64

4.9K 179 31
                                    

Edward pun bangkit berdiri dengan santai nya, sementara Laucy kini mulai memojokkan diri dan menjauh dari Edsel, agar lelaki itu tidak bisa meraih nya. Sementara Edsel lebih fokus ke arah Edward yang kini justru menyeringai licik mengejek adiknya.

"kenapa kau sangat emosi, Hmm ??" ujar Edward dengan santai.

"tentu saja aku emosi ?!!!! Kau begitu membenci Laucy tapi kini ??!!!"

Edward terkekeh licik saat ini, membuat Edsel menatap kakaknya dengan tatapan aneh, apakah kakaknya ini sedang gila ?!

"bukankah kita ini sama Edsel ?!" ujar Edward menyeringai.

"Apa maksud mu ??"

Edward menarik nafas dalam-dalam dan menatap adiknya dengan senyuman sendu tetapi matanya menatap Edsel memberikan tatapan emosi bercampur kesedihan.

"kau ingat, bagaimana ekspresi mu saat aku membawa Lalyn kemari untuk yang pertama kali ???"

Flashback

"Edward... Apa tidak masalah jika aku ke rumah mu ??"

"kenapa tidak ?? Hmm...."

Edward mencium rambut Lalyn dengan mesra, rambut berwarna merah itu dan pendek membuat gadis itu terlihat seperti gadis nakal.

"aku.... Kau tahu aku yatim piatu sejak kecil.." ujar Lalyn dengan sedih.

Edward memeluk Lalyn dengan erat, dia mengerti jika Lalyn adalah korban kecelakaan yang masih hidup, yang menimpa keluarganya. Membuat Lalyn hidup seorang diri setelah ayah dan ibunya meninggal dalam kecelakaan tersebut.

" kau tidak perlu khawatir, meski mereka menolak, aku akan selalu ada disini untukmu..."

"I love you..."

"I love you too..."

Edward kemudian menggandeng Lalyn pulang ke rumah, dan mereka mendapati ada Edsel disana, di depan pintu. Sejenak Edsel menatap tajam Lalyn yang berada di sebelah Edward.

"kau masih bersamanya ?! Bersama dengan gadis berandalan yang yatim itu ?!"

Ucapan itu membuat Lalyn langsung bersembunyi di belakang tubuh Edward gadis itu tampak bergemetar ketakutan saat ini, dan itu membuat Edward marah dalam hatinya.

"ini hidup ku, dan ini adalah hak ku untuk menentukan siapa yang akan menjadi kekasih ku ?!" ujar Edward dengan dingin.

"Apa kau gila ?! Mengajak gadis tidak tahu diri ini ke rumah ?! Dia gadis berandalan, entah berapa lelaki yang sudah memasuki tubuhnya."

Edward seketika mencekik Edsel, lelaki itu begitu marah mendengar ucapan adiknya itu.

"sekali lagi, kau mengatakan itu padaku. Kau akan mati !"

Flashback off.

"kau ingat ?! Apa perlu aku ingatkan kembali kejadian itu, adikku Edsel ??" ujar Edward menyeringai licik, membuat Edsel hanya terdiam ada rasa geram tetapi ada rasa takut.

Edward terkekeh geli sekaligus merasa sendu mengingat kejadian di masa lalu yang begitu buruk padanya, kejadian yang memisahkan nya dengan kekasih tercinta nya Lalyn. Edward tidak akan pernah lupa peristiwa yang begitu membuatnya menjadi orang yang sangat dingin, datar dan judes. Seakan dia adalah orang yang sangat bengis, kenyataannya dia adalah orang yang paling tersakiti bahkan hingga saat ini.

"dan apa kau ingat ?? Peristiwa saat aku membawa Lalyn, hampir mirip dengan peristiwa saat kau membawa Laucy kemari. Kau membawa Laucy ke rumah ini, dan aku menghina nya. Tidakkah kau ingat ??"

Edsel mengingat kejadian tersebut, dan memang benar. Meski Edward tidak sekasar Edsel saat berbicara, tetapi dari nada suara nya Edward tampak sangat sangat keberatan adanya Laucy disana. Mirip seperti Edsel yang keberatan dengan adanya Lalyn.

"dan kalau kau ingat dengan jelas, kau mengingat saat aku hampir menikah dengan Lalyn, aku merencanakan pernikahan dengan Lalyn. Kau menunjukkan video itu, video dimana kau tidur dan bahkan memperkosa Lalyn, APA KAU MENGINGAT PERISTIWA ITU HA ?!?!" Edward hampir mengeluarkan air matanya, menangis emosi, tetapi lelaki itu mencoba menutupi nya. Dia langsung mengusap kasar air matanya sembari tertawa, tertawa yang terlihat emosi dan sedih.

" dan sekarang.... Bukankah semua hampir mirip Edsel, kau mau menikah dengan Laucy dan aku dengan senang hati menyetubuhi gadis mu. Aku bahkan merekam peristiwa itu semalam, tapi tenang saja aku tidak akan memperlihatkan kepadamu." Edward mengeluarkan kamera yang memang di letakkan di atas tv, tetapi Laucy sendiri tidak tahu jika kamera itu menyala dan merekam semuanya.

" aku tidak mau merusak pernikahan mu, seperti yang telah kau lakukan padaku, tidak.... Aku adalah kakak yang baik..." ujar Edward tersenyum mengerikan bahkan terkesan seperti senyum penjahat psikopat. Membuat Edsel hanya terdiam, tapi dalam hatinya ada perasaan gelisah, takut, dan emosi. Entah mana yang lebih menonjol, karena saat ini perasaan Edsel tercampur aduk.

Edward menatap ke arah Laucy yang mendengarkan pembicaraan mereka berdua, gadis itu tidak tahu harus bagaimana disisi lain dia masih harus menjaga nama Laucy nya, tetapi disisi lain ada rasa kesal saat mengingat jika Edsel pernah memanggilnya gadis berandalan.

"Laucy, bukankah kau ada acara pernikahan beberapa hari kedepan ?! Kau harus menyiapkan semuanya, dan...."

Edward memandang ke arah Edsel, "...aku lupa jika pengantin perempuan dan lelaki tidak boleh saling bertemu untuk beberapa saat. Jadi aku akan mengantarkan mu."

Laucy mengangguk, dia segera menutupi tubuhnya dengan selimut dan berjalan perlahan melewati Edsel dan Edward keluar dari ruangan. Setelah di rasa Laucy sudah menjauh, Edward berbisik ke arah telinga adiknya dengan nada berbahaya psikopat miliknya.

" dan satu lagi, aku tidak akan membiarkan pernikahan mu bahagia... Ingat itu..."

Lalu Edward pergi dari ruangan tersebut sembari menyeringai. Edsel yang kesal, langsung menendang pintu nya setelah di rasa lelaki itu cukup jauh darinya.

~sementara di taman~

"Edward... Jangan marah seperti itu lagi, aku.... Aku takut..." ujar Lalyn duduk di kursi taman yang kebetulan sepi, dan Lalyn menaruh kepalanya di atas bahu Edward, lelaki itu terlihat masih di landa rasa emosi yang tinggi, tetapi melihat gadis nya tampak sangat ketakutan, membuat Edward sedikit luluh..

" aku sangat emosi tadi... Baiklah, aku menagih janji mu untuk menjelaskan semuanya padaku."

Lalyn terdiam sejenak menatap ke arah Edward, "tapi kau harus janji untuk tidak marah dulu, dan mendengarkan semua penjelasan, okey ??"

Edward terdiam lalu mengangguk, Lalyn kemudian menatap ke depan dan tersenyum melihat temannya itu datang tepat waktu untuk membantu menjelaskan semuanya.

"March kau datang tepat waktu.." ujar Lalyn, membuat Edward menoleh dan terkejut mendapati putra kedua keluarga Richman tersebut.

Lalyn dan Edward bangkit berdiri, sebenarnya Edward hendak menyatakan emosi dan bertanya kenapa lelaki itu muncul di hadapan nya. Tetapi seketika Edward ingat ucapan Lalyn untuk tidak emosi saat ini.

"Laucy, kau juga datang."

Lalu Laucy muncul tersenyum dan berjalan perlahan, menggendong seorang bayi disana. Lalyn menatap bayi itu dengan tatapan tersenyum ramah dan tampak senang.

"awhhh... Dia lucu sekali..." ujar Lalyn, membuat Laucy tersenyum senang membalas ucapan Lalyn.

"jadi, mau apa kalian berdua kemari ??" tanya Edward dengan tatapan penuh tanda tanya.

March menyeringai licik, "ada hal yang ingin aku ucapkan padamu."

~TBC~

Untuk cerita yang ini agak aku percepat yaa, soalnya cerita baru sudah menunggu 😊😊

Author udah buat beberapa chapter cuma update nya nunggu cerita ini selesai..

Okee sekian dan terima kasih.

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang