16.

1K 142 10
                                    

"apa perlu gue ulangin hukum III nya, kang Minhee?" Tanya Doyum sambil tersenyum mengerikan.

"say again, gue bakal kasih tau identitas lu sebenarnya Jeon Doyum" balas Minhee tanpa rasa takut.

"kalau sebenernya—

"ungkap identitas apa? Sebenernya apa?"

Doyum dan Minhee langsung menoleh kearah Jia yang sedang ada di tengah lapangan bersama mereka.

"Dia Jeon Doyum, anak dari Jeon Wonwoo dengan mempunyai dua saudara perempuan. Jeon Heejin dan Somi" sarkas Jia.

Jia memandang mereka, "sini lu ikut gue" Jia menarik tangan Doyum menjauh dari Minhee yang sedang menahan marah.

"Jia? Lu panggil gue?" Tanya Yujin yang menatap bingung Jia.

"Minhee babak belur" jawab Jia singkat lalu ngelewatin Yujin yang sedang memasang wajah paniknya.




























Jia memberi alkohol ke luka tangan Doyum, Doyum? Dia gak merasakan apa apa, buktinya Doyum sedang memandang sekeliling lorong sepi sekitarnya.

Jia membetulkan kacamata dengan frame hitam miliknya, menatap luka yang dia bersihkan bukan berupa daging.

Tetapi menyerupai sebuah besi?

Jia mengerjapkan matanya, Doyum yang menyadari itu dia menutup lukanya dengan tangan kanannya.

"kenapa Jia? Kelilipan?" Tanya Doyum

"eung.. Anu, itu—

"mana perbannya? Biar gue yang balut, lu masih ada pelajarankan?" Tanya Doyum, Jia mengangguk.

"jia"

"iya?"

Doyum memajukan wajahnya, hingga dia merasakan hembus nafas Jia.

"happy aniversery Kim Jia" bisik Doyum tersenyum, dibalas senyum manis oleh Jia.

Chu~

Jauh disana Minhee mengepalkan tangannya kuat, Minhee emang egois.

Di drama ini Minhee harus menjadi sebuah pemeran utama yang mendapat segala sorotan, bukan Doyum.

Ekspetasinya gak seperti realita yang dia harapkan.

Liat bahkan Minhee menatap nanar kepunyaannya di kecup oleh 'orang' lain.

"eh, lu ngeliatin apa sih! Seru banget" Geum Dongyun disebelah Minhee, menyenggol sahabatnya itu.

***

Di rumah, Minhee dan Jia masih menjaga jarak. Mau negur, tapi ada rasa gengsi.

Minhee menghela nafasnya, "Ada sesuatu yang gak lu tau tentang Doyum" kata Minhee membuat Jia meletakan ponselnya.

"apa? Kalau cuman buat ngejatuhin Doyum didepan gue, maaf Hee. Gue kayaknya harus ngejatuhin Yujin juga didepan lu" jawab Jia.

"Doyum itu humanic yang orang tua kita rebutin, dia bukan manusia tapi seonggok benda yang mengaku sebagai manusia" kata Minhee.

"lalu?" Tanya Jia gak acuh.

"dia berlagak seperti seorang manusia dan gue paham kenapa orang tua gue ngebuang dia ke keluarga lu"

"jadi keluarga lu anggap itu barang rongsok? Cih" Jia berdecih.

"bukannya keluarga lu juga?"

"Kang Minhee, otak lu udah bergeser berapa derajat hm? Gak mungkin ada robot sesempurna itu, paham?"

"terserah"

"yaudah apa lu mau gue balikin kayak gini" Jia menghela nafasnya, "Yujin itu bukan gadis baik baik, dia pacaran sama kakak lu. Bagaimana rasanya"

Baru kali ini Minhee terdiam debat dengan Jia.

"gue mau Tanya sama lu"

"Tanya aja"

"udah berapa banyak cowok ngecup bibir lu?" Pertanyaan Minhee seakan menjatuhkan harga diri gadis di depannya, "Dan kayaknya terakhir gue liat yang nyium lu bukan manusia, tapi seonggok besi yang berupaya seperti manusia"

"kerasukan apa sih lu" Tanya Jia.

"oh, pertanyaan simple nya, siapa first kiss lu? Gue nomor urut berapa?" Tanya Minhee.

"orang yang sedang ngejatuhin harga diri gue secara gak langsung" jawab Jia melewati Minhee dengan gusar.

Langkah Jia berhenti, punggung mereka bertemu.

"kalau perihal first kiss, pasti seorang gadis beruntung bernama Ahn Yujin kan?" Tanya Jia lalu melanjutkan langkahnya kearah kamarnya, tempat dia melepas penat seharian.

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang