41.

805 103 22
                                    

Hai!
Aku bakal discontinued ff ini, jadi maaf ya? Love you

Jia Dan lainnya udah bersiap ngeluarin semua keperluan buat pramuka. Sebenernya Jia gak terlalu suka tuh sama yang namanya pramuka, ngeribetin! Kecuali sih, hal kemah-berkemah.

:)

"lu PKL nanti dimana, Ji?" Tanya Ningning sambil ngejahit boneka kain flanelnya, tugas Seni Budaya.

"toko butiknya mama gue kali" kata Jia fokus biat kompos cair.

"rumah lu bagus Ji, tinggal sendiri?" Tanya Wonyoung ramah, sambil masukin biskuit ke mulutnya.

"astaga Young, katanya lu mau diet hari ini" kata Yujin ngingetin sahabat jangkungnya itu.

Jia berdiri dari tempat lesehannya, "kalian mau minum apa? Sirup? Soda? Susu? Air biasa? Teh?" tawar Jia.

"Semuanya sirup aja" kata Chaerin senyum, lalu balik ke karya tulisannya dia lagi.

Wonyoung bisikin sesuatu ke telinga sahabatnya. "eum.. Ji, ada gunting lagi gak? wonyoung minta nih, tapi dia gengsi" kata Yujin

"oh, ada dikamar atas. Buka aja gak di kunci" Yujin ngangguk. "terus cari di atas nakas, atau gak laci deket lampu. Ngegeletak kok" kata Jia terus pergi ke dapur, sedangkan Yujin ke kamar Jia.

'semuanya gue udah umpetin ini' kata Jia dalam hati, mulai masukin air sirup ke masing masing gelas.

Setelah selesai buat sirup, dia meletakan ke atas nakas.

"tunggu, guntingnya kan ada dilaci ketiga tempat gue naruh foto foto nikahan.." kata Jia lalu bergerak cepat ke arah ruang tamu, berharap Yujin masih ada ditempatnya.

***

Yujin masuk ke kamar Jia, ngeliat sekeliling yang masih kesannya baru. "ih, bau papermint... Seleranya Jia ternyata kayak Minhee ya? Pantes aja mereka sahabatan lekat banget" kata Yujin dengan kagum ngeliat sekelilingnya.

"kasurnya gede banget, ada balkonnya juga lagi!"  seru Yujin.

Yujin itu anak dari latar belakang orang sederhana, pas pasan. Bahkan dia kursus main musik aja dari uang jajan dia sendiri.

Yujin ke arah jendela besar di sebelah pintu kamar mandi di ruangan itu. "gila sih, gue mah gak abis pikir banget! Padahal dulu Jia hidupnya lebih rendah dari gue"  ujar Yujin menatap kagum jendelanya.

"bukannya ini privasi dia ya?" gumam Yujin laku serius nyari gunting.

Dia ke arah nakas yang disana terletak bingai foto yang terbalik kacanya. Cuman nampilin belakang bingkainya, buat Yujin terhenyit heran.

"foto apaan?" Tanya Yujin meraih bingkai itu, lalu membukanya.

Ternyata cuman foto Jia pake baju gaun panjang kayak pengantin. "iri ya, Jia pasang foto dance cover  nya secantik ini. Padahal cuman jadi comeo Junho yang lagi buat m/v cover wedding dress" kata Yujin.

Padahal yang Yujin pegang itu foto prewedding Jia yang sengaja Jia lipet. Biar gak ketauan orang orang, A.K.A antisipasi doank.

Yujin membuka laci pertama, "ini mah lacinya isi buku note semua" decak Yujin nutup lagi laci.

Tangannya buka laci kedua. "ini pulpen semua, gila sih Jia.."  decak Yujin, tangannya beralih ke laci palimg bawah.

"jangan ngecewain gue" Yujin menutup matanya berdoa semoga benda yang dia cari ketemu. "Ih Ada!" seru Yujin ngeliat gunting yang terselip diantara bingkai bingkai foto tertutup. Yang dia yakinin isinya gak ada fotonya.

Tangannya mulai mengangkat sedikit foto, lalu mengambil guntingnya. "kok gue ngerasa ganjil ya?" Yujin mengangkat foto yang dia pegang, mengeluarkan ponselnya lalu memotretnya cepat. Tanpa peratiin fotonya.

"ini.. Gak mungkin!" seru Yujin ngeliat apa yang dia pegang.

Kriet..

Jia masuk kedalam kamarnya ngeliat Yujin yang megang foto. "lu ngapain lama lama disini?" Tanya Jia, buat Yujin gak bisa bergerak sama sekali.

"Jin.."

"kita temen deketkan Jia? Kenapa lu gak bilang soal ini?" Tanya Yujin

"lu gak Akan percaya sama apa yang gue terangin nanti"

"lu nikah kan sama pacar temen deket lu sendiri?" Tanya Yujin dengan tatapan kecewa.

"gue emang lancang Jia, maaf soal kelancangan gue sampe gue kena imbas apa yang gue lakuin di kamar lu" jelas Yujin pergi ninggalin Jia.

Di bawah sana ada Teman temannya yang ngeliat Yujin berberes, "Yujin lu mau kemana?" Tanya Jiheon.

"gue ada urusan mendadak, sorry ya cuman bisa bantu dikit" kata Yujin lalu pergi.

Dibalik wajah bingung mereka, Wonyoung dan Chaerin sedang tersenyum tipis.

"emang ya, Tuhan selalu ngedukung memberantas manusia dengan gelar pelakor" kata Wonyoung tersenyum puas di respon anggukan oleh Chaein.

























Tapi boong! Aku kan sayang para reader, siders terncingtah ini. UWu jadi gak mungkin Aku discontinued :' ehew.

Gimana chapter kali ini?

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang