45

4.9K 195 11
                                    

"Laucy, aku meminta mu, untuk menjauhi Edsel."

"Tapi kenapa ???"

"Turuti saja."

March dan Laucy kini berada di dalam mobil, setelah hampir setengah jam berbicara dengan Edsel, dan obrolan itu terputus dengan March yang menarik tangan Laucy untuk menjauh dari sana. Awalnya Laucy hendak marah kepada March yang menariknya dengan tidak sopan, tapi kemudian March menatap Laucy dengan dingin sembari memerintahkan nya untuk menjauhi Edsel.

"Baiklah..."

Laucy tidak berbicara banyak, dia hanya menghela nafas berat. Tangannya terulur memakai sabuk pengaman yang berada di samping tempat duduk, lalu memasukkannya pada sebuah kotak kecil berwarna hitam dan merah. March hanya terdiam dalam hatinya berfikir, apakah sifat nya tadi sudah keterlaluan ??

March terus menatap Laucy yang masih diam saja, dan seakan acuh dengan semuanya. Tetapi karena mobil yang mereka kendarai tidak kunjung berjalan, mengingat March terus menerus menatap masa depannya itu. Laucy lalu menoleh dan mendapati mata hijau tua March menatapnya.

"March ?? Kita tidak pulang ???"

Tiba-tiba March mulai berfikir, bagaimana ayahnya bisa menghadapi musuh-musuhnya di saat dia masih berkencan dengan Lucy, meski keduanya belum resmi sebagai suami istri ?? Bukankah itu sangat bahaya bagi mafia, tetapi Andy selalu menolak dan menunggu March untuk bersabar dalam menikahi Laucy. Bukan karena Andy masih tidak rela, tapi saat ini musuh mereka masih bersembunyi di balik batu, membuat perayaan sama saja memanggil para tikus kesana, dan memberikan kesempatan pada bajingan itu untuk membunuh nya, terutama Laucy.

"Hey... March....."

March tersentak, merasakan sebuah tangan memegang pundaknya. March menoleh mendapati Laucy menatapnya, astaga mau di taruh dimana wajah March, lelaki itu ketahuan melamun oleh kekasihnya sendiri. Segera March memasang wajah dingin dan datar nya untuk menutupi rasa malunya.

"Baiklah, ayo kita pulang."

~ ~ ~ ~ ~

"Hallo...."

"............."

"Ini aku, Kal..."

".................."

"Aku akan mentransfer uang sesuai perjanjian kita, asal kau melaksanakan tugas mu."

"..................."

"Berapa yang kau mau ??? 20 juta ?? 30 juta ??"

"..............."

"Aku membayar 100 juta."

"............."

"Bagus."

~ ~ ~ ~ ~ ~

"Lautner... Apakah kau sudah menyiapkan semuanya ??"

"Sudah tuan.."

Andy tampak melangkah dengan sedikit terburu-buru, diikuti Lautner di belakangnya. Andy tidak tahu siapa saja musuhnya yang masih bersembunyi di balik batu, tapi yang jelas jika musuh nya saling bersatu bisa ruyam masalahnya. Kalau para musuh itu di manfaatkan oleh orang lain, seperti hal nya Lautner yang di manfaatkan oleh ayahnya Lachman. Maka mudah bagi Andy untuk menarik di pihak nya, pasalnya para musuh nya ini justru tertarik dan terobsesi pada Laucy putrinya sendiri.

Andy menggeram, sebenarnya ini adalah kewajiban dan tugas March, lelaki itu sudah berjanji pada dirinya untuk bisa menjaga Laucy yang kelak akan dia nikahi, tapi apa sampai sekarang masih Andy yang pusing kesana-kemari memikirkan perlindungan untuk putrinya. Andy tahu, pasti para musuh akan mencari celah sempit untuk bisa meraih Laucy sebagai kekasihnya.

Ucapan March untuk segera menikahi Laucy teringat dengan jelas, lelaki itu mendatangi nya dengan wajah penuh keyakinan dia akan menikahi Laucy, dan seperti nya Lucy sendiri tidak keberatan bisa menjadi kesempatan luas bagi March untuk menjadikan Laucy sebagai miliknya. Tapi Andy berfikir beberapa kali, pernikahan Laucy-March akan menjadi perayaan besar, yang sudah pasti akan di tempel di berbagai majalah. Bisa saja para musuh memanfaatkan kondisi seperti ini.

Andy terus melangkah, hingga kedua kakinya terhenti sejenak disana. Lautner yang mengikuti nya dari belakang pun ikut berhenti, lelaki itu heran dengan tingkah sang atasan yang matanya mulai menelusuri seluruh ruangan disana.

"Tuan, ada apa ??"

"Kau merasakan itu."

"Apa ??"

"Aku mencium bau, seekor tikus."

Lautner hanya menaikkan alisnya bingung, pasalnya dia tidak pernah tahu ada seekor tikus yang melewati daerah itu, lagipula Lautner sudah menyuruh para maid untuk membereskan seluruh tempat disana, agar tidak ada tikus atau hewan menjijikan lainnya.

Bruk !!

"Sial !!"

Tatapan Lautner menoleh melihat Andy tergeletak di atas lantai, dengan kakinya yang berdarah. Lautner menyadari jika tikus yang di maksud Andy bukanlah hewan melainkan musuh mereka. Lautner terus menelusuri seluruh ruangan dan melihat sebuah peluru kecil mengarah ke Andy dengan cepat, Lautner segera melindungi Andy dan..

Bruk !!!

Tubuh Lautner ambruk dengan perutnya terluka dengan peluru, suara jatuhnya Andy dan Lautner membuat seluruh para anak buah datang kesana. Andy secara sekilas melihat sosok bayangan yang keluar dari pohon di dekat jendela yang pergi dari sana. Andy menggeram, seharusnya dia tahu jika ada yang bersembunyi disana.

"Sial, senapan tanpa suara seharusnya aku sudah tahu dari awal." Pikir Andy dengan geram, berusaha mencabut peluru dari kakinya.

Beberapa anak buah dan Lucy segera datang, dan terkejut melihat kondisi Andy, tapi mereka lebih terkejut melihat Lautner berbaring disana.

"Panggil ambulan, cepat." Ujar Lucy dengan panik, memerintah beberapa anak buah Andy yang langsung di angguki dan di jalankan oleh beberapa lelaki berjas hitam tersebut.

Lucy kemudian mendatangi suaminya, dan melihat Lautner dengan miris.

"Apa yang terjadi ???"

"Ceritanya panjang, lebih baik bawa aku dan Lautner, terutama dia membutuhkan perawatan lebih daripada aku."

Lucy mengangguk.

~ ~ ~ ~ ~ ~

Laucy merasa sangat mual, rasanya dia ingin memuntahkan seluruh makanan yang dia makan tadi, aneh seharusnya di waktu mendekati kelahiran rasa mual itu seharusnya sedikit berkurang. Laucy mencoba menahan rasa mual itu dengan menutup mulutnya menggunakan tangannya. March yang menyadari hal tersebut, langsung meminggirkan mobilnya di pinggir jalan. Dia pun keluar bersama dengan Laucy.

Lelaki itu menyuruh Laucy untuk muntah di sana, Laucy segera melakukannya karena merasa tidak kuat. March memijat bagian belakang lehernya, segera lelaki itu mengambil tissue dari dalam mobil. Setelah Laucy selesai dengan urusannya, March mengelap seluruh bibir Laucy dengan lembut.

"Kau baik-baik saja ???"

"Entahlah, rasanya mual sekali."

"Bagaimana jika kita makan lagi, hmm ?? Aku yakin semua isi perutmu sudah keluar tadi."

"Tapi kita baru saja makan, March..."

"Tapi bagaimana jika calon anakku kelaparan, hmm ?? Atau nanti aku buatkan salad untuk cemilan mu di rumah ??" Ujar March membelai perut Laucy dengan sangat lembut.

Laucy hanya menundukkan kepalanya, tersipu malu melihat keromantisan March yang selalu dia tunjukkan pada calon istrinya itu.

~TBC~

Haiii semua.....

Apa kabar kalian semua ????

Semoga kalian masih suka dan masih ingat ceritanya yaa..

Ada yang merindukan Laucy ?? March ??? Andy ?? Lautner ???

Okee sekian dari Author dan terima kasih

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang