Part 7

353 17 0
                                    

Nara tertegun siapa yang menyentuh wajahnya tadi Saga? Tidak mungkin anak itu akan berteriak jika pulang. Tanda tanya besar bertengger di kepala Nara tangan itu... Sangat dingin namun nyaman.

Ia menjalankan kursi rodanya ke arah kamar dan merebahkan badannya di atas kasur miliknya. Rasa takut belum hilang sedari tadi kapan adiknya akan pulang? Rasa kantukpun menyerang Nara menutup kedua matanya menuju alam mimpi.

Di tempat kerja Saga sudah selesai dan bersiap-siap untuk pulang saat ingin menyalakan motornya ketika sahabatnya datang tanpa di undang.

"Lu pada ngapain dah?."Tanya Saga heran.

"Mau ketemu bebeb Saga."Jawab Andra centil.

"Anjir."Dengus Saga dan dibalas iringan tawa dari ketiga sahabatnya.

"Kita mau nginep di rumah lu bonyok kita-kita lagi selingkuh ama kerjaannya."Saut Saka ya memang orang tua mereka memang gila dengan pekerjaan.

"Ke kaga punya rumah lu pada."Sungut Saga.

"Yaelah.. Babang Saga kan bae yayaya."Bujuk Arion.

"Bacot."Saga menyalakan mesin motornya dan diikuti oleh ketiganya.

Saat sampai rumah Lampu sudah dinyalakan aneh yang Saga tahu Bi Minah sedang ijin tidak masuk kerja lalu siapa yang menyalakan saklar lampu apa kakaknya? Saga tak ambil pusing ia segera masuk ke dalam kamarnya dan memulai ritual mandi.

"Wihhh... Ajibb... Bnget kasur Saga."Celetuk Andra.

"Norak lo kuda."Andra hanya nyengir tanpa dosa.

"Si dugong mandi kaga kelar-kelar jangan-jangan tidur dah."Gelak tawa terdengar hingga kamar mandi.

"Kelar ini gue bantai kalian semua."Ancam Saga dari dalam kamar mandi.

Mereka hanya tertawa mendengar ancaman Saga yang menurut mereka tidak ada seram-seramnya.

"Galak amat babangkuuu."Canda Arion.

Saga telah selesai dengan ritual mandinya dan bergabung bersama teman-temannya yang sedang asyik dengan PSnya.

"Adra anjingg!!.. Curang lu."Dumal Arion.

"Kaga ada ya gue curang."Bela Andra.

"Gue pen ngomong sesuatu."Kata-kata Saga bagaikan mantra yang ampuh membuat ketiganya berhenti dan memandang penasaran Saga.

"Lu pen ngomong dede penasaran."Ucap Saka dengan nada centil.

"Geli goblok."Sambung Arion.

"Kemarin waktu gue pulang kerja gue liat orang lagi ngintai rumah gue, gue si dah nebak itu anak buah dari Gatta."Bilang Saga.

"Mau apa lagi tu bakteri satu."Sambung Andra sengit.

"Gue takut Gatta macem-macem ama kakak gue, gue minta bantuan lu lu pada."Ucap Saga dengan serius.

"Bantuan apa santuy kali ama kita kita."Saut Saka.

"Selagi gue kerja lu pada ke rumah gue buat jagain ka Nara."Pinta Saga.

"Sip.. Dah. "Saga berterima kasih walaupun mereka sahabat yang bobrok dan gila tapi menurut mereka dan dirinya sendiri 'persaudaraan adalah harga mati'.

---

Nara yang sedang duduk termenung memikirkan kejadian kemarin didalam rumahnya, sebenarnya siapa yang datang apa pencuri? Jika iya seharusnya pencuri itu melukainya tapi apa yang terjadi orang tersebut hanya diam.

Pertanyaan demi pertanyaan berputar di otak Nara ia takut jika orang itu akan kembali jika kemarin dia tidak melakukan apa-apa bisa saja nanti. Nara berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan dirinya dan Saga.

Di lain tempat kelas XII Ips 2 tengah terjadi kericuhan mendadak suara menggelegar dimana-mana gelak tawa bersahutan ya... Siapa yang berulah jika bukan Saga dan kawan-kawan.

Mereka membuat adegan kecelakaan dengan Andra memegang botol air mineral dan Arion membawa ember yang dia letakkan di salah satu pundaknya, Saka yang membawa sapu mereka mendadak beralih profesi semula menjadi pelajaran dan bertukar menjadi Andra sebagai reporter, Arion kameramen dan Saka sebagai pemegang mic.

"Ya pemirsa kembali dengan acara berita Blue band dan saya Andra ganteng cetar membahenol menemani anda semua."

Gelak tawa semua siswa terdengar.

"Di sini saya sedang berada di tempat kejadian perkara seorang siswa yang mengalami tabrak lari karena baru selesai ulangan matematika. Mari kita lihat."

Andra berjalan ke arah objek tersebut terlihat seorang siswa yang tergelak tak berdaya di atas lantai dengan wajah yang di tutupi sehelai kertas.

"Sungguh mengenaskan seorang siswa jomblo akut yang mati mengenaskan tertabrak rumus matematika. Para polisi akan menetapkan Bapak Ojip selaku guru Matematika."

Arion yang geli melihat tingkah absurd temannya menahan tawa yang sedari tadi dia rasakan.

"Demikian laporan terkini dari saya tunggu berita selanjutnya dari Blue band dan Saya Andra ganteng cetar mebahenol Bubayyyyy."

Tawa Arion dan Saka pecah sungguh receh,kelas mereka telah melewati ulangan Matematika dadakan yang di berikan oleh Pak Ojip. Saga yang tepar dan tergeletak di atas lantai rasanya otak ingin meledak.

"Anjayyyyyyyyy... Saga tewasss..."Suara Asep menggelar dan di sambut tawa dari seisi kelas.

"Berisi lu anoa gue kunyah baru tau rasa."

"Ihhh... Bang Saga main kunyah-kunyah ajah."Ucap Asep dengan nada seperti jablay pengkolan.

"Geli asu."Kepala Asep di hadiahi pukulan dari Saka.

"Weyy... Liat noh ciwi-ciwi lagi pada apa sono yu."Pikiran jahil Andra muncul seketika seperti hidayah tuhan.

"Ini sekolah kali bukan salon kalian ganti profesi."Ucap Saka.

"Bukan urusan lu ye."Sahut Dinda sengit.

"Yee...si jabang ngegass trooosss."Celetuk Andra.

"Ndra, lu bisa kaga si sehari aja diem pecicilan mulu, nyokap lu nyidam apa pas hamil lu."Ucap Rani.

"Nyokap gue kaga ngidam apa-apa soalnya bokap gue bokek jadi dah keluarnya begini kurus kering syediiihhh dedek."Penyakit lebay Andra kambuh.

"Pergi dah lu sono."Usir Maya.

"Pen pergi ni awas lu tahan... Tuh kan lepas lepasin aku, aku jijikk aku jijik sama mass."Arion tertawa terpingkal-pingkal.

"Gur sabet lu cabut sono."Dinda berdiri ingin mengambil gagang sapu.

"Cabuttt gesss jabangg ngamuk."Mereka pergi memang biang rusuh.














Halo... Haloo.. Admin kembali..

Jangan lupa vote dan comment ya kakak..

Terimakasih :)


SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang