53

3.8K 151 32
                                    

Ruangan itu terlihat sangat gelap gulita. Sang lelaki itu memandangi gadis yang tertidur di hadapannya. Wajahnya terlihat begitu kelelahan, akibat perutnya yang begitu besar. Gadis itu berbaring dengan posisi perut di atas mengingat kehamilan besarnya, sementara lelaki itu menyeringai melihat Laucy tertidur di hadapannya. Rasanya ia ingin menyerang gadis itu saat ini juga.

Lelaki itu Edsel menaikkan alisnya, melihat baju yang di gunakan oleh Laucy sedikit lebih longgar dari baju biasanya. Edsel mulai memasukkan tangannya ke dalam baju Laucy, tangan lelaki itu menyelinap dan terus mencari beberapa pusat sensitif milik Laucy. Gadis itu merasa terganggu dengan adanya belaian tersebut, dia mulai membuka matanya terbangun dan melihat Edsel sudah begitu dekat dengannya.

"Ahhh Edsel.... Hentikanhh... Aku sedang lelah..."

"Tenang saja, sebentar lagi rasa letih dan lelah mu hilang dengan sentuhan dariku." Ujar Edsel dengan menyeringai licik disana.

Ja...Jadi ini yang di maksud oleh Rolax, tentang sifat asli Edsel. Hmm baiklah, aku akan menuruti permainan mu, Mr. Edsel Alby Shaenette.

Laucy menggeliat mendesah, memanggil nama Edsel saat tangan nakal sang lelaki itu meraba dan menemukan titik sensitif nya. Hingga jari jemari lelaki itu mengarah pada dada besar milik Laucy. Lelaki itu terkekeh geli, dia bisa merasakan dada itu begitu besar. Edsel meremas dan memainkan kedua dada yang masih tertutupi oleh kain bh tersebut.

Sial !! Permainan nya, jauh lebih nikmat ketimbang March. Seharusnya aku menyuruh March untuk belajar banyak dari bajingan ini.

Laucy tidak bisa menahan diri dan mulut nya, saat tangan itu masih dengan lihai memainkan, meremas, kedua dada besar putih tersebut. Sungguh jika saja permainan March senikmat ini, mungkin Laucy akan terus meminta jatah kepada March. Edsel menghentikan aksinya dan mengeluarkan kedua tangannya dari sana. Lelaki itu mendekatkan keningnya ke kening Laucy yang masih terlihat memerah di bagian wajahnya.

"Jika kau masih menginginkan permainan ini, sayang... Buka seluruh bajumu, dan aku akan memanjakan mu dengan tangan ku." Bisik Edsel dengan nada bergairah.

"Ahhh Edsel aku sedang lelah, bahkan bagian bawah ku terasa sakit saat ini.."

"Tak masalah sayang, aku hanya ingin memainkan tubuh mu dengan kedua tangan ku saja."

Laucy terdiam sejenak, wajahnya masih memerah sempurna disana, matanya berkaca-kaca memandang ke arah Edsel. Sejenak gadis itu bangkit dari tempat tidur, melepaskan seluruh pakaiannya dan bagian bh nya, membuat Edsel terkekeh licik dan menjilati bibirnya yang kering saat melihat tubuh seksi milik Laucy. Gadis itu kemudian kembali berbaring memandang ke arah Edsel. Wajah erotis nya terlihat disana, diapun menggerakkan tubuhnya sebentar menggoda Edsel.

"Lakukan saja, buat aku puas." Ujar Laucy.

"Sure." Ujar Edsel dengan menyeringai licik.

Lelaki itu mulai meraba bagian dada Laucy, membuat gadis itu mendesah nikmat, kedua jari yang terus memanjakan serta bermain indah di daerah pegunungan itu membuat gadis itu bisa merasakan rasa geli dan nikmat yang menghantam nya. Melihat Laucy yang begitu menikmati permainan nya, Edsel kini semakin menjadi-jadi, lelaki itu mulai menciumi leher dan menjilati leher putih Laucy.

"Ahhh Edsel.... Hentikanhh... Hsssss...."

~sementara~

Dari arah lain, Edward sedang melangkah hendak naik ke atas lantai. Lelaki itu berusaha berfikir, memikirkan sebenarnya apa yang sedang di rencanakan oleh adiknya sendiri, Edsel. Rencana penjebakan apa itu ??? Dan apakah benar Edsel bisa menjebak Laucy ?? Atau justru malah Laucy yang menjebak adiknya sendiri. Edward pun berada di depan pintu kamar Edsel, saat tangannya hendak mengetuk pintu tersebut. Tiba-tiba telinga nya mendengar sebuah suara aneh dari dalam, suara itu terdengar seperti suara milik Laucy dan Edsel.

Ahhhh Edsel... Hentikanhh.... Janganhhh disanahhh.... Ahhhh..

Sssttt just relax and tasted it...

Ohhh fuck !!

Edward membulatkan matanya menyadari itu suara adiknya sendiri, segera lelaki itu mendobrak pintu kamar Edsel, dan terkejut mendapati adik nya sedang berada di atas ranjang bersama dengan putri keluarga Richman tersebut. Bahkan keduanya masih belum menyadari kehadiran Edward.

"Apa yang kalian lakukan ?!" Ujar Edward dengan tidak menyembunyikan rasa kaget, kesal, marah tetapi juga bingung.

Sementara Edsel dan Laucy langsung menoleh dan melihat Edward disana. Laucy segera meraih sebuah selimut di dekatnya dan segera menutupi tubuhnya yang sudah telanjang tersebut, sementara Edsel memasang wajah kesalnya pada sang kakak, yang sudah menganggu kesempatan emasnya meraih tubuh Laucy.

"Apa yang kau lakukan disini, Edward ??" Ujar Edsel dengan nada dingin, dan menunjukkan rasa ketidaksukaan nya pada kehadiran sang kakak. Sementara Edward memasang wajah kesalnya dan emosinya pada sang adik.

"Dan apa yang kau lakukan disini ?! Ha ?!!!! Bercinta dengan dia ?!" Edward menunjuk Laucy dengan memasang wajah kesalnya.

"Dengan keluarga Richman ?!!! Apa kau gila Edsel !!!!"

"Ini kamar ku, ini hak ku, terserah aku mau melakukan apapun di sini ?!! Bukankah kau yang tidak memiliki hak untuk melarang ku ?!" Ujar Edsel dengan nada tidak kalah tinggi.

Edward dan Edsel yang masih berdebat satu sama lain, sementara Laucy masih disana memandang kedua wajah lelaki tersebut. Laucy tampak ragu-ragu di luarnya, tangannya memegang selimut dengan meremasnya seakan dia takut, padahal di dalam hatinya merasa sangat puas. Dia yakin sebentar lagi rencana balas dendamnya akan terwujud.

Tunggu saja Dad Lau, dendam mu akan segera terwujud.

~sementara~

"Akhirnya aku mendapatkan dokumen nya, sekarang kita lihat apa yang sedang wanita jalang itu rencanakan." Ujar Andy melihat sebuah dokumen di atas meja nya.

Lelaki itu terlihat sangat puas dengan hasil kerja anak buahnya, yang dia kerahkan untuk mengawasi dan memberikan laporan keberadaan Kalila yang entah dimana, tapi yang jelas Andy yakin jika wanita jalang sialan itu pasti akan datang kepadanya atas dendam di masa lalu.

"Aku harap kau tidak sebodoh dulu, Kalila. Atau justru kau benar-benar serendah itu." Ujar Andy pada dirinya sendiri, sembari menyeringai licik.

Otaknya di penuhi rencana yang tidak terduga, dan itu akan membuat musuhnya sendiri terjerumus ke dalam permainan dendam yang mungkin akan melibatkan banyak pihak tak terduga.

"Sementara Laucy mengerjakan bagiannya, aku akan mengerjakan bagian ku, dan menyerang mereka secara perlahan." Pikir Andy pada dirinya sendiri, mengingat putrinya kini juga memiliki rencana balas dendam yang sama.

Kalau di pikir-pikir, Laucy bukanlah putri kandungnya sendiri, tetapi kenapa sifat nya justru menurun pada Laucy, bukan pada March yang sebenarnya adalah putra kandungnya sendiri. Aneh, bahkan Andy merasa March lebih menurun sifat Lucy ketimbang sifatnya dan Laucy menuruni sifatnya.

"Aku bisa gila, jika memikirkan hal ini."

~TBC~

Maafkan Author, kalau cerita yang ini kadang gak update sampai beberapa hari lamanya. Btw ini cerita bakal ending.

Dan Author pastikan kalau ending ceritanya bakal bikin kalian semua pada kaget, karena alurnya yang di luar ekspektasi kalian semua.

Terima kasih..

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang