55.

824 88 14
                                    

Jia mengganti kamar kebutuhan jadi ruang belajarnya untuk home schooling. Setidaknya dia dapat asupan ilmu di rumah, iyakan?

"tungguin kak Jaem dateng ya, Ji" kata Minhee merapihkan dasinya, dan memakai sepatu ketsnya. Gak lupa dengan tas ranselnya.

Jia mengangguk membawakan bekal roti buat Minhee yang bakal penilaian akhir semester. "semester dua gue bakal ada PKL, lu gak masalahkan?" Tanya Minhee.

"no prob" ujar Jia sambil tersenyum.

"take care, dear" Minhee mengacak rambut Jia, "gue suka pake bahasa Inggris masa, akhir akhir ini" kata Minhee.

"bagus donk! Persiapan masuk sekolah oxford nantinya di London" seru Jia.

"gue gak mau kalau lu gak ikut kuliah juga" kata Minhee.

"bucin" cibir Jia sambil mendorong pundak pemuda itu.

"gapapa asal bucinnya buat lu, gue rela" Minhee merangkul Jia, "dan sama baby kang"

"lu belum nyari nama juga?" Tanya Jia sambil membelakan matanya, "sibuk ujian? Banyak tugas?"

"iya, emang mau anaknya dikasih nama X pangkat dua sama dengan empat Y bagi tiga? Atau anaknya harta utang modal?" Tanya Minhee.

"atau VLOOKUP MID LEFT SUM"

Jia mendorong tubuh Minhee pelan, "cih! Yang bener aja" ujar Jia gak terima anaknya disamain kayak rumus matematika, akuntansi, sama spreadsheet.

"mau anaknya dinamain Minji? Kalau dia perempuan, kalau yang keluar cogan kayak bapaknya?"

Plak!

"bangun, mimpi ini" kata Jia mengibas ngibaskan tangannya sehabis memukul kepala Minhee.

"ekhem.. Roman picisan gratisan kayaknya" keduanya menoleh keasal suara, "wahai adiku tersayang. Kenapa masih aja disini, sekolah gih biar punya masa depan cerah buat Jia" usir Jaemin secara halus.

"eh , kak.." Jia tersenyum paksa sambil menggaruk rambutnya yang sama sekali gak gatal. "gih, Hee sekolah nanti telat" usir Jia buat Minhee ngedengus kasar lalu pergi ke arah motornya.

"gue jalan" Minhee menghilang dari peredaran.

"so, hari ini mau belajar apa?" Tanya Jaemin memasukan jemarinya kedalam saku celana.

"bahasa, seni, akun, sejarah" jawab Jia.

"besok?"

"IPA, Agama, komputer, spreadsheet"

"kapan matematikanya?" Tanya Jaemin mencari kata matematika yang terlontar dari mulut adik iparnya.

"matematika harus dihilangkan dari sekolah kak, kakak gak tau betapa sulitnya nyari relasi mereka yang sama sekali gak ada hubungan?" 

"hubungan pacaran anak Muda sekarang aja ribet, ngapain ngurusin hubungan X, Y,Z yang tambah ribet"

Jaemin mendengus geli, ingin tertawa ngakak rasanya tapi, kayaknya buat hari ini enggak. Dia gak mau image cool nya hilang, lenyap gitu aja.

"biar Jia kasih tau ruang belajarnya kak" Jia berjalan lebih dulu daripada Jaemin, "mau disediain apa?" Tanya Jia.

"apa aja yang penting gak ada racunnya" jawab Jaemin santai.

"lawakan kakak garing, lebih garing daripada adeknya" ujar Jia polos sambil membuka kulkas, mengambil beberapa makanan siap saji dan minuman kotak sama kaleng.

"kak, kita bakal ngadain ujian juga?" Tanya Jia.

"yap. Setidaknya gue ngurusin lu belajar itu harus ada laporan pembelajaran lu selama 1 tahun" kata Jaemin.

"tapikan kak, seharusnya aku udah mau daftar PKL"
"PKL ditempat gue, gue bakal biat lu jadi pekerja magang beneran disana. Asal Minhee ngijinin lu dengan kondisi—

"aku baik baik aja, gak ada yang perlu di khawatirin" Jia berjalan menuju ruang belajarnya, lalu mendudukan dirinya ke bangku-meja belajarnya.

"kakak mau satu?" tawar Jia

Jaemin menahan semua makanan yang ada diatas meja Jia. "ini belajar, bukan ajang nonton bioskop"

Kayaknya belajar sama kakak iparnya lebih sulit dibanding sekolah paket atau enggak belajar sendiri dirumah.





























16 hari lagi ultah author...

Syuddahlah,
TBC.

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang