17.

1.1K 142 3
                                    

Jujur, Minhee rindu dengan senyuman Jia buat dia. Minhee rindu kata kata Jia buat masukan dia tentang melanjutkan hubungan dengan Yujin, Minhee juga rindu tentang gadis yang menyerukan tangisnya didadanya, entah tangisnya untuk siapa.

Bruk!

Disana Minhee melihat Jia jatuh membuat Minhee langsung menghampiri gadis itu. Membantunya berdiri.

"Lepas"

Minhee masih dengan pendiriannya, "Hee.. Lepas"

Ingat, Minhee adalah seorang laki laki egois, dan keras kepala.

"MINHEE LEPAS?!"

Plak!

Gadis itu menghempaskan tangan Minhee, gak ada niatan membuat pipi Minhee memerah karena tamparan yang tidak disengaja.

Mata mereka bertemu.

"Hee, gue—

"shut.." Minhee menempelkan jari telunjuknya ujung bibir Jia, membuat gadis itu memaku dengan pandangan yang tidak percaya.

"tetap kayak gini, gue mohon" kata Minhee jari telunjuknya masih ada di bibir Jia.

"diem ya, gue mau ngomong sesuatu" Minhee menurunkan telunjuknya. "Jia Kang, bisa gak kita gak diem dieman kayak gini? Gue gusar"

"atau kayak dulu lagi? Jujur, gue rindu lu dengan segala macam sikap lu yang heterogen" sambung Minhee.

Jia menunduk.

"kalau boleh tau, apa alasan lu berubah? Ini pertanyaan yang wajib lu jawab, bukan sikap lu yang kayak gini.. Nayoung juga, Chaeryeong, dan bahkan Chaerin" kata Minhee masih pada posisinya.

"..."

"Ji?"

"..."

Minhee mendekatkan wajahnya ke telinga Jia, sepertinya dia memang harus mengancam Jia dengan jurus jitu nya.

"lu gak mau mahkota yang lu jaga selama 16 tahun gue renggut paksa malam ini kan?" Tanya Minhee sambil berbisik tepat di telinga Jia.

Minhee sudah yakin 100% Jia ketakutan dengan ancaman nya sekarang.

Minhee menjauhkan wajahnya, melihat gadis didepannya menghela nafasnya.

Jia mengangkat kepalanya, matanya sembab memandang Minhee.

"jawabannya mudah" Jia memalingkan wajahnya, "karena gue takut lebih tinggi berharap dan jatuh, gue takut lebih tinggi perasaan gue sama lu. Paham?" Tanya Jia

"disaat gue berusaha menghilangkan rasa gue ke Doyum, lu datang ngecela dia seenak jidat lu. Lu pikir dengan main tari ulur gini banyak orang yang gak dirugiin disini?" Jia mengambil nafasnya, "perlu gue ulangin? Gue pihak di rugikan disini"

Minhee mencerna kata demi kata yang terlontar dimulut Jia, berkali kalipun dia gak paham.

"kalau lu mau gue berubah, gue rasa anggap gue sebagai teman aja.. Gak usah lebih, seperti anggap gue seperti Kim Jia bukan kang Jia, kecuali di depan orang tua kita" Jia berdiri dari tempatnya meninggalkan Minhee.

"gue udah ditampar sama lu, dan sekarang secara gak langsung lu nampar gue dengan nada bicara lu yang dingin? Hell" balas Minhee.

Jia membalikan tubuhnya, "Minhee soal yang tadi gue gak sengaja" kata Jia, gadis itu mudah merasa gak enak dengan orang.

"dua tamparan secara gak langsung untuk gue ya? Cih" kata Minhee sambil berdecih, disertai senyum seringai nya.

"Hee, beneran gue gak sengaja"

Minhee melangkah maju, membuat Jia mundur beberapa langkah.  "seenggaknya lu harus tanggung jawabkan?"

"gue gak tau harus bertanggung jawab kayak apa" kata Jia sambil mundur, keringatnya sudah turun.

Tubuhnya sudah tepat di dinding rumahnya, tangan Minhee ada disebelah pipinya  Mengunci pergerakannya.

Tidak lupa Minhee memajukan wajahnya, membuat keduanya bisa merasakan deru nafas.

Chu~

Minhee mengecup bibir mungil milik Jia cukup lama, walau tidak ada balasan dari gadis didepannya membuat Minhee berhenti dan memandang wajah Jia.

"lu belum paham juga kan?" Jia memandang kecewa Minhee didepannya.


Lagi deh, soalnya bakal slow update.

Mian

Tbc

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang