57

3.8K 158 41
                                    

"Edsel... Maaf membuat mu, menunggu lama..."

Laucy sedikit berlari, mendekati dua lelaki yang berdiri di depan sebuah toko perlengkapan baju wanita hamil dan anak-anak, Edsel tersenyum melihat Laucy mendatanginya dan memberikan senyuman manis yang membuatnya jauh lebih cantik dari sebelumnya, sementara Edward hanya menatap curiga pada Laucy.

"Lama sekali, darimana saja Laucy ??" Tanya Edsel, membuat Laucy tampak terkekeh sejenak, lalu tersenyum ke arah lelaki itu.

"Kau tahu, toilet begitu ramai dan antri. Dan kau tahu, bayiku ini nakal sekali. Baru masuk kamar mandi, dia sudah membuat ku merasa sangat sakit." Ujar Laucy memegang perutnya, dan membelainya. Sementara Edsel hanya terkekeh geli, dia pun memegang bagian perut Laucy. Lelaki itu sempat terkekeh dan tersenyum melihat Laucy.

"Bagaimana jika kita, masuk sekarang ???" Ujar Edsel, di angguki oleh Laucy sementara Edward hanya bisa membuang pandangan nya ke arah lain, asal tidak memandang dua sejoli menjijikan yaitu adiknya Edsel dan seorang gadis keluarga Richman.

~ ~ ~ ~ ~ ~

"Bagaimana dengan yang ini ??"

"Errr... Cukup bagus, hanya saja aku sudah membeli 2 pakaian dengan warna yang sama."

"Baiklah, kita ambil warna kuning. Lagipula baju disini lumayan bagus dan memiliki kualitas tinggi."

"Err... Edsel tidakkah ini terlalu banyak untukku ??"

"20 baju itu banyak ?? Ayolah Laucy, bahkan seorang wanita hamil minimal harus memiliki 200 cadangan baju."

"200 baju ?! Apa kau gila ?!"

Edsel terkekeh geli, memandang ke arah Laucy yang terlihat sangat terkejut. Ekspresi Laucy yang tampak polos dan begitu lugu membuat Edsel memiliki ketertarikan tersendiri, biasanya Edsel akan bertemu gadis jalang yang menggoda nya bahkan merayunya dengan suara menjijikan tapi tidak untuk Laucy. Bagi Edsel, gadis itu sudah menarik hatinya tanpa harus menggunakan rayuan basi.

"Tenang saja aku tidak akan memaksamu membeli 200 baju, tapi setidaknya anggap ini terakhir baju yang kita beli."

"Baguslah, aku sudah sangat lelah memilih beberapa pakaian disini."

"Mau makan siang ??"

"Tentu..."

Edsel kemudian membawa beberapa pakaian yang sudah di coba oleh Laucy, kemudian menuju ke arah kasir. Edsel menaruh 20 pasang pakaian khusus ibu hamil, yang khusus Edsel berikan pada Laucy. Sang kasir hampir tersentak kaget, melihat jumlah pakaian yang di beli oleh Edsel. Wanita kasir itu kemudian mengetik dan memasukkan kode pakaian ke dalam komputer. Setelah beberapa menit sang kasir memberikan sebuah nota yang bertuliskan total pembayaran.

"Semua menjadi US$ 350 yaa..."

Edsel memberikan sejumlah uang kepada sang kasir. Laucy sempat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Edsel, sebegitu cinta kah Edsel padanya hingga dia rela memberikan apapun padanya, bahkan tidak meminta imbalan apapun. Setelah semua beres, Edsel membawa seluruh pakaian yang sudah di masukkan ke dalam beberapa kantong tas (karena disini sudah tidak memakai plastik, jadi pakainya kaya tas mini gitu). Laucy pun membantu membawa beberapa tas tersebut.

"Tidak perlu, Laucy. Kau sedang hamil. Biar aku membantu mu membawa ini semua, okey ??"

"Tapi, kau akan keberatan Edsel. Hanya satu tas saja, aku akan membantu mu."

"Laucy, dengarkan aku. Kau sedang hamil, okey ?? Jangan membantah." Ujar Edsel, membuat Laucy menghela nafasnya berat.

Sementara Edward menatap adiknya dengan bersungguh-sungguh, kenapa adiknya itu begitu mencintai bahkan rela melakukan apapun demi Laucy ?? Hanya untuk jebakan ?? Itu mustahil, ini lebih dari jebakan semata. Apakah Edward juga sedang tertipu dan terjebak oleh ucapan dari Edsel ??? Atau... Ah sudahlah, mungkin hanya perasaan Edward saja.

Edsel, Laucy, serta Edward kemudian berjalan menuju tempat food court yang berada di dalam mall tersebut, lagipula makanan disana tidak terlalu buruk, membuat mereka berencana makan siang disana, daripada pusing harus mencari restoran di tempat lain. Ketiganya melangkah bersama, dan menuju ke arah food court, yang dimana beberapa tempat duduk masih kosong.

Laucy begitu bersemangat mencari tempat duduk, membuat kedua lelaki itu Edsel terkekeh geli melihat tingkah dari Laucy, sementara Edward hanya mendengus memutar matanya malas. Kedua lelaki itu melangkah di belakang Laucy. Hingga sesuatu membuat Laucy terdiam di langkahnya, matanya menatap lurus.

Disana dia melihat March sedang duduk bersama dengan seorang wanita lain dengan berambut pendek, berkacamata, mata berwarna abu-abu, rambutnya berwarna sedikit merah. Laucy menatap wanita itu dan March dengan tatapan berkaca-kaca. Tangan March menggengam tangan wanita itu, sementara sang wanita tersenyum tersipu malu.

"Laucy ?? Ada apa kenapa kau berhenti ??"

Edsel sejenak memandang Laucy dengan tatapan penuh tanda tanya, melihat mata berkaca-kaca dan ekspresi raut wajah Laucy yang berubah membuat Edsel menoleh tepat arah tatapan Laucy, dan dia menangkap March sedang bermesraan dengan wanita lain.

"Dia...."

"Lalyn, wanita iblis itu..." Laucy menatap geram ke arah wanita itu, tangannya mengepal dengan kuat. Sementara Edward yang menyaksikan itu semua, hanya bisa kebingungan dan heran melihat tingkah March serta Laucy.

Sejenak Laucy, segera melangkah melabrak keduanya. Gadis itu menggebrak meja membuat March dan wanita itu tersentak kaget. Laucy memandang bengis ke arah March dan wanita yang di ketahui bernama Lalyn.

"Kau benar-benar keterlaluan, March !!!! Saat ini aku sedang hamil, dan kau justru bermesraan dengan wanita iblis ini !!! Kau lelaki bejat, sialan !!!" Laucy memandang bengis ke arah wanita itu, sementara wanita itu melepas kacamata nya dan tersenyum remeh ke arah Laucy.

"Hamil ?? Huh, maafkan aku. Tapi March sendiri juga harus bertanggung jawab kepadaku." Ujar wanita itu menunjukkan perutnya yang sudah besar, tanda-tanda kehamilan membuat Laucy menangis.

"Hamil ??? Jadi... Selama ini, kau bermain dengan wanita lain, selama bersama dengan ku ?! March !!!"

"Memang. Lagipula Lalyn adalah wanita yang hebat, dan aku tidak memerlukan wanita seperti mu. Kau lupa, sedari dulu aku memang membenci dan ingin menghancurkan mu. Inilah saat nya !!! Setelah aku menggunakan mu, aku membuang mu seperti sampah, dan kau memang-"

Bruk !!!!

March hampir saja jatuh ke belakang saat ini, lelaki bermarga Richman itu menoleh dan mendapati Edsel memukul bagian perutnya, lelaki itu tampak sangat emosi dengan ucapan March kepada Laucy. Beraninya dia mengatakan hal seperti itu pada Laucy.

"Jangan pernah berani berkata seperti itu, pada Laucy !!! Atau aku akan memukul mu, dan membuat tubuhmu hancur !!" Edsel berbicara dengan nada mengancam, membuat March merasa geram.

"Edsel...." Laucy menatap Edsel dengan tatapan berkaca-kaca.

"Ayo Laucy, kita pergi dari sini, tinggalkan saja dua pecundang sialan itu."

Edsel menggendong Laucy layaknya bridal, mengingat gadis itu sedang hamil besar.

~TBC~

Heyyy heyyy semuaaa..

Semoga gak bosen sama alur cerita ini yang semakin lama, mirip sama alur sinetron 😅😅✌️✌️

I'm sorry, ya mau gimana lagi biar cerita jadi panjang yang harus agak ribet gini...

Btw jaga kesehatan buat kalian semua yaa, semoga kalian sehat selalu dan terhindar dari penyakit penyakit.

Okee sekian dan terima kasih

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang