50

4.4K 183 45
                                    

"Apa apaan kau Edsel ?! Membawa pulang gadis itu kemari, apa maksud mu ?!" ujar Edward dengan nada tinggi saat melihat Edsel membawa Laucy bersama dengannya, di tambah ucapan Edsel yang menyatakan jika Laucy kini tinggal bersama mereka.

Sungguh rasanya Edward ingin marah  dan membuang Edsel adiknya sendiri ke dalam jurang terdalam di dunia. Atau menenggelamkannya di segitiga bermuda atau di palung Mariana jika perlu. Tentu saja, Edward tidak setuju jika putri dari keluarga Richman tinggal disana bersama nya ?!

"Ayolah, lagi pula Laucy bukan keluarga Richman lagi, setelah.... Mereka mencampakkan gadis." ujar Edsel menjelaskan, membuat Edward mendengus kesal. Tetapi Edsel juga tetap pada pendirian nya untuk bisa bersama dengan Laucy. Lagi pula dengan adanya Laucy disana, justru bisa membuat rencana balas dendam mereka bisa tercapai, apalagi Laucy kini akan berada di pihak mereka.

"baiklah, jika kakak tidak mau. Lagi pula Laucy bisa tidur dan beristirahat di kamar ku. Ayo, Laucy."

Edsel kini melangkah menjauhi sang kakak, di ikuti Laucy dari belakang. Gadis itu menunduk sedikit bersalah karena membuat Edsel bertengkar dengan sang kakak, tetapi justru di dalam hatinya terlukis seringaian licik miliknya, yang tidak akan bisa di lihat oleh siapapun, bahkan termasuk Edsel sekalipun.

Setelah mereka sampai di sebuah pintu kamar Edsel. Lelaki itu mempersilahkan Laucy untuk masuk terlebih dahulu, Laucy kemudian melangkah masuk dan terpana melihat kamar Edsel yang sangat luas, dan tersusun rapi. Memang rumah kedua lelaki itu saja, sangat besar dan mewah seperti rumah keluarga bangsawan, atau mungkin keluarga mafia.

"wow... Ini sangat indah, luas, dan rapi.. Edsel.." puji Laucy dengan nada senang, dan begitu kagum. Sementara lelaki itu hanya terkekeh geli melihat tingkah Laucy yang begitu takjub dengan ruangan kamar nya. Padahal kekayaan Richman jauh melebihi kekayaan nya dan kakaknya.

" Bukankah keluarga Richman itu kaya, apakah kamar mu tidak seluas ini ??"

"luas, hanya saja.. Aku tidak menyangka rupanya rumah dan kamar mu sangat luas, aku kira kau-"

"Hmm ??? Gelandangan ?? Pengemis ?? Astaga Laucy, aku tersinggung.." ujar Edsel dengan nada jenaka, membuat Laucy menggeleng tetapi sedikit terkekeh geli. Gadis itu kemudian mendekati Edsel, tangannya sedikit menyentuh bagian dada bidang lelaki itu, dan sedikit menggoda nya.

"bukan begitu... Hanya saja... Apakah kau mafia ??"

"yeah, aku mafia jahat. Baby..."

"Oh yeah ??? Aku tidak percaya padamu.."

"dan ucapan mu semakin membuat ku tersinggung, Laucy."

Keduanya pun terkekeh geli, Laucy kemudian dia sedikit melepas pelukan tersebut, dan melangkah sedikit menjauh dari Edsel, tetapi tetap raut wajah dan senyuman itu tertuju pada sang lelaki. Membuat jantung Edsel semakin berdetak tak karuan, melihat gaya Laucy yang menunjukkan keseksian tubuhnya. Laucy kemudian duduk di atas ranjang Edsel, raut wajahnya berubah.

"ku pikir, aku akan mencari pekerjaan besok, kau tahu aku tetap membutuhkan pakaian dan peralatan lainnya."

Edsel mendesah kesal, matanya memutar malas. Lelaki itu melangkah, dan duduk di sebelah Laucy, dan tangannya membelai rambut Laucy dengan lembut. Sehingga kedua mata mereka saling bertabrakan, mata biru Laucy memandang mata indah milik Edsel berwarna coklat muda.

"Aku tidak bercanda, saat aku mengatakan aku mafia."

"Hmm, lalu ??" ucap Laucy dengan nada mendesah menggoda.

"aku akan memberikan apapun padamu, sayang."

"Benarkah ???"

"tentu saja, malam ini beristirahat lah, besok baru kita berbelanja kebutuhan mu."

Laucy pun mendekati Edsel, dan mulai membelai bagian dada dan perut sang lelaki sembari berbisik dengan nada menggairahkan.

"kau memang sangat baik, tampan dan begitu keren Mr. Edsel..."

Sialan !! Pikir Edsel, saat jari lentik itu sengaja menggoda nya di bagian dada dan perut itu. Bahkan suara Laucy tampak sangat seksi dan menggairahkan. Dia bisa horny dan menyerang Laucy saat ini, Edsel mencoba menahan dirinya terlebih dahulu.

" Tubuhmu sangat seksi, dan begitu keras Edsel, mirip seperti March.." ujar Laucy dengan acuh, dan terus membelai bahkan dengan sengaja dia memainkan bagian puting Edsel, membuat lelaki itu menahan hasrat dalam dirinya.

"Jangan memaksaku untuk menyerang mu, Laucy... Hentikan..." ujar Edsel dengan nada yang mulai serak berat. Laucy memandang Edsel dengan tatapan nakalnya.

"Hmm.. Aku tidak yakin, permainan mu akan senikmat milik March."

"Kau menantang ku, gadis nakal, Hmm ??

Edsel mendorong Laucy hingga jatuh ke atas kasur, dan lelaki itu menindih tubuh Laucy, tetapi tetap tangan lelaki itu menahan tubuhnya agar tidak terlalu menindih tubuh Laucy, mengingat jika gadis itu sedang hamil besar saat ini. Sementara Laucy yang melihat Edsel berada di atasnya justru terkekeh geli seakan dia tidak menyadari jika nanti Edsel sedang dalam kondisi Hard dan bisa menyerangnya kapan saja di atas ranjang.

"ku harap, anda ingat dengan kehamilan 8 bulan ku ini."

"Aku rasanya ingin mengaborsi nya saat ini."

"hey, dasar !! Aku sudah Merawatnya selama 8 bulan, dan kau hanya membunuhnya dalam sehari saja. Enak saja, tidak !!" ujar Laucy dengan menunjukkan ekspresi imut nya yang terkesan sebal dan kesal dengan ucapan Edsel. Justru ekspresi imut itu menambah kesan seksi milik Laucy.

Edsel memegang dagu Laucy, dan mencium bibir gadis itu. Sementara Laucy menerima ciuman itu, bahkan dia memegang tengkuk leher Edsel, membuat lelaki itu menjilati bibir Laucy. Ciuman berlanjut begitu panas, keduanya saling menjilati satu sama lain, hingga Edsel mengakhiri ciuman tersebut.

"ahhh Edsel, kenapa berhenti..."

"aku harus mandi, kau tahu aku belum membersihkan diriku dari pagi tadi."

"cepatlah... Kau benar-benar menyebalkan, mengganggu di waktu yang tidak tepat."

Edsel terkekeh geli, rupanya gadis itu sangat nakal. Benar-benar nakal, menggoda nya layaknya seorang jalang profesional. Rasanya jika tidak mengingat kandungan Laucy, Edsel ingin sekali menindih tubuh gadis mungil itu, dan langsung memasukkan miliknya yang sudah menegang. Edsel membuka bajunya memperlihatkan tubuh seksi dan sixpack miliknya. Sementara Laucy memandang bodi tubuh itu dengan nakal.

"Dadamu sangat seksi, rasanya aku ingin menjilati nya." ujar Laucy mengeluarkan lidahnya setengah menggoda membuat Edsel terkekeh.

"jika kau lakukan itu, aku akan memasukkan mu ke dalam bak mandi, dan langsung memasukkan milikku ke dalam mu, dasar anak nakal."

Laucy terkekeh geli seakan itu adalah joke yang lucu, dia pun berbaring disana.

"cepatlah, aku menunggu mu disini."

"sure.."

Edsel kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Sejenak Laucy merasakan handphone nya bergetar, gadis itu membuka dan melihat sebuah pesan yang tidak lain berasal dari sang calon suaminya.

March

Temui aku di belakang rumah !!! Aku melihat semuanya, dan aku tahu kau dimana ?!

Cepat !!!

Laucy memegang keningnya, "dia pasti cemburu, melihat semuanya ini. Astaga..." ujar Laucy dengan rasa lelah, melihat sisi posesif March yang begitu kental.

~TBC~

Pada jijik gak sama kelakuan ya Laucy sama Edsel, ya sebenarnya itu cuma akting si Laucy aja sih buat menjebak si Edsel.

Semoga gak pada jijik ya, lagian Author gak kasih adegan lainnya kok selain ciuman, kan Laucy masih dalam keadaan hamil 8 bulan.

Okee sekian dan terima kasih

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang