30

6.6K 284 32
                                    

"menjauhlah Rolex !!!"

Laucy menatap bengis kepada Rolex yang berada di hadapannya saat ini, lelaki itu menyeringai licik menatap wajah Laucy yang terlihat begitu cantik dan seksi baginya. Rolex tidak menyangka akan memiliki adik tiri yang sangat sempurna, dan kesempurnaan itu hanya pantas dimiliki oleh Rolex, bahkan untuk March ataupun Alex. Sungguh kakak yang sangat bejat.

Rolex kemudian mendekatkan wajahnya pada Laucy, yang sebenarnya sangat ingin di tampar oleh Laucy karena merasa jengah dengan keras kepala Rolex. Sudah kalah di audisi masih saja nekad mendekati Laucy. Nyari mati pikir Laucy dalam hati, saat melihat wajah menyebalkan lelaki itu.

"Kau cantik sekali Laucy..."

"Menyingkirlah Rolex !!!"

Laucy terus berusaha untuk melepaskan diri dari Rolex, otaknya mulai bekerja memberikan alarm pada Laucy untuk segera menghindar dari lelaki gila di hadapannya itu. Laucy tidak menyangka kecantikannya akan menarik para lelaki gila di sekitarnya. Sungguh, jika begini Laucy berharap wajahnya berubah tidak secantik ini. Jika saja wajahnya biasa-biasa saja mungkin, tidak ada lelaki gila seperti Alex ataupun Rolex yang akan menyukainya.

Tiba-tiba...

Plak !!! Bruk !!!

Sebuah tangan memukul, dan melempar Rolex hingga tubuhnya terpental mengenai dinding tidak terlalu keras, tetapi cukup kuat untuk membuat Rolex sedikit melemah. Terdengar suara dengan nada geram dan emosi dari orang itu.

"Beraninya kau menyentuh kakak ku !!" Ujar March dengan nada marah yang sangat tinggi, matanya menatap emosi ke arah Rolex.

Rolex berusaha berdiri tapi sayang tubuhnya melemah disana, dia tidak berbuat apapun kecuali merasakan pusing di kepalanya. Bahkan untuk menatap ke arah March saja dia tidak bisa, dan tidak lama dia ambruk pingsan disana. Laucy bersyukur March datang tepat pada waktunya.

Plak !!

Sebuah pukulan melayang tepat di kepala March, dan itu membuat Laucy terkejut. Dan gadis itu semakin takut saat melihat March pingsan seketika itu juga, matanya menangkap seseorang di belakang March, yaitu Alex. Laucy segera berlari menuju ke arah tubuh March yang ambruk itu, tangannya menggerakkan kepalanya seakan membangunkan March, tapi sayang lelaki itu tetap menutup matanya.

Tidak lama, Andy lewat disana dan melihat semuanya. Dia sedikit terkejut melihat March pingsan dan Laucy yang terlihat begitu khawatir dan shock, dan melihat Alex. Well Andy sudah tahu apa yang terjadi jika melihat ketiganya disana, pasti ada pertarungan antara Alex dan juga March. Di tambah tubuh Rolex, yang terkujur di atas lantai, membuat Andy yakin dia baru saja melewati pertarungan seru mereka.

"Ada apa ini ??"

Tidak ada yang berani berbicara, selain Laucy yang menangis sembari tangannya berada di kepala March, berusaha membangunkan March. Laucy dengan sedikit sesenggukan menjelaskan pada Andy, dengan nada khawatir.

"Dad... March... Cepat bawa ke Rumah Sakit.... Aku mohon..." Ujar Laucy berulangkali membuat Andy segera menyuruh Lautner untuk mengeluarkan mobil mereka.

Lautner yang saat itu bingung ingin sekali bertanya apa yang terjadi, tapi setelah melihat insiden dengan March yang pingsan, Alex, Rolex dan Laucy membuat Lautner terdiam menyimpan pertanyaan nya. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya, di tambah melihat wajah Laucy yang benar-benar bersedih saat ini, justru menyulutkan emosi Lautner sebagai ayah Laucy. Dia tidak akan segan-segan untuk membunuh siapapun, yang berani membuat air jatuh dari mata Laucy.

Lautner langsung meraih kunci mobil dan segera mengeluarkan mobil dari garasi, sementara Andy langsung mengangkat March untuk keluar dari rumah. Dan Lucy yang hampir shock saat itu berusaha untuk tetap tenang, bahkan Lucy menenangkan Laucy yang masih menangis saat ini, sungguh Laucy menjadi begitu sensitif di tambah kehamilannya saat ini.

Selama di perjalanan, Laucy menceritakan sedikit kejadian tadi, dan hasilnya Andy menahan emosi besar-besaran saat ini, dia tidak boleh terlihat begitu emosi di hadapan Laucy, Lucy saat ini. Atau Andy akan semakin tak terkendali dalam kemarahannya, sementara Lautner di sisi lain juga emosi, marah dia kesal karena tingkah Alex membuat putri nya bersedih, menangis di tambah kondisi kehamilan Laucy membuat Lautner menjadi begitu posesif dan memperketat penjagaan untuk putrinya itu. Sungguh, Lautner tidak mau melihat Laucy bersedih sekalipun hanya satu tetes air mata saja. Lautner sedikit menambah kecepatan nya hingga mobil mereka bisa sampai di rumah sakit dengan cepat, atau nanti kondisi March akan semakin parah dan semakin tak tertolong.

~setelah tiba di Rumah Sakit~

Laucy terus saja berjalan mondar-mandir di depan ruangan tempat March di rawat, sementara Andy yang masih berfikir dan berusaha menenangkan emosi dalam hatinya, Lautner berusaha menenangkan putrinya itu bahkan Laucy sempat menangis hebat di bahu Lautner sang ayah. Tentu saja, ini sudah satu jam lebih mereka menanti di luar ruangan, dan para perawat serta dokter itu masih belum selesai. Hell ?! Separah itukah luka March sehingga satu jam mereka perlukan hanya untuk mengobati nya ??

Tidak lama, beberapa dokter dan para perawat itu keluar dari ruangan. Segera Laucy mendatangi mereka dan menanyakan tentang keadaan March. Bahkan sebelum Andy, Lucy dan Lautner sempat berdiri dari kursi.

"Bagaimana keadaan... Adik saya ?? Apakah ada luka dalam ?? Apakah dia akan selamat ??"

"Anda tenang saja, adik anda baik-baik saja. Hanya saja ada sedikit luka di dalam kepalanya, yang beruntung tidak mempengaruhi fungsi otaknya jadi dia tetap selamat, tapi dia masih belum sadarkan diri untuk beberapa hari. Dia butuh istirahat banyak, untuk pengobatan luka itu dari dalam."

"Apa aku boleh masuk, menemuinya ??"

"Silahkan."

Laucy langsung masuk ke dalam kamar, sementara Andy menyuruh Lautner dan Lucy untuk masuk bersama dengan Laucy, dia sendiri memiliki urusan tersendiri dengan dokter tersebut, jadilah Lautner dan Lucy menyusul Laucy untuk masuk ke dalam.

Alangkah terkejutnya Lucy dan Lautner saat melihat Laucy yang sudah duduk di sebelah March yang masih terbaring dengan beberapa alat yang menempel pada tubuh nya. Laucy menggenggam erat tangan March yang terhubung dengan selang infus, bahkan Laucy menempelkan kepalanya dekat dengan tubuh March.

Bibirnya beberapa kali mengucapkan kalimat, seakan berbicara dengan March yang masih menutup matanya itu, air mata terus menerus keluar dari mata indah gadis itu, dia terus berharap jika March segera tersadar. Laucy tidak memperdulikan Lucy yang melihatnya saat itu, dia hanya ingin bersama dengan March, dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya pada March.

Bahkan Laucy menempelkan mulutnya pada telinga March dan berbisik lembut disana.

"I love you, March..."

Bisikan itu terus dia ucapkan berulang-ulang, membuat Lucy terpaku di tempat saat ini. Bisikan itu terdengar begitu merdu, dan begitu tulus seakan memang itu adalah ungkapan hati Laucy pada March. Dan yang membuat Lucy terkejut adalah Laucy yang mengecup bibir March dengan lembut, membuat Lucy sadar jika saat ini hubungan keduanya bukan hanya sekedar kakak adik, tetapi hubungan cinta antara keduanya.

Dan cinta itu tulus, tidak memandang nafsu. Sama seperti cinta nya dan Andy dulu, tulus dan saling menerima satu sama lain. Dan disaat inilah, Lucy mulai menitikkan air matanya sedikit.

~TBC~

Gimana perasaan kalian buat chapter ini ?? Nge-feel gak sih ?? Author kayanya gak terlalu jago buat adegan yang bisa bikin nge-feel 😅😅 semoga aja bisa ngena lah..

Btw Author mau promosi nih...

Jadi sesuai janji, Author udah buat cerita baru dan itu adalah cerita tentang Jody. Kalau kalian lupaa, Jody itu tokoh di cerita My Love Wild Story 2, di mana ada cinta segitiga antara Jody-Evelyn-Jordan.

Nah karena Jody gak dapat si Evelyn, ya udah Author buat lagi cerita buat Jody..

Semoga kalian suka yaa..

Judulnya : My Fucking Assistant.

Okee sekian dan terima kasihhh

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang