57.

682 89 24
                                    

Yujin dengan berani memasuki rumah kediaman Jia, dia gak peduli lagi dengan nilai PKL nya nanti. Alpha satu kali gak buat nilai prakteknya 0.

"JIA.."

Demi apapun, Yujin butuh wanita itu sekarang. Gak peduli lagi belajar dengan Jaemin, atau berhibernasi, atau yoga, atau sedang minum susu hamilnya.

"JIAAAA"

Tangan Yujin membabi-buta menggedor pintu rumah, bahkan dia lupa ada bel di sebelah pintu rumah.

"ASTAGA INI ORANG KOLOT BANGET SIH, UDAH TAU ADA BEL" suara teriakan Jia terdengar ke luar, buat Yujin mencibirkan bibirnya lalu menoleh ke sebelah tembok. Lalu nyegir tanpa dosa sambil meruntuki kebegoannya yang udah setara sama plankton.

"kalau mau tawarin fresh milk, maaf say—

"halo nyonya Kang, mau berapa fresh milk?" Tanya Yujin membetulkan tas selempangnya, buat Jia sadar kalau didepannya itu Yujin.

"eh, umi Yujin.. Enyak Nayoung sama bunda Olip mana?" Tanya Jia sambil nyengir gak dosa.

"gak ada waktu bercanda"

"by the way, Minhee mana? Lu se-PKL sama Minhee kan?" Tanya Jia lagi.

Yujin menarik nafasnya panjang, "Minheecemburubutasamalu,diangeliatJaeminnyiumlutadidicafe" Yujin ngomong cepat dengan satu hembusan nafas.

"hah?"

"Minhee cemburu buta"  Yujin sedikit menekann setiap kata katanya. "dia ngeliat kak Jaemin nyium lu tadi, lu ataupun kak Jaemin bahkann kita gak sadar kalau kita lagi di satu café. Benerkan?"

Seketika Jia mematung, lalu mengangguk lemas. "Mi— Minhee terus gimana?" Tanya Jia.

"murka, dia maksa gue balikan Jia. Beneran, gue gak bohong! Gue gak mau, sumpah Ji. Gue—

Jia memandang sahabatnya sendu. "gue paham" suara Jia lembut kayak lullaby, buat Yujin tenang. "gue gak suka lu ngerendahin diri"

"gue paling benci kalau lu yang ngerendahin diri lu sampai bawah, ji" sangkal Yujin.

"sumpah Ji, dia gak terima penolakan. Gue harus gim—

Sebuah tangan kekar melingkar ke pinggang Yujin tiba tiba, kemeja putih yang masih rapih dengan senyuman lebarnya.

"gue cariin lu, lho bee" Minhee tiba tiba muncul entah dari mana buat Yujin menegang ditempat, bahkan muka Jia susah ditebak sekarang. "kaget?" Tanya Minhee kearah Jia.

Jia meremas celana jeans yang dia kenakan sekarang, Minhee menyeringai. "well, Jia gue sama Yujin balikan. Lu gak mau ucapin sesuatu"

Minhee definisi manusia gila mendekati depresi sekaligus psycho. Yujin bahkan menatap Jia seolah tau yang bakal dilakuin sama temannya itu, Yujin menggeleng tetapi Jia yang menatap Yujin menganggukan kepalanya.

Tangan Jia terulur, "congratulations! Kalian emang cocok, bahkan gue sempet gak percaya kalian mutusin hubungan cuman karena gue. Padahal, gue cuman remahan kripik diantara kalian" kata Jia sambil tersenyum.

Minhee membalas uluran tangan Jia, wajahnya tersenyum. "thanks! Lu emang gak pantas ditengah tengah kita. Keluarga kita cuman ngejual kita buat Doyum, bahkan gue kayaknya udah hampir gila karena gue kecewa sama lu"

"padahal sama sekali gue gak ada perasaan lagi sama lu"

Bukan saatnya Yujin ngambil kripik kentangnya, Yujin cuman memaku. Gadis itu mau melarikan diri aja sekarang, tapi sialnya tangan Minhee masih setia melingkar di pinggulnya. Bahkan, Yujin ikut ngerasain apa yang dirasa sahabatnya saat Minhee ngeluarin kata kata itu.

"bahkan gue gak masalah nyandang gelar duda,"

Mata Jia melebar, dia gak bisa nyembunyiin air matanya lagi. Semesta memang gak ngijinin dia bahagia sama sekali, "fine" kata Jia memandang Minhee, tatapannya menyorot kemarahan sekaligus kecewa.

"cih. Gue juga gak masalah! Terimakasih ya Minhee udah bikim gue bahagia walau cuman sebentar" kata Jia masuk kedalam kamarnya untuk membereskan beberapa barangnya.

Pertama kalinya Jia pergi dari rumah karena ada masalah. Biasanya Jia berusaha menyelesaikannya bersama sama dengan Minhee dirumah. Gak peduli ada cacian, baku hantam, dan lain lain.

Tapi untuk kali ini, Kayaknya Jia emang harus pergi netralin emosinya.

Gue bisa hidup tanpa lu Minhee.
Lu cuman salah paham, lu gak tau apa apa
Lu kelewatan. Dan jangan berharap semuanya bakal lewat begitu aja.

-JIA.

Jia menempelkan sticky note dimeja belajar lalu pergi, sambil menghapus butiran air matanya.

"berenti nangisin bajingan kayak dia." ujar Jia





















Dikit lagi nih endingnya, udah bisa nebak happy atau sad ending?

TBC

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang