56.

830 88 15
                                    

Dengan bujukan yang ekstra dari beberapa minggu yang lalu, Jaemin terpaksa nurutin kemauan adik iparnya buat belajar diluar rumah. Untung aja dia udah sajarna, jadi gak perlu ada uji kompeten atau tetek bengek nya.

Minhee? Pulang malem akhir akhir ini, padahal PKL paling enggak Pulang sore. Gak sampai hampir jam delapan malam keatas.

"Minhee gimana kabarnya, Ji?"  Jaemin basa basi buat ngawalin pembelajaran hari ini, dia udah melunak ke Jia. Walaupun dia masih enggan ngomong ke Jia karena kejadian Doyum.

Jaemin ngerasa malu aja sih, terus dia juga ngerasa gak pantes aja ngomong sama adik iparnya ini.

"entahlah, yang aku tau sih kak. Dia kayaknya banyak kerjaan di tempat PKL" jawab Jia seadanya menyeruput es lemon nya sambil mengerjakan soal keuangan yang dikasih oleh Jaemin.

"maafin kakak ya?"

"soal?"

"Doyum"

"Doyum?" Jia tertawa garing, "gak masalah kak" ujar Jia.

"dia jadi robot biasa aja, dan gak lupa dimatiin dirumah" kata Jaemin mengambil sebatang kentang goreng, lalu mengunyahnya.

Jia terkekeh pelan, "yang nge- bully lu gimana masih sekolah?"  Tanya Jaemin.

"Di keluarin, kayaknya emang sedikit susah dapet keringanan dari sekolah" ujar Jia.

"eum, iya sih" Jaemin menghela nafasnya. "tapi itu Adil kok" timpal Jaemin lalu hening.

"gimana udah selesai?" Tanya Jaemin mencairkan suasana yang ada.

"gimana mau selesai, Kan diajak ngobrol terus" kata Jia sambil terkekeh, Jaemin terkekeh canggung sambil menggaruk tengkuknya yang gak gatal.

"ah, iyaya" ringis Jaemin lalu nyengir ganteng, tangannya mengambil ponsel di meja lalu memainkan ponselnya.

Keheningan kembali melanda untuk kurang lebih satu jam.

"kak"

"kak"

"kak"

Sama sekali gak ada sahutan, Jia mendekatkan tubuhnya ke Jaemin yang sedang memainkan ponselnya. Matanya Jia sengaja memandang dekat ke layar pipih benda itu.

"asik banget ya chattan nya" kata Jia lalu menoleh ke Jaemin yang kepalanya berjarak beberapa inchi diatasnya.

'deg!

Jaemin memeganh dadanya, wajahnya memerah buat Jia mengangkat tubuhnya normal. "eh, si kakak kena serangan jantung? Aku sejelek itu ya kak sampe shook gitu" ujar Jia panik sekalgus polos.

"kakak mau butuh nafas buatan? Mau dibantu biar peredarannya lancar? Jia bisa! Atau Jia—

Chu~

"kamu berisik" Jia diam ditempat, mematung dengan tidakan Jaemin yang tadi mencium bibirnya kilat. "e—eh, maaf ya kakak lancang" kata Jaemin yang wajahnya masih memerah.

Jia mengerjapkan matanya berkali kali, "kak.. Kakak masih waraskan?"  Tanya Jia polos.

"hah?"

"barusan kakak kayak kena serangan jantung ngeliat muka aku yang jelek dengan kualitas HD, beberapa menit yang lalu kakak nyium—

"gak usah dibahas ya? Kakak malu"

"besok kerjain halaman 250, hari ini kelas selesai. Mau di antar pulang?" tawar Jaemin.

Jia mengangguk, keduanya berdiri lalu meninggalkan café Dan sama sekali gak sadar diujung ruangan, ada pemuda yang mengepalkan tangannya erat dengan wajahnya muram.

"Hee, itu Jia kan?"

"ayo kita balikan, Jin. Gue gak terima penolakan!" ujar pemuda itu ketus lalu pergi meninggalkan gadis didepannya dengan wajah terkejut sekaligus penuh tanya.

Minhee.

|Gue udah diparkiran

Gadis itu terhenyit heran. "Minhee udah gak waras,"  ujar gadis itu masih gak percaya dengan kata kata Minhee tadi.

|Pertemuan kita buat bahas hadiah itu kayaknya udah basi.

|Mendingan kita bahagia kayak dulu lagi, Yujin.

Yujin gak tau harus kayak gimana sekarang, Dia gak mau jadi orang ketiga. Dia gak mau hubungannya merenggang lagi dengan Jia.

Tapi, dari dalam lubuk hatinya ada suara yang berteriak kalau dia mau Minhee bersama dia lagi. Mau Minhee punya dia, mau Minhee bahagia sama dia lagi.

"gue harus kayak gimana?" Yujin meremas kemejanya dengan erat, gadis itu menarik nafasnya panjang lalu pergi

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang