42

4.8K 214 38
                                    

Tap...tap...tap...

Sebuah kaki dengan sepatu berwarna hitam mengkilap berjalan menuruni tangga yang terlihat begitu bersih dan mengkilap, rasanya sangat cocok dengan kilauan dari sepatu dengan lantai. Suara yang terdengar begitu gagah, tegap tetapi memiliki makna lain bagi orang di bawahnya.

Sepatu itu menuruni tangga tersebut secara perlahan, hingga kaki itu sampai di bagian lantai bawah. Kaki bersepatu hitam itu terus melangkah hingga berhenti di depan seorang lelaki dengan kedua tangan di borgol di depan. Lelaki itu tampak sangat ketakutan melihat tuannya yang begitu marah dengan pengkhianatan yang dia lakukan.

"Tu...tuan... A...Aku..."

"Aku begitu menyesal dengan perlakuan mu. Kau sudah bekerja pada keluarga Richman beberapa tahun, dan perlakuan mu benar-benar membuat ku menyesal." Ujar tuannya itu dengan nada sangat marah dan menyesal, dia menyesal telah mempekerjakan lelaki pengkhianat itu.

"Tuan... Aku..."

"Kau mengatakan padaku, jika Kalila Inez Shaenette sudah mati, tapi nyatanya anak buah ku yang lain telah memberikan bukti jika wanita busuk itu masih hidup, dan kau terus saja memberikan informasi yang berlainan, seakan kau sedang menipu anak kecil ingusan."

"Aku.... Aku tidak bermaksud..."

"Berapa banyak uang yang kau terima dari Kalila ?? Dan apakah gaji mu selama ini bekerja masih kurang ?! Jawab aku !!" Ujar tuannya yang tidak lain adalah Andy Richman.

Andy mulai memberikan tatapan tajam dan sinisnya, dia tak percaya lagi pada lelaki yang menjadi bawahannya itu selama beberapa tahun. Dan kepercayaan nya luntur karena informasi yang ternyata berlainan dengan kenyataan. Selama ini lelaki itu memberikan informasi kematian, bahkan dia terus bersumpah hingga sekarang jika Kalila sudah mati, tapi apa ??

Andy melalui anak buahnya yang lain, justru mendapat informasi bahkan, bukti yang lebih konkret dan benar adanya Kalila yang masih hidup dan entah bersembunyi dimana. Wanita licik dan busuk itu akan berpindah-pindah tempat untuk menghindari diri, serta menghapus semua jejak tentang dirinya seakan ingin menghapus diri ya sendiri di dunia. Tapi, Keluarga Richman bukanlah orang sebodoh itu, dia bahkan bisa mencium dari beberapa ratus meter musuhnya meski dia bersembunyi dimana pun.

"Aku... Aku... Mereka berkata kepadaku, bahwa mereka hanya ingin menyembunyikan tentang mereka.."

"Tapi kemudian, salah satu dari mereka menyalahkan aku ?! Apa kau lupa, Edward datang dan langsung menunjuk dan menuduhku pembunuh ibu nya itu ?! Dan dia mengaku sebagai putraku ?! Apa-apaan dia itu ?! Bukankah ibunya sendiri seorang jalang, bisa saja tamu lainnya yang menghamili nya. Tapi kenapa dia menunjukku ?!" Ujar Andy mulai meninggikan suaranya.

"Itu...."

"Apa lagi yang mau kau ucapkan untuk membela dirimu, hmm ?! Katakan ?!"

Lelaki bawahannya itu menundukkan kepalanya melihat kemarahan tuannya itu, sementara Andy terus menatap tajam bawahannya mengimindasi dan mencari tahu kebohongan yang sedang di lakukan bawahannya.

"Aku... Aku minta maaf, mereka mengatakan bahwa mereka hanya ingin bersembunyi setelah semua yang mereka lakukan kepada keluarga Richman. Tetapi kemudian Hannah Shaenette meninggal, dan mengatakan padaku yang saat itu memergoki nya di rumah sakit. Dia berpesan untuk tidak mengatakan pada siapapun, tentang kehidupan mereka. Dan mereka berkata bahwa mereka malu pada kelakuan mereka pada keluarga Richman."

Andy terdiam, mendengar penuturan Bawahannya itu, segera rasa emosinya sedikit menurun.

"Xarel, tatap mata ku."

Segera Bawahannya bernama Xarel itu mengangkat kepalanya, dan menatap ke arah Andy. Mata berwarna coklat muda itu bertatapan dengan mata hijau muda itu. Mata hijau muda, seperti seekor ular itu terus mengimindasi mata seekor burung hantu. Mata coklat muda itu terlihat begitu jujur dan terbuka, membuat Andy sedikit luluh.

"Baiklah, untuk kali ini kau akan hidup, tapi jika kau masih ingin bekerja disini jangan ulangi kesalahan mu !"

"Baik, tuan."

Andy membuka borgol di tangannya, dan membuat Xarel sedikit senang.

"Sebagai tanda terima kasih ku, aku akan mengawasi dan memata-matai Edward. Aku juga penasaran, kenapa dia bisa menuduh anda seperti itu."

"Baguslah."

Lalu Andy keluar dari ruangan tersebut, dan Xarel terlihat sangat bersyukur.

~keesokan pagi~

Tok....tok....tok...

"Laucy..."

Suara ketukan dari luar pintu kamar, dan panggilan membuat Laucy yang masih berbaring di ranjang, membuka matanya perlahan dan kemudian bangkit berdiri lalu membuka pintu kamar, dan melihat ayahnya, yaitu Andy Richman.

"Dad, ada apa ??"

"Ada yang ingin bertemu dengan mu."

"Katakan, padanya aku malas." Ujar Laucy dengan sedikit malas.

Memang setelah pisah dari March, mood Laucy menjadi lebih buruk dan menurun. Entah karena menahan rasa rindu yang amat berlebihan pada March, atau karena tidak bisa bermanja-manja disaat kekasihnya sedang berada di dalam rumah sakit. Tetapi Andy hanya tersenyum misterius saat itu.

"Aku yakin, kau sangat menyukai tamu nya."

"Dad...." Elak Laucy dengan nada merengek.

"Astaga... Ckckck...apakah begini perilaku mu menjadi seorang ibu besok ??"

Ucapan seseorang membuat Laucy dan Andy menoleh, mendapati seorang lelaki dengan kaos ketat yang menunjukkan otot perutnya yang terbentuk disana, dada nya yang bidang membentuk terlihat sangat sempurna dengan celana jeans hitam yang tampak sangat sempurna.

Laucy segera mengucek matanya secara perlahan, lalu sedikit kasar karena tidak percaya dengan apa yang terjadi disana, apa yang terlihat disana, benar-benar terlihat nyata dan real. Laucy lalu mendatangi sosok tersebut, dan memegang seluruh tubuhnya untuk memastikan bahwa dia itu real.

"M.... March ??"

"Sudah lupa padaku, hmm ?? Lupa ?? Baru seminggu tidak bertemu, kau sudah lupa ??" Ucap lelaki itu, yang tidak lain adalah March.

Sontak saja, Laucy langsung memeluk March dengan erat, bahkan Laucy terlihat enggan melepaskan pelukan itu. Tidak peduli tentang ayahnya yang masih berdiri di sana, dan menyaksikan keduanya. Laucy bahkan mencium bibir March, tidak peduli dia adalah wanita dan March lelaki. Laucy tidak memperdulikan harga dirinya, saat ini dia sangat sangat merindukan sang kekasih.

Kedua bibir itu menyatu, dan terus mendesak satu sama lain. Keduanya menggesekkan kedua hidung dan berciuman. March mulai menjilati bibir Laucy dengan lembut, membuat Laucy sedikit menggerang nikmat. Kedua tangan Laucy mengalung tepat di leher March, dan tangan March di sekeliling pinggang Laucy, dan mengangkat tubuh gadis itu. Kedua masih menikmati ciuman nikmat kedua bibir tersebut.

Sementara Andy hanya menyeringai licik melihat itu semua, dia pun hanya diam dan berlalu dari sana. Lelaki tua itu enggan untuk menganggu aktivitas putra dan kekasihnya. Dia pun pergi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun sehingga membuat Laucy tidak menyadari hal tersebut, berbeda dengan March yang sempat melakukan komunikasi melalui tatapan mata dengan Andy, sehingga lelaki itu menyadari nya.

~TBC~

Salam semua... Ada merindukan Andy ?? Laucy ?? March ?? Atau merindukan Author.

Maafkan Author yang baru bisa update, kebetulan Author sedang berlibur ke tempat yang susah banget sinyal, dapat sinyal sedikit aja udah bersyukur banget.

Okee sekian dan terima kasih

My Bitch season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang