41

4.9K 199 8
                                    

"sebaiknya kau keluar, dan hentikan rencana ini !" Ujar Andy dengan nada kesal, di sebuah ruangan gelap.

Ruangan gelap yang begitu kosong, tanpa satu barang pun, dengan lampu yang berada di tengah dengan cahaya remang-remang yang tidak bisa menyinari seluruh bagian ruangan. Jadi bagian pinggir ruangan itu terlihat begitu gelap. Ruangan itu seperti bekas gudang tua yang sudah tidak terpakai, terlihat dari lampu yang di gunakan masih sangat lama.

Tiba-tiba seseorang dari balik kegelapan mulai melangkah keluar, dan menatap Andy dengan tatapan jengah. Sementara Andy menatapnya dengan sedikit tajam, dan penuh emosi di dalam dirinya. Mata hijau muda setajam elang itu, bertabrakan dengan mata hijau tua yang terlihat begitu gagah.

"Seharusnya kau keluar dari zona nyaman mu, dan membantu ku !!"

"Bukankah, Dad memiliki kemampuan yang bisa memberantas semua musuh Dad." Ujar lelaki itu dengan mata memutar meremehkan, dan membuat beberapa gerakan jika dia malas.

"March !! Bukankah kau sendiri, ingin melindungi calon istri mu ?! Dan halangan kali ini, bisa saja mencelakai Laucy. Lagipula mereka jauh lebih kejam daripada Alex." Ujar Andy menekankan nama March, putranya sendiri. Dan Andy menatap March dengan mata hijau mudanya, dengan tatapan mengimindasi dan tajam. Membuat helaan nafas panjang dari lelaki muda itu, dia kemudian menempatkan kedua jarinya di bagian dagu, sehingga terlihat seperti orang berfikir.

"Tidak perlu berpura-pura berfikir, kau tahu.. aku jauh lebih pintar darimu, dan sebaiknya kau tidak bermain-main dengan keselamatan Laucy." Ujar Andy dengan bersungguh-sungguh, membuat March berfikir ulang rencana semulanya, untuk melindungi Laucy.

"Tapi aku melakukan semua ini demi, Laucy."

"Jika kau terus menggunakan teknik dari balik layar, maka sebaiknya kau secara drama."

"Apa maksud, Dad ??"

"Aku tidak pernah, mencari latar belakang musuh ku, dengan terus bersembunyi di balik layar." Ujar Andy dengan tajamnya, membuat March mau tidak mau berfikir, sebaiknya dia harus menjadi lebih cerdik dari sang ayah.

"Mereka tidak sepintar itu."

"Jangan remehkan seekor tikus, jika kau berada di dalam rumah mereka."

"Apa kau tahu, Alex saja tumbang hanya dengan sekali."

"Apa kau tahu, kapan dia akan bangkit ?? Aku sudah bilang. Jangan. Remehkan. Musuh mu !"

March mengeluarkan sebuah sepuntung rokok, dan menjepitnya dengan kedua bibirnya, dan menyalakan nya dengan sebuah korek elektrik dengan kotak panjang, berwarna perak dan hanya dengan satu tekanan pada tombol, membuat api menyala dari ujung korek tersebut. March membakar ujung rokok tersebut, dan mulai menghisap nya, dan kemudian mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Huft... Semalam aku menyetubuhi nya."

Andy menoleh tak percaya pada March, dia lalu menatap March dengan sedikit emosi di dalam pelupuk mata hijau muda, seperti seekor ular yang tampak marah dengan perbuatan anaknya.

"Bagus lakukan saja terus, hingga dia curiga, atau justru semakin tertekan."

"Aku akan muncul di antara mereka. Aku tidak akan membuat nya tertekan, hanya menunggu waktu yang tepat."

"Ya, tunggu saja hingga bayi Laucy lahir, dan sampai Edward atau Edsel akan menangkap, menculiknya atau bahkan membunuh kandungannya." Ujar Andy dengan nada menantang, dan tersirat sindiran disana, membuat March mau tidak mau membenarkan ucapan Andy, dad nya.

March sudah melihat pertemuan Edsel dan Laucy, jujur dia sangat cemburu dan kesal tapi apa daya, demi rencana untuk melindungi Laucy dari belakang. Dan saat semua terbongkar, March justru terlihat sangat takut dan emosi, dia terlihat begitu ketakutan atas kehilangannya Laucy. Begitu banyak yang menginginkan kekasihnya tersebut.

Bahkan, March bisa melihat rasa suka dan kagum dari pelupuk mata Edsel saat pertama kali bertemu dengan Laucy, dan pegangan tangan itu. Percakapan ringan yang terjadi di antara keduanya justru membuat March semakin khawatir, di tambah dia tahu posisi dan jati diri Edsel yang sebenarnya.

"Shit !! Baiklah, aku meminta catatan dari dokter."

"Aku senang dengan keputusan mu." Ujar Andy dengan kelegaan tersendiri, hanya saja dia tidak menunjukkan rasa senang, rasa suka atau rasa geram. Hanya ada ekspresi datar dari raut wajah keren itu.

Andy pun keluar dari ruangan dan mulai, berlalu dari sana. Meninggalkan March yang memiliki sejuta rasa cemas, penasaran dan bingung yang bercampur menjadi satu.

~TBC~

Terlalu lama update ?? Atau terlalu pendek ?? Maafkan Author...

Semoga kalian suka dan sampai jumpaaa...

P.s untuk cerita ini, update-nya emang gak sama kaya cerita sebelah, dan mungkin waktu update terpaut satu, dua, atau tiga hari bahkan bisa jauh....

P.s.s jangan takut, karena meski punya dua cerita, Author gak pilih kasih kok. Tetep Author update keduanya.

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang