24.

961 125 4
                                    

Jia menghampiri Somi, dia masih terisak memandang Somi.

"kak.."

"gak ada yang perlu disesalin lagi Ji, gak ada... Gue sadar bahagia itu relatif, dan takdir itu mutlak"

"kak Heejin bisa bahagia dengan siapapun bukan cuman karena Doyum, dan Doyum pergi itu mutlak. Gak ada yang perlu dikecewain lagi" Somi menghapus air matanya.

Memandang jelas objek dihadapannya.

"maaf seminggu yang lalu gue ngelabrak lu, pemikiran gue sempit maafin gue" kata Somi

"seharusnya aku yang minta maaf sama kakak, bukan kakak" kata Jia

Somi memeluk Jia, "gue harap lu bisa bahagia Jia" kata Somi.

"kak, aku kedepan dulu ya?" Tanya Jia membuat Somi mengangguk, menyisakan dirinya dengan Minhee di depannya.

"gue gak marah sama lu, gue marah sama orang tua lu" jelas Somi

"kapan putus sama Yujin? Lu udah punya orang yang udah ada di garis takdir lu, kenapa lu harus ngelak dengan semuanya? Jalanin yang di depan mata"

"tapi kita gak menerimanya dengan bulat bulatkan?" sahut Minhee.

"Kang Minhee lu bego ya? Gak peka banget sih! Kesel gue sama lu" kata Somi lalu melewati Minhee yang mematung.

***

Jadwal Minhee membuat makanan bulan ini, jangan salah walaupun Minhee kerjaannya rebahan, nonton adventure time, duduk santai.

Dia bisa masak.

Dapat dibuktikan kalau sekarang Minhee sedang membawa bulgogi buatannya ke kamar, gak lupa dengan seporsi nasi untuk Jia yang menangis dari kemarin.

"Ji makan"

"gak mau"

"gue udah buatin lu makan cap—

"gue gak minta lu buatin gue apapun"

"lu punya riwayat penyakit lambung, jangan buat ulah. Gue udah nyisihin waktu gue buat lu, dan sia siain quality time bareng Ahn Yujin"

Nama itu terngiang kembali di kepala Jia, nama Yujin. Gadis yang gak tau apa apa tentang status dibalik Minhee, pacarnya sendiri.

"penyakit penyakit gue, gue gak minta lu yang ngurus. Gue juga gak minta lu nyisihin waktu lu buat gue" balas Jia

Suara parau nya dengan air mata yang terus mengalir.

"bukannya gue udah ngaku kalah, Hee? Dan disini gue bakal jadi pihak yang dirugikan sampai gak tau kapan" Tanya Jia, membuat Minhee terdiam dihadapan Jia.

Seakan gak mendengar perkataan Jia, Minhee menyendok sebuah bulgogi dan nasi didepan mulut Jia.

"GUE GAK MAU KANG MINHEE!" bentak Jia membuat Minhee mata pemuda membulat karena terkejut.

"lu bukan Jia yang gue kenal" kata Minhee sambil memakan bulgoginya.

Daripada jadi sia sia, emang mereka punya hewan peliharaan yang kalo gak abis makan kasih binatang.

"emang Jia yang lu kenal kayak gimana? Sama aja"

"Jia yang gue kenal humoris, mukanya kalem, cita citanya jadi penulis, susah ditebak, gak bakal nangis karena cinta. Kalo misalnya ada orang yang nangis gara gara hal itu jurus hujatnya mulai, kayak waktu Yujin cerita tentang gue"

Jia yang memalingkan wajahnya kini menatap Minhee.

"kata Bucin dengan dominasi anjing, dan bego selalu lengkap buat ngehujat. Kalau gak salah Jia itu gak suka di bentak,takut dijauhin temen, tapi saat dia nangis dia berusaha nutupin semuanya"

Jia menahan sendok yang berisi nasi ditangan Minhee.

"kenapa?"

"kenapa bisa?"

"kenapa bisa lu deskripsiin semua tentang gue, yang lu gak tau itu fakta atau rumor"

Minhee melepaskan tahanan tangan Jia yang Ada diatas tangannya, Minhee lanjut makan.

"stop gue yang akan makan"

Minhee hanya menganggap kabut perkataan Jia, "Hee gue bilang udah, nanti kalo kekenyangan eneg"

"Min—

Chu~

Minhee mencium bibir Jia, "berisik" kata Minhee membuat Jia diam menyembunyikan rona pipinya.

"ampuh ternyata transfer makanannya"

"MINHEE PAOK"






Beginilah jika kedua orang random dijadiin satu :')
Harapan kalian yang waktu itu perang di snapWA aku biar gak unpub kesampaian kan? Awok

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang