirin masa depan sama Minhee, yang selama ini udah kita susun bareng bareng"

Ada denger suara pecahan sesuatu gak? Atau ada yang lihat pisau tertancap gitu?

Drama.

"oh ya? Nanti gue jadi pengapit belakangnya deh sama Doyum, ehehe" kata Jia sambil terkekeh, menyembunyikan rasa sakitnya yang elah berdenyut berkali kali.

Kekehannya berlangsung, hingga Jia mengeluarkan air mata.

"deh Ji, jangan nangis" kata Yujin melihat temannya yang tampak mulai menangis.

"hiks.. Aduh anjir gak bisa berhenti gue" Jia menghapus air matanya.

"menurut yang gue baca dari Internet, kalau keadaan kayak gini namanya lagi ditahap stress atau gak depresi."

Iya Jin, gue tertekan sama semuanya. Lu gak Akan paham batin Jia.

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang