"Rencana mu sangat licik, March. Tapi apa kau yakin, mereka tidak akan curiga ??"
"Tentu saja tidak, aku sudah memastikan semuanya."
March menggandeng tangan wanita itu, dan tertawa senang, sementara wanita itu tersenyum melihat kekasihnya itu tampak sangat senang. March lalu menarik sang wanita, hingga wanita itu terjatuh di pelukan March.
"Ish March...."
"Sekarang, kita tidak akan terpisahkan."
"Hmmm... Benarkah ???"
"Sekarang lepaskan wig sialan itu dari rambut mu."
"Sure, Mr. March Richman."
Wanita itu melepaskan rambut pendeknya, dan memperlihatkan rambut panjang hitam, kacamatanya di buang, dan softlens di mata nya di copot. Membuat March menyeringai melihat jati diri sang wanita.
"Kalau kau lupa, marga mu juga Richman."
Kedua nya tertawa bersama, sembari berjalan bergandengan dengan mesra.
~sementara~
Laucy terlihat menangis di atas sofa, sudah hampir sore dan gadis itu masih menangis disana. Membuat Edsel begitu kebingungan bagaimana cara menghibur gadis itu.
"Laucy, ayolah jangan menangis. Ada aku disini, okey ??"
Laucy menoleh melihat ke arah Edsel, matanya berkaca-kaca, mencoba tersenyum dengan ucapan Edsel. Gadis itu memeluk Edsel dengan erat, dan menuangkan seluruh perasaannya pada lelaki itu.
Sudah lama aku tidak memeluk mu, Edsel. Dan aku ingat, terakhir pertemuan kita. Kau mendorong ku, dan menghina ku.
"Laucy, kau haus ?? Aku ambilkan air ??" Tanya Edsel, membuat Laucy mengangguk tersenyum.
"Tentu."
Edsel lalu berlalu dari sana, sementara Edward yang duduk berhadapan dengan Laucy hanya memandang aneh ke arah gadis itu, membuat Laucy sendiri merasa heran.
"Ke...kenapa kau menatap ku, seperti itu ??"
"Entahlah, sekilas kau terlihat seperti bukan Laucy. Maksudku, wajahmu mengingat ku pada seseorang." Ujar Edward dengan tatapan penuh kecurigaan, membuat Laucy terdiam sejenak.
"A...Apa maksud mu ??"
Edward tidak berbicara apapun, hanya menatap curiga ke arah Laucy. Lelaki itu bangkit berdiri, dan mulai mendekati gadis itu, membuat Laucy sedikit ketakutan dan bergidik ngeri. Tatapan Edward tidak jauh berbeda dengan seorang psikopat saat ini. Edward terus mendekat, terus mendekati Laucy hingga...
Bruk !!!
Edward tersandung sesuatu di kakinya, hingga membuat lelaki itu hampir terjatuh di atas Laucy. Membuat keduanya saling bertatapan satu sama lain, hingga tiba-tiba tangan Edward menarik tengkuk leher Laucy, dan...
Cup.
Laucy tersentak kaget, saat Edward mencium bibirnya disana. Lelaki itu bahkan sengaja menekan tengkuk leher Laucy, Edward menjilati dan mengecup bibir merah muda Laucy.
Nikmat, lembut hanya itu yang di pikirkan Edward saat ini. Sementara Laucy bingung, disisi lain yang dia jebak adalah Edsel, tapi Edward adalah kakak dari Edsel. Apa dia juga harus menjebak Edward juga ?? Tapi disisi lain, sentuhan Edward tidak kalah liar dan nikmat. Sentuhan Edsel jauh lebih lembut nan mematikan, tetapi sentuhan Edward lebih liar dan begitu nikmat.
"Ahhh.... Shhh..."
Laucy merasa sedikit kesakitan, saat lelaki itu mulai menggigit bagian bibirnya, membuat Laucy mendesah kesakitan saat ini. Sementara Edward hanya menyeringai licik. Tanpa sadar dari arah lain, Edsel datang membawakan gelas. Lelaki itu sengaja membuat Laucy menunggu, karena dia membuatkan gadis itu coklat hangat. Edsel ingat, jika ibunya, selalu membuatkan coklat hangat ketika sedang bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bitch season 2
Romancecover edit by : lomebiru (Cerita sudah tamat / ending) Disaat rasa benci nya terhadap kakaknya semakin mendalam di sanalah muncul obsesi berlebihan untuk memiliki sang kakak. "March.... lepashh... ahhhh..." "tenang kak, aku akan memuaskan mu." dan o...