58.

776 92 6
                                    

Jia mengetuk pintu rumah kakaknya, jujur aja sekarang kakaknya mutusin tinggal sendiri dibanding tinggal sama mamanya.

Tok.. Tok..Tok...

Jia tertular kebegoan Yujin, jelas jelas ada bel tapi dia sama sekali gak ngeliat. "KAKKKK" suara seraknya dia paksain buat teriak.

"KAK—

Klek'

Gadis didepannya hampir aja menyemburkan segelas kopi di mulutnya. "Demi sempak suami gue si Hwang Hyunjin Streykit! Lu mirip orang gila, Jia!" seru Nayoung.

Jia hampir lupa kalau kakaknya lagi minta bantuan Nayoung buat project ujian praktiknya. Nayoung memandang Jia dari atas kebawah, sampai nemuin suatu janggal.

"kabur dari masalah rumah tangga. Hm?" Tanya Nayoung.

Jia merotasikan bola matanya malas, lalu membuang muka. "bukan urusan lu" kata Jia, mood nya sama sekali gak bagus karena dia lupa bawa ATM, sama dompet bahkan tabungan.

Dia datang cuman bermodal ponsel, baju, sama e-pay yang menipis. "lu gak PKL? Gue gak diijinin masuk ke rumah kakak gue sendiri?" Tanya Jia.

"tempat PKL gue lagi tutup, yang kedua gue lupa nyuruh lu masuk" jawab Nayoung sambil terkekeh.

"jingan" umpat Jia pelan.

"eh, bumil gak boleh mengumpat" kata Nayoung.

"cih," Jia berdecih lalu menerobos masuk ke dalam rumah kakaknya, mendapati Minkyu yang lagi minum menatap Jia datang buat dia menyemburkan air putih ke wastafel didepannya.

"ANJIR, DOPPLANGER ADEK GUE DATENG!! Woi telepon Jia buruan. Kasih tau dia mau mati dikit lagi" teriak Minkyu histeris entah ke siapa.

"ih, masa abang gitu sama Jia"  Minkyu masih memandang Jia, memastikan orang didepannya yang berantakan adiknya atau bukan.

"Jia kayak mau diseleksi masuk sekolah permodelan aja, ya?" kata Jia.

Minkyu kembali menatap netra Jia yang sayu, gak lupa dengan matanya yang meninggalkan jejak air mata. "Ada apa?" Tanya Minkyu seakan paham keadaan adiknya yang tersayang.

Jia melepaskan kopernya dari genggamannya, lalu memeluk Minkyu erat. Menangis lagi dipundak Minkyu, "Jia.."

Nayoung dengan polosnya mengambil koper Jia, "aku taruh mana nih kak?" Tanya Nayoung, menggenggam koper sahabatnya.

"atas, sebelah kamar gue" ujar Minkyu, buat Nayoung menggeret koper Jia ke tempat yang dimaksud Minkyu.

Minkyu merenggangkan pelukan adiknya, menatap setiap inchi wajah adiknya. "Ji, lu sama Minhee baik baik aja kan?" Tanya Minkyu.

Dia tau adiknya berpengalaman ribut rumah tangga, tapi baru kali ini dia ngeliat adiknya kabur dari rumahnya karena konflik rumah tangga.

"orang ketiga lagi?" Jia mengangguk, membenarkan perkataan Minkyu. "bukannya lu udah beratus—

"DIA CEMBURU BUTA! DIA MAKSA BALIKAN, DIA NGATAIN JIA— hiks.." seru Jia histeris sambil terisak, mati-matian mengatur nafasnya.

"lu gak kasian sama janin lu? Lu gak boleh depresi kayak gini, Ji" Minkyu menatap teduh Jia yang seenggukan, "jelasin ke gue kenapa Minhee kayak gitu"

"dia gak sengaja ngeliat kak Jaemin nyium Jia, udah itu doank! Dia gak milir berapa kali Jia ngeliat dia cium pacarnya dulu"

"terus,  lu belajar gimana?" Tanya Minkyu khawatir sama home schooling yang lagi dijalanin adiknya, masalahnya kan gak lucu Jaemin dateng ke rumahnya terus babak belur sama Minhee.

"Jia bisa telepon kak Jaemin nanti" Jia menghapus air matanya, "kak.. Jia— kasih ijin Jia tinggal disini bentar aja"

"jangan kasih tau, kak Somi"

"kenapa?"

"kakak emang mau adik ipar kakak mati muda gara gara kena lemparan pisau dapur?" Tanya Jia polos, buat Minkyu ketawa lepas.

"kok ketawa? Jia gak lagi ngelawak" kata Jia mengembungkan pipinya yang merah karena habis nangis.





























Double buat kaliann.

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang