Laucy tampak melihat bayangan dirinya di depan kaca. Tampak sangat sempurna dengan gaun berwarna merah muda nan seksi, serta sepatu high heels merah, serta beberapa dandanan di wajahnya membuat penampilan nya terlihat sempurna. Laucy menyeringai senang dalam hatinya, meski dandanan itu terlihat sangat feminim dan seksi, tetapi di balik gaun tersebut terdapat beberapa senjata yang sudah dia simpan disana.
Laucy sengaja berdandan seksi dan cantik, untuk menarik perhatian Edsel. Laucy melihat dan membaca seluruh kasus pemerkosaan yang di lakukan Edsel, maka jalan satu-satunya adalah memancing lelaki bejat itu untuk membawanya ke rumah.
"Aku minta maaf March... Bukannya aku tidak menginginkan pernikahan mu, tapi ini demi Dad Lautner. Mereka yang sudah membuatnya masuk ke dalam rumah sakit, harus menderita." Ujar Laucy pada bayangannya di cermin.
Laucy pun melihat bagian perutnya yang sedikit membesar, dia mengusap perut tersebut dengan perlahan.
"Maafkan Mom, ini demi dendam kakek kalian. Mom berjanji tidak akan menyakiti kalian."
Tiba-tiba saja sebuah tangan besar mengusap perut Laucy, membuat gadis itu terkejut menyadari jika tangan itu bukan berasal dari tubuh nya. Laucy menoleh mendapati March disana membelai perut tersebut dengan rasa bersalah yang terlukis di matanya.
"Dan Dad berjanji, akan melindungi kalian dan Mom." Ujar March tersenyum ke arah Laucy.
Laucy terkejut dengan kehadiran March di hadapannya, padahal terakhir pertemuan mereka berakhir dengan tidak baik. Bahkan saat Laucy menolak pernikahan mereka.
~flashback~
"Jadi kau lebih memilih rencana balas dendam mu, ketimbang perasaan ku ??" Ucap March dengan meninggikan suaranya.
"Bukan begitu, March-"
"Terserah kau saja, aku muak." Ujar March dengan nada geram, diapun bangkit berdiri dan mulai berlalu dari sana. Menjauh dari Laucy yang masih duduk di sana.
~ ~ ~ ~ masih flashback
March terus melangkah dengan suara langkah kaki yang suaranya di besarkan dengan sengaja. Lelaki itu menunjukkan rasa kesal dan emosinya, hingga tidak ada seorang pelayan pun yang berani menghampiri March melihat emosi tinggi dari tuannya.
March mengacuhkan semua itu, dia lebih memilih duduk di taman di belakang rumahnya. Lelaki itu mulai melangkah melewati rumput di halaman rumahnya, lelaki itu sedikit tersentak kaget saat melihat Andy Richman, ayahnya juga sedang duduk disana dengan santai, sembari menghisap sebuah batang rokok.
"March ??"
"Sedang apa Dad disini ??"
"Sedang menghirup udara segar."
"Kau terlihat lebih mengotori, ketimbang menghirup udara. Lagipula yang Dad hirup adalah asap rokok, bukan udara segar."
"Terserah kau saja." Ujar Andy dengan acuh terus menghisap rokok di mulut nya, sementara March yang merasa sang ayah hanya mengacuhkan nya.
March kemudian duduk di sebelah Andy. Lelaki tua itu tahu masalah apa yang terjadi pada March dan Laucy. Sempat Andy mendengar aduan mulut antara keduanya, dan itu membuat Andy sedikit terkekeh geli bernostalgia, mengingat saat Andy dan Lucy bertengkar karena Andy yang begitu menginginkan dendamnya terbalas, tetapi Lucy yang tidak mau Andy terlibat dalam perang antar mafia.
"Sedang ada masalah, dengan Laucy ?? Heh March ??" Ujar Andy memulai pembicaraan, membuat March menolehkan kepalanya.
"Dia terlalu fokus pada dendam daripada aku. Dan... Bukankah itu sangat berbahaya bagi anaknya, kenapa dia tidak berfikir sampai seperti itu ?!" Ujar March dengan rasa emosi yang tinggi.
Andy hanya terkekeh geli, dia meraih sebuah batu besar. Dia pun menunjukkan batu itu pada March.
"Kau tahu, March, batu ini terbuat dari debu-debu kecil yang kemudian membeku menjadi sebuah batu. Setelah debu itu menjadi batu maka akan sulit untuk di kalahkan."
"Maksud Dad ??"
"Sama halnya dendam, jika kau terus biarkan dan tidak segera di selesaikan maka akan menjadi batu yang bisa menyakiti mu."
"Maksudnya, Dad mendukung Laucy dalam dendam nya."
"Bukan mendukung, tapi tidakkah kau berfikir untuk memecahkan dendam itu bersama dengan Laucy. Kau tahu, kenapa Edward dan Edsel bisa hidup sampai sekarang, dan menjadi batu sandungan bagi kalian ?? Karena Dad tidak menyelesaikan dendam itu di masa lalu."
"Tapi, Dad. Apa kau tidak lihat ?? Alex saja sudah hancur di hadpan ku ?!"
"Dan kalau kau terus berfikir seperti itu, maka mereka akan semakin berkembang menjadi keluarga besar. Dan itu akan menjadi sandungan bagimu."
~flashback off~
"Kau kemari ??"
"Yeah, aku berfikir.... Aku berfikir untuk membantu mu... Lagipula, ini masalah keluarga ku juga... Tapi..."
"Tapi apa ??"
"Setelah semua acara menyebalkan dendam ini berakhir, menikahlah dengan ku."
"Jika aku tidak salah menilai mu, Mr. March Richman."
"Oh yeah, lihat saja akan aku habisi keparat dan bajingan itu !!"
Keduanya pun tertawa terbahak-bahak, seakan itu adalah joke yang sangat lucu.
~TBC~
Haii semua... Kayanya cerita ini bakal aku percepat deh..
Selain Author udah agak bosen, jujur Author udah punya ide cerita baru hehehehehe makanya pengen mempercepat ini cerita biar selesai.
Dan ntar Author update cerita yang baru lagi..
Btw semoga gak pada lupaa alur nyaa yaa..
Byee
![](https://img.wattpad.com/cover/191923644-288-k409593.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bitch season 2
Romancecover edit by : lomebiru (Cerita sudah tamat / ending) Disaat rasa benci nya terhadap kakaknya semakin mendalam di sanalah muncul obsesi berlebihan untuk memiliki sang kakak. "March.... lepashh... ahhhh..." "tenang kak, aku akan memuaskan mu." dan o...