47

4.3K 170 18
                                    

"jadi, Edsel dan Edward ada hubungannya dari rencana ini ??" Tanya Laucy saat bersama dengan March dan Andy. Ketiganya membahas masalah ini, bahkan Laucy tidak segan-segan menanyakan beberapa penggunaan senjata untuk membalaskan dendamnya.

Kali ini March menyeringai licik, meski dalam hatinya sebenarnya tidak mau Laucy terlibat di dalam masalah ini, apalagi saat ini Laucy hamil, tapi March yakin semakin dia melarang Laucy, semakin neraka dekat dengannya. Apalagi saat ini Laucy dalam keadaan sangat geram.

"Itu benar, dan aku yakin jika Kalila masih hidup sampai saat ini." Ujar Andy menyeruput teh di depannya.

"Kalila ??"

"Ibu dari Edward dan Edsel, dialah yang hampir menghancurkan keluarga Richman dulu.."

"Menarik, karena setelah ini aku akan menghancurkan keluarga nya." Ujar Laucy menyeringai licik, membuat March yang tadinya meminum menjadi tersedak melihat seringaian yang jarang sekali di tunjukkan oleh kakaknya itu.

"Jadi rencana apa yang akan kau lakukan ??" Tanya March menatap Laucy dengan tatapan penuh rasa penasaran. Gadis itu membalas tatapan March dengan sedikit sinis dan menyeringai licik di bibirnya.

"Rencana yang mungkin akan membuat mu, cemburu. March sayang."

"Jangan katakan jika, kedua bajingan itu akan menyentuh tubuh mu." Ujar March dengan sedikit geraman rasa cemburu mulai membakar dirinya, membayangkan jika Laucy akan bersama dengan Edsel Dan Edward, rasanya March akan membakar kedua lelaki tersebut secara hidup-hidup, tetapi Laucy hanya menanggapi rasa cemburu March dengan santai.

"Tidak akan, sebelum tangan mereka menyentuh tubuh ku. Sudah aku pastikan jika kedua tangan mereka akan terpotong dari tubuh mereka." Ujar Laucy dengan santai, sembari menyeruput teh miliknya.

March menatap Andy dengan penuh nada curiga, sementara Andy hanya mengangkat bahunya acuh.

"Jadi Dad, dimana tempat penyimpanan senjata ??"

~ ~ ~ ~ ~ ~

"Edsel, seharusnya kau tidak membuang-buang waktu mu, untuk keluarga Richman itu ?!" Ujar Edward dengan nada sinis ke arah Edsel adiknya itu. Sementara yang di panggil hanya terkekeh geli, tetapi kekehan itu berubah menjadi seringaian licik dan tawa jahat yang muncul.

"Kau memang bodoh, untuk mendapatkan informasi dari musuh kita harus mendekati musuh kita, bukannya malah menjauhinya. Lagipula aku memiliki rencana lain."

Edward menatap adiknya dengan tatapan curiga dan penuh rasa penasaran, sementara adiknya yang tadinya menampilkan wajah ramah dan murah senyum berubah menjadi wajah jahat, penuh seringaian psikopat yang bengis dan licik. Edsel selama ini selalu mampu menyembunyikan sifat aslinya dari semua orang. Di mata orang lain, Edsel terkenal dengan hati lemah lembut yang ternyata adalah tipuan dari hati iblis tersebut.

"Kau tidak lihat, wajahnya sangat cantik dan manis. Akan sangat menyenangkan menjadikan nya sebagai milikku."

Edward memutar matanya malas, "Sudah berapa gadis yang kau tiduri ?! Dan kau mau menjadikan putri keluarga Richman, sebagai salah satunya, hmm ?!"

Edsel hanya menyeringai licik, di balik sifatnya yang ramah Edsel ternyata diam-diam adalah pembunuh, pemerkosa, dan iblis terkejam yang pernah ada. Dia tidak akan segan-segan menyiksa gadis atau wanita manapun yang enggan bersetubuh dengannya.

"Dia akan menjadi ratu ku. Dan seutuhnya milikku. Aku sudah mendengar kabar, jika Laucy bukan anak kandung keluarga Richman, jadi tidak masalah jika dia menjadi milik ku seutuhnya."

~ ~ ~ ~

"Kau harus berhati-hati, karena Edsel bukanlah orang sebaik yang kau kira... Dia jauh lebih licik dari seekor rubah." Ujar seseorang yaitu Rolax, mendengar jika Laucy hendak membalas dendam pada Edward, Edsel juga ibunya membuat Rolax sebagai kakak kandung Laucy sedikit ketakutan. Gadis itu sedang hamil dan dia hendak pergi ke kandang serigala.

"Aku mengerti." Ujar Laucy mengangguk, membalas ucapan Rolax.

Meski belum tahu hubungan yang sebenarnya, tetapi Laucy sendiri merasa nyaman dalam artian Laucy tidak pernah merasa ketakutan jika bersama dengan Rolax, berbeda dengan Rolex yang sangat mengerikan dan menyeramkan. Rolex membuat Laucy merasa sangat tidak nyaman, tetapi Rolax membuat Laucy terasa seperti memiliki saudara.

Rolax segera menaruh sebuah pistol di atas meja, yang berada di tengah antara Laucy dan Rolax. Lelaki itu menggeser pistol itu hingga dekat ke arah Laucy. Membuat gadis itu sedikit terkejut dengan pemberian Rolax.

"Itu adalah pistol ku, kau butuh itu untuk berjaga-jaga."

"Juga kau, bukankah kau membutuhkan nya ??"

"Kau lebih membutuhkan nya Laucy. Aku tahu kau memiliki permainan licik untuk ini, tetapi kau harus berjaga-jaga karena Edsel Dan Edward bukan lelaki biasa, mereka lebih sadis memperlakukan musuh mereka."

"Kau jangan khawatir, dan terima kasih banyak Rolax.."

~ ~ ~ ~ ~

".....98, 99, argh... 100."

March menaruh barbel besar di tangannya, lelaki itu kemudian beristirahat dan duduk di kursi yang tidak jauh darinya. Bajunya yang begitu basah karena keringat, serta otot tubuhnya yang tampak tercetak jelas di kaosnya, jikalau dia sedang berada di tempat gym umum pastinya banyak gadis atau wanita yang akan melirik atau bahkan terus memandang ke arah putra kedua keluarga Richman tersebut. Bayangkan saja, wajah tampan, tubuh sixpack, kaya benar-benar sempurna bukan ??

Tapi wajah tampan miliknya terus menampilkan raut wajah gelisah dan bingung. Pikirannya masih memutar dengan jelas ucapan Laucy mengenai rencana balas dendam. Yang terus membuat pikiran adalah ucapan Laucy yang memiliki rencana yang mungkin akan membuat March merasa cemburu. Dan lelaki itu khawatir jika kedua lelaki tersebut akan memperkosa atau bahkan menggugurkan kandungan Laucy.

Tiba-tiba sebuah tangan membelai separuh wajah March, membuat lelaki itu terkejut dan menoleh mendapati Laucy disana. Gadis itu dengan wajah yang sangat dekat dengan March, membuat sang lelaki terpana. Entah bagaimana, tapi wajah Laucy yang dulunya sangat ceria kini berubah menjadi arogan, dan di penuh dengan dendam.

"Laucy...."

Lelaki itu memandang mata Laucy yang dulunya penuh pancaran aura kebahagiaan, kini pancaran kegembiraan itu hilang, dan tergantikan oleh dendam yang begitu mendalam, yang membuatnya terlihat sangat gelap. March memegang dagu Laucy.

"Laucy...."

"Jika kau ingin menghentikan dendam ku, maaf March.. tapi aku harus."

"Aku tidak bermaksud menghentikan mu, tapi.....   Menikahlah dulu dengan ku."

Ucapan March membuat Laucy terkejut dan menoleh ke belakang. Gadis itu bertanya apa dengan suara yang sangat kecil, bahkan terdengar hanya seperti helaan nafas saja. Gadis itu sejenak menghela nafasnya dengan sangat berat.

"Tentu saja tidak bisa March...."

March sedikit kecewa, tetapi tidak dia tunjukkan dengan terang, dia bahkan sempat menanyakan alasan Laucy kenapa ?? Karena lelaki itu yakin, pasti ada alasan di balik penolakan tersebut.

"Jika kita menikah, maka rencana ku akan gagal."

"Jadi kau lebih memilih rencana balas dendam mu, ketimbang perasaan ku ??"

~TBC~

Hai semua... Maafkan aku tidak bisa update cerita ini, karena kayanya ide Author lebih banyak tercurah buat cerita baru 😅😅😅✌️✌️

Tapi tenang, cerita ini juga gak bakal kalah seru kok..

Aku harap kalian tidak melupakan cerita Author yang ini, cuma gara2 cerita Jody yaa ☹️☹️☹️

Salammm

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang