46

4.5K 193 23
                                    

March dan Laucy segera pulang kembali ke rumah, setelah mereka selesai dengan urusan berbelanja dan mual2 yang di alami oleh Laucy. Keduanya kini bisa bernafas lega, dan berniat untuk kembali ke rumah dengan aman dan tentram. Tetapi keduanya sedikit curiga, dan penasaran saat tidak mendapati Dad, Mom, dan Dad Lau disana.

"Pelayan, dimana semua orang ??" Ujar March memanggil salah seorang maid disana, segera yang di panggil itu pun menunduk hormat lalu memberikan informasi tentang kejadian tadi secara sekilas.

"Tuan, dan nyonya di rumah sakit."

Laucy yang mendengar hal tersebut segera mendekati sang pelayan, gadis itu merasa heran siapa yang sakit ?? Apakah teman dari Dad ?? Tapi kenapa Dad Lau juga tidak ada disana.

"Lalu, dimana Dad Lau ???"

"Dia ada di rumah sakit, Mrs. Laucy."

"Apa yang terjadi sebenarnya ??" Tanya March dengan nada curiga dan penasaran, membuat pelayan itu menunduk sejenak, dalam hatinya tidak tega memberitahu semuanya. Apalagi sang pelayan tahu betul, bagaimana kasih sayang Laucy kepada Lautner.

"Tuan Andy, dan Lautner mengalami sedikit kecelakaan, sehingga mereka di kirim ke Rumah Sakit." Ujar sang pelayan membuat Laucy membulatkan matanya.

"Ke rumah sakit ??? rumah sakit mana ??"

"Rumah Sakit ******, Mrs. Laucy.." ujar sang pelayan dengan sopan.

"March, Ayo kita ke rumah sakit." Ujar Laucy, membuat March mengangguk.

Segera March berterimakasih kepada sang pelayan, dan kemudian diapun meraih kunci mobil nya. March dan Laucy kemudian berpesan kepada beberapa penjaga disana untuk bisa berjaga lebih ketat, apalagi saat ini tidak ada siapapun di rumah. Setelah berpesan, keduanya langsung berlari keluar rumah, dan segera menuju ke Rumah Sakit yang di maksud.

~Di rumah sakit~

"Mr. Andy, apa ada yang anda perlukan ??"

Seorang perawat berbicara pada Andy yang saat ini sedang duduk di atas kasur rumah sakit, kakinya terbungkus perban. Andy menggeleng, sebenarnya disana Andy hanya memerlukan perban saja, untuk peluru sudah bisa dia keluarkan sendiri, sehingga dia tidak membutuhkan seorang dokter, justru sang perawat hanya menyediakan dan membantu proses memperban kaki milik Andy.

"Tidak ada..."

"Baiklah tuan, saya permisi-"

"Tunggu dulu, bagaimana keadaan Lautner ??" Sejenak Andy memotong pembicaraan sang perawat, diapun teringat akan anak buahnya yang sangat setia itu, dimana dan bagaimana keadaannya ?? Apakah dia baik-baik saja ?? Dan bagaimana jika Laucy mengetahui keadaan Lautner nanti, pasti gadis itu akan shock berat mengetahui semuanya.

"Saat ini, Mr. Lautner sudah selesai operasi pengeluaran peluru dari tubuhnya. Hanya saja, tubuh nya masih sangat lemah, karena kehilangan banyak darah." Ujar perawat tersebut menjelaskan keadaan Lautner. Dan Andy pun mengangguk menanggapi nya.

"Baiklah, apa ada yang bisa saya bantu lagi ??"

"Tidak ada, dan terima kasih."

"Baiklah, saya tinggal ya tuan."

Lalu perawat tersebut pergi berlalu dari sana, sementara Lucy pun memasuki ruangan tersebut bersamaan dengan perawat yang keluar dari sana. Lucy melihat Andy yang duduk di atas ranjang, mendekati sang suami yang terlihat gelisah. Lucy sejenak membelai lembut rambut sang suami.

"Ada apa ?? Kau tampak sangat gelisah ??" Tanya Lucy, membuat Andy terdiam sejenak.

Lelaki itu hendak mengatakan keadaan dari Lautner, tetapi belum sempat berbicara. March dan Laucy sudah memasuki ruangan tersebut, membuat Lucy dan Andy terkejut dengan kehadiran kedua anak mereka. Tetapi yang membuat Laucy bingung, dia tidak melihat Dad Lau nya disana.

"Dad, kau baik-baik saja ??" Tanya Laucy, memandang perban di kaki Andy, sementara Andy hanya tersenyum kaku menanggapi pertanyaan dari Laucy.

"Kau tidak perlu khawatir, ini hanya luka ringan."

"Dad, kenapa disini hanya ada Dad dan Mom, dimana Dad Lau ??"

Andy terdiam sejenak, diapun menghela nafas. Lelaki itu kemudian mulai menceritakan semua peristiwa dan kejadian yang dia alami dan Lautner. Dan ekspresi Laucy berubah, saat mengetahui keadaan Lautner yang sebenarnya saat ini juga, sementara March sendiri langsung memasang wajah berfikir, hatinya terus berencana untuk mencari tahu siapa dan tujuan orang tersebut menembak ayahnya.

"La... lalu bagaimana keadaan Dad Lau ???" Ujar Laucy, Andy terdiam, diapun kembali menjelaskan pada Laucy jika Dad Lautner baru saja selesai operasi, dan dia ada di ruangan setelah operasi. Ruangan itu bisa di datangi, atau bisa di jenguk oleh orang lain, hanya saja pasien setelah operasi belum tentu tersadar atau bahkan masih dalam keadaan koma.

Laucy kemudian keluar dari ruangan tersebut, dan menanyakan ruangan yang di maksud oleh Dad Andy. Setelah bertanya pada perawat, dan di tunjukkan ruangan milik Lautner. Laucy segera bergegas masuk ke dalam ruangan yang di tuju, dan melihat keadaan Dad Lau nya.

Disana, Lautner terbaring dengan alat bantu pernafasan, dan beberapa alat menempel di tubuh nya. Matanya masih terpejam seakan, terbaring dengan rasa damai dan enggan untuk membuka mata. Laucy menangis, dia teringat keadaan saat March terjatuh dan masuk rumah sakit. Laucy, mendekati Dad Lau nya.

Gadis itu memegang tangan dingin milik sang ayah, meski dingin tetapi Laucy masih bisa merasakan detak jantung dari ayahnya yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan meski matanya menutup. Tidak lama, March, Andy, Lucy pun ikut masuk dan melihat kesedihan Laucy yang masih memandang ke arah Lautner.

March memegang pundak Laucy, dan menenangkan calon istrinya disana. Laucy terdiam, dia masih membeku sejenak disana.

"Dad... Siapa yang melakukan semua ini, akan ku pastikan akan mendapat balasannya." Ujar Laucy dengan suara serak yang menunjukkan rasa emosi dan geram yang dia perlihatkan pada semua orang. Membuat Andy, dan March sedikit terkejut dengan perilaku Laucy.

"Laucy... Kau sedang hamil, kau-"

Laucy membalik, menatap ke arah March dengan tatapan tajam dan sinis nya. Dia memberikan tatapan yang menunjukkan emosi yang mendalam, sehingga membuat March sedikit terpaku. Mata indah milik Laucy, berubah mengerikan.

"Aku adalah putri seorang mafia, dan keadaan hamil bukan sebuah tantangan bagiku, March."

"Aku tidak tahu, tapi yang jelas pelakunya adalah musuh yang sedari dulu mengincar ku." Ujar Andy yang sedari tadi terdiam, kini mulai berbicara. Andy bisa merasakan meski Laucy bukan anak dari Lucy, tetapi dia memiliki sifat yang hampir sama dengan Lucy.

Andy teringat saat Lucy marah pada Mondy, karena sudah menembak Liana, sang ibu Lucy. Dan kini, tatapan kemarahan itu terlihat jelas di mata Laucy.

"Apa Dad, belum menemukan clue atau sosok siapa pelakunya ??"

"Aku masih dalam penyelidikan."

"Dan mungkin aku bisa membantu mu, Dad." Ujar Laucy menyeringai licik saat ini.

~TBC~

Aneh gak sih, kalau aku buat, Laucy sedikit jahat gini ??

Ya agak dendam, soalnya musuhnya udah nyakitin Dad Lautner. Jadi ya gitu deh, menurut kalian gimana ??? Jadi tambah bingung atau tambah seru ??

Komen yaa, dan jangan lupa kritik dan saran...

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang