51.

731 87 13
                                    

Jia pergi ke sekolah, banyak tatapan yang diarahkan ke dia dengan sedikit sinis.

"sumpah, Hamil diliar nikah aja udah kayak gak punya muka"

"topengnya selusin makanya kayak gitu"

"gak nyangka muka sepolos Jia bisa ngelakuin kayak gitu"

"masa sih Minhee?"

"keenakan banget anjir Kalo sama Minhee mah"

Jia menaikan volume suara earphone nya, supaya gak ngedenger bisikan bisikan setan disekitarnya. Bahkan, Jia gak tau mereka bahas apaan.

"Jia!"

Jia menoleh ke lain arah, malas menatap Yuna yang sekarang bener bener beda. Yuna sekarang itu Yuna yang dateng pas ada maunya dan pergi saat udah gak butuh lagi.

An?jing.

"lu harus tau ini"

Jia masih setia menatap pohom hijau yang baru dia pindahkan kemarin. Gak peduli sekeras apa Yuna menegurnya pagi ini.

Jia ngerasa earphone sebelah kirinya copot dari telinga kirinya, dengan cepat Jia menatap Yuna malas.

"berita anak lambeh turah sekolah gak benerkan?" Tanya Yuna tampak mengintimidasi.

Jia diam gak peduli, seakan perkataan Yuna hanya semilir angin. Apalagi tubuh Yuna yang pendek, cuman Jia anggap semut sekarang.

"JIAAAA"

"berisik"  Jia menatap sinis Yuna buat Yuna terkejut, "kenapa? Gak percaya gue bisa sinis?" Tanya Jia dingin.

"Ji."

"gue udah pulangin ikat pinggang lu, udah selesai. Apalagi? Udah puas ngehasut mereka? Cih, Yun. Cuman ikat pinggang buat hubungan gue tambah renggang"

"mereka emang udah gak suka main sama lu, Jia"

"mulut lu udah kayak cabe, gue gak tau lu curhat apa sama mereka. Gue—

"Jia ini lebih urgent, mereka tau lu nikah bahkan lu Hamil. Seriosly lu Hamil? Bilang ini mimpi—

Jia menarik nafasnya panjang, "lu gak punya urusan tentang ini" Jia melewati Yuna, sedikit menyenggol bahu Yuna sampai gadis itu terhuyung beberapa langkah.

"lu kenapa sih?"

"soal pengkhianat"

"lu nuduh gue? Itu Chaer—

"gue gak percaya" kata Jia melenggang pergi.









Jia menghampiri Nayoung yang lagi duduk santai ditempat duduknya. Jia mengetahui keberadaan Jia, lalu mendongak menatap wajah dingin wanita itu.

"kita perlu bicara"

"disini aja"

"tempat sepi"

Wonyoung yang ada di tempatnya pura pura membaca wabtoon nya, sambil menyembunyikan seringai kepuasannya.

***

Nayoung menatap Jia, sedangkan Jia meremas hoodie ungu soft yang dia pakai. "sebegitu bencinya sama gue soal perkataan gue. Kim?"

Jia baru saja menyebut sahabatnya dengan nama marganya, seolah gak pernah dekat sama sekali dengan Nayoung. Bahkan, Nayoung sedikit tersentak mendengarnya.

"Tega banget ya viralin berita hoax" kata Jia memandang lantai sekolah, malu rasanya mendongak atau menatap sekelilingnya, yang dia tegur adalah emasnya sekolah.

"viral? Viral apaan?" Tanya Nayoung.

"jangan pura pura, Kim"

"stop panggil marga gue, lu seakan anggap gue orang lain yang gak pernah ketemu atau kenal. Jia"

"emang kita pernah kenal?" Tanya Jia.

"pada titik ini lu keterlaluan" jawab Nayoung.

"apa? Tunggu Chaeyeon denger ini? Gak peduli, Kim. Gue emang dari lahir udah ditakdirin kayak gini garis pertemanannya"

"cukup prihatin kan?" sambung Jia

Nayoung membuka ponselnya, melihat berita yang di maksud Jia. Matanya membulat seketika, lalu menatap Jia bergilir.

"gue tau siapa"

Mata Jia memincing, sedikit kurang percaya lagi dengan Nayoung. "percaya gue kali ini, gue sama sekali gak ada niatan berusaha berubah Jia. Gue cuman kebawa arus mereka, please" mohon Nayoung.

Jia mengangguk, "untuk kali ini" kata Jia sambil mengangguk.

Tak lama langkah kaki terburu buru dateng, siapa lagi kalau bukan Minhee, Yujin, dan Olive. "seriusan, berita ini siapa yang nyebar" kata Olive sambil mengatur nafasnya.

"Liv.. Lu tau?"

"terpaksa gue kasih tau" kata Yujin dengan nada penyesalan, lagian siapa juga yang marah? Jia juga udah anggap Olive saudaranya sendiri.

Semua mata beralih kearah Nayoung, "ternyata dia?" Tanya Yujin.

"bukan." sangkal Jia pendek, "dia tau siapa yang ngelakuin ini semua"

"mereka seorang pemenang yang berlaku pecundang karena cinta" kata Nayoung cepat.

"sebut merk! Gue kan bego, Nay" kata Olive.

Nayoung melihat sekeliling, lalu mendapati seorang pemuda dibelakang sana lalu dengan cepat kabur.

"Nay.. Gue takut lu kesambet, beneran deh"

Nayoung bernafas lega mendengar suara Jia yang seperti dulu lagi, "salah satu anggotanya tadi nguping disini. Bahkan, ketuanya tadi ada dikelas sebelum lu narik gue"

"dan satu anggotanya dari antara sahabat lu yang dulu, kayaknya udah gue kasih tau semalam"

"dia juga sahabat lu Jin, satu anggota lagi sahabat lu Hee, dan satu lagi temen TK lu"

Nayoung ceritain semuanya ke orang orang didepannya, bahkan dia ngejelasin kenapa sahabat Jia ngejauh.

"... Dan Jia, gue—

Jia memeluk Nayoung. "gue seharusnya percaya sama lu, Nay. Mereka—

"suatu saat mereka bakal ngelepas topeng gak pedulinya mereka lagi ke lu, Jia" kata Nayoung memebalas pelukan Jia.











Gimana nih?
Aku lagi boring hari ini. Awokawokawokawok

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang