Bel sekolah berbunyi semua siswa berhamburan menuju gerbang mereka tak tahan merasakan empuk dan nyamannya kasur di rumah. Lain dengan Saga and the geng mereka pergi ke rumah makan dan membeli makanan.
"Bawa makan di rumah gue."Saga memberikan dua kantong plastik.
"Ok sip."Arion menerima.
"Gue cabut awas lu gue pulang rumah gue harus bersih."Saga melajukan motornya.
Andra, Arion dan Saka memarkirkan motornya di garasi rumah Saga. Seperti biasa sepi mungkin Nara sedang tidur, mereka memasuki rumah dan benar sepi sekali.
"Ka Nara."Panggil Saka.
"Tidur kali ya."Tebak Andra.
"Lu cek dah."Suruh Arion.
Andra berjalan ke kamar Saat membuka pintu ia melihat Nara sedang duduk di lantai dengan mendekap foto kedua orangtuanya.
Air mata mengalir dari kedua matanya rasa sakit merambat di sekujur tubuh Andra wanita yang sudah ia anggap kakaknya sendiri hidup menderita.
Andra berjalan dan duduk di sebelah Nara, Nara yang merasa ada orang di sebelahnya menengok dan menghapus air matanya.
"Kalo ada masalah cerita kita disini ngerasa kaga ada gunanya."Andra membuka suara.
"Andra."Panggil Nara.
"Kenapa jadi gini kapan kakak bisa jalan jangankan berjalan melihat pun ngga bisa."Air mata yang sudah ia tahan lolos seketika.
"Pasti bisa tinggal kita tunggu anugerah tuhan."Sahut Andra.
Nara hanya terdiam takdir memang kejam takdir yang membawa dia ke dalam kegelapan rasa rindu dengan cahaya selalu menggebu di dalam hatinya. Nara ingin menggapai tangan Andra namun tak bisa, Andra yang melihatnya menggapai tangan Nara dan menggenggamnya.
"Udah... Kita disini buat lu."Andra mengahapus air mata di pipi Nara.
"Keluar makan tadi kita ama Saga beli makanan."Nara mengangguk.
Andra dan Nara keluar kamar menuju meja makan, saat Andra mendudukan Nara Arion curiga apa yang di lakukan oleh temannya ini.
"Lu apain dah."Tanya Arion curiga.
"Apaan suudzon ae lu ama gue."Sewot Andra.
"Bisa diem kaga mau makan di gue."Celetuk Saka.
Mereka makan dengan diiringi candaan yang dilontarkan oleh ketiganya Nara bersyukur memiliki empat lelaki tampan yang berada di kanan kirinya.
---
Saga duduk termenung di meja barnya, pelanggan hari ini tak begitu banyak para pegawai dan barista sedang bersantai-santai ria. Saat sedang tenggelam dalam pikirannya suara dering ponsel mengagetkannya satu pesan masuk.
"Kalo lu berani gue tunggu di depan tempat kerja lu sekarang."
Rahang Saga mengeras satu pesan dari Gatta dia ingin main-main dengannya.Saga membuka celemek yang melekat di badannya dan berjalan keluar cafe.
Saga melihat Gatta diseberang jalan, ia berjalan dan berdiri tepat di hadapan Gatta.
"Gue kira lu kaga berani."Senyum mengecek terukir di wajah Gatta.
"Jangan banyak basa-basi."Jawab Saga.
"Buru-buru amat napa takut di pecat trus jadi kere lu."Ejek Gatta.
"Yang penting gue kaga ke lu makan pake duit orangtua lu."Perkataan Saga membuat Rahang Gatta mengeras.
"Brengsek."Umpat Gatta.
"Tersinggung lu."Ucap Saga dengan sinis.
"Denger baik-baik urusan kita belum selesai gue bakal balas dendam."Aura Gatta berubah drastis.
"Belum ngerti juga lu apa bego, bukan gue yang bunuh Bimo."
"Bangsat mana mau ngaku."Gatta menggunakan helmnya dan melajukan motornya.
Saga sudah duga masalah ini pasti sangat panjang hanya kesalah pahaman yang membuat Gatta sangat benci terhadap dirinya.Saat memasuki cafe Liam sedang sibuk dengan mesin kopinya.
"Abis kemana lu?."Tanya Liam.
"Depan."Jawab Saga.
"Gue liat si Gatta di depan ada apa?."Liam memang tau masalah Saga dengan Gatta.
"Masalah dulu."Jawab Saga lagi.
"Gue bakal bantu lu."Ucap Liam
"Thanks."Yang di balas angguka oleh Liam.
Halo... Haloo.. Admin kembali..
Jangan lupa vote dan comment ya kakak..
Terimakasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGA [COMPLETED]
Teen Fiction---- " Rasa ini akan selalu sama, yang membedakan hanya tempatnya, Lo di bumi gue di langit sar. " - Saga ---- kehidupan kakak beradik yang penuh cobaan dan lika-liku hidup. akankah kehidupan mereka berakhir bahagia? #start : 27 Desember 2019 #finis...