60.

998 92 21
                                    

Song recomended
Breathe - Lee Hi

Jaemin menekan bel rumah adiknya dengan sarkas, emosi kenapa Minhee bisa ngasih sikap yang kurang ajar ke perempuan.

"BUKA MINHEE! JANGAN JADI PENGECUT, GUE TAU LU DIDALEM" teriak Jaemin didepan rumah.

"JANGAN JADI PENGECUT!" ulang Jaemin gusar, dia benar benar berniat buat ninju muka brengsek adiknya itu. Gak peduli mukanya secakep apa, yang penting dia paling cakep. :v

"GUE HITUNG SAMPE TIGA YA!"

"satu"

"dua"

"tiga"

"eh jangan deh, ngerusak properti rumah orang" Jaemin merogoh saku hoodie nya, menemukan peniti. Tangannya memasukan peniti ke lubang knop.

Klek

Rumahnya benar benar berantakan. Botol vodka, wine, soju, Sempane, likeur  betebaran dimana mana. Jaemin sama sekali belum menemukan keberadaan adiknya itu.

Hingga dia mennemukan suatu objek di meja pantry, tablet obat dengan dosis tinggi bertebaran dimana mana. Jaemin panik.

Dengan cepat dia menuju ke kamar adiknya, mendobraknya dengan barbar. Benar aja, dia menemukan Minhee yang gak sadarkan diri dengan mulut yang sedikit berbusa. Disampingnya ada beberapa obat bertebaran.

"Minhee goblok! Bangun jingan! Jangan bikin gue panik! Mati gak bakal ngurangin dosa lu ke Tuhan" Jaemin menekan dadanya, dia berusaha membuat pertolongan pertama. "baru aja gue mau bikin lu babak belur"

"BANGUN WOI, LU BELOM SEDEPRESI JIA." seru Jaemin sambil mendekatkan telinganya ke dada adiknya, jantungnya hampir mau pindah ke usus. Dia mendengar detak jantung Minhee yang lemah.

Jaemim dengan cepat menekan ponselnya menghubungi rumah sakit.

10 menit.

Jaemin menunnggu Jia menyusul ke rumah sakit, Minhee lagi di UGD, lagi ditanganin sama dokter. Jaemin bakal sempet. Shook kalau Minhee hampir kehilangan detak jantungnya.

"kak!" seru Jia datang dengan Olive, dan Yujin dibelakangnya. "gimana kabarnya?" Tanya Jia panik.

"dia hampir kehilangan detak jantungnya, lagi ditindak lanjutin. Dan, lagi mau dipindahin ke ruang rawat inap"

Jia mengangguk lemah, Olive dan Yujin cuman bisa mengelus pundak temannya untuk memberi dukungan.  "gue ketinggalan apa?" Tanya Nayoung dengan nafas tersenggal.

"Minhee over dosis?" Tanya Nayoung.

Jia menegang ditempat, dia kaget karena Jaemin cuman bilang Minhee gak sadarin diri dirumah. "O.D?"

Nayoung mengangguk, "iya!" ujar Nayoung."gue emang ngeliat dia beli obat obatan di apotek orang tua gue" jelas Nayoung.

"kapan?"

"mulai dari beberapa hari yang lalu, dia kurus banget. Beneran deh" kata Nayoung

Dokter beserta perawat yang lain melewati mereka dengan mendorong bangsal milik Minhee, Jia dapat melihat jelas kondisi pemuda itu. Dengan cepat Jia dan yang lain menyusul.

*
*
*
*

Jia memandang setiap inchi wajah Minhee yang terlelap, banyak selang bahkan alat ditubuh pemuda itu sekarang. Jia memang sedikit trauma kalau harus menghadapi Minhee kalau pemuda itu berdiri didepannya, kalau kayak gini dia sama sekali gak masalah.

"Ji... Jia" suara berat itu buat Jia langsung menoleh ke wajah Minhee, matanya berusaha terbuka memandang sekeliling. "Jia.." lirih nya buat Jia benar benar merinding.

Mata Minhee terbuka, menatap Jia yang memasang wajah ketakutan. "Jia?"

"a—ah kayaknya gue—" Jia berdiri hendak pergi, tapi ujung kaos nya ditarik oleh Minhee.

Jantungnya dua kali berdetak cepat, dia takut. Keringat dingin sudah  membasahi wajahnya, kakinya sedikit bergetar.

"Hee, lepas."

"Jia, gue minta maaf."

"lepas" air matanya membendung di pelupuk matanya lagi, berusaha keras tidak menatap pemuda itu.

"Jia, gue bisa jelasin"

"LEPAS MINHEE! GUE TAKUT" bentak Jia memandang Minhee, membuat pemuda itu melepaskan kaos Jia yang dia genggam.

Membuat Jia langsung lari keluar, sedangkan Minhee terdiam, menyesal di ruangannya. Tiba Tiba saja tangannya meremas dadanya yang sakit. Merasakan sesak yang hebat.

***

Sudah hampir satu jam Jia menetralkan suasana dirinya, dia menangis ditaman rumah sakit. Traumanya kembali.

"maafin gue,  Hee.. Maafin"

"maafin gue udah ninggalin lu"

"Minhee, gue gak marah sama lu cuman gue sedikit trauma" Jia berbicara dengan angin, sepertinya dia yang pantas masuk rumah sakit sekarang.

Olive berlarian dengan nafas yang tersenggal, air mata gadis itu turun dari pelupuknya . Membuat Jia terhenyit heran.

"Liv, lu kenapa?"

"Jia.."

"liv, seriusan kenapa?"

"Minhee.."

"Minhee kenapa?"  Jia sedikit panik, tetapi Olive seakan gak tau mau bicara dari mana dulu. "kasih tau!"

Olive menarik nafasnya panjang, "Minhee kehilangan detak jantungnya" seru Olive, membuat Jia membelak dan langsung berlari.

Dia belum siap kehilangan.

Dia belum siap kesepian.

Dia belum siap menerima kenyataan.

Kenyataan kalau sebenarnya Jia mencintai Minhee, dan gak akan pernah berubah sampai kapanpun. Bahkan, Dia gak bisa benci pemuda itu walau sejelek apapun sikapnya.

Langkahnya berhenti mendengar bunyi panjang dari depan ruangan.

Niiiiit.....

Air matanya berhamburan keluar, Minhee meninggalkannya. Minhee meninggalkan Jia buat selamanya didetik ini.

"Gak mungkin!" Jia menerobos masuk kedalam ruangan, melihat Minhee yang masih terdiam kaku dibangsalnya.

"hiks.." isak Jia.

Fin



















































































Tapi bo'ong

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang