Nara memasuki ruang rawat Aga baru saja membuka pintu bau obat-obatan menusuk Indra penciumannya dia melihat Aga tengah berbaring dengan alat bantu napas dan masih banyak lagi. Alat pendeteksi jantung terngiang-ngiang di telinganya.
Wajah pucat dan perban yang melilit kepala kecil Aga, Nara tidak bisa membendung tangisnya dan menciumi tangan dingin Aga.
"Aga... Ini mamah nak."Ucap Nara dengan manahan tangisnya.
"Bangun nak, kamu ngga laper? Biasanya jam segini kamu minta makan, nanti mamah bikin telor dadar buat Aga.. Hikss.. "Nara menghapus air matanya.
"Bangun... Ya. Papah udah pulang hikss... Hikss."Nara tidak kuat menahan tangisnya dan menutup mulutnya.
"Nanti kalo Aga udah sembuh mamah sama papah bawa kamu ke wahana bermain, maaf belum bisa bawa kamu kesana tapi mamah sama papah janji bakal bawa kamu kalo kamu udah sembuh.. "
"Jadi Aga cepet sembuh ya... Hikss."Nara memilih keluar karena tidak sanggup melihat keadaan Aga.
Nara memeluk tubuh Gatta dengan erat tangisnya semakin pecah disana. Gatta berusaha menenangkan Nara ini semua salah dirinya.
Saga yang melihat itu tidak tega dan memilih memalingkan wajahnya ke arah lain.
Sudah seminggu Aga koma dan belum ada tanda-tanda akan sadar, Nara semakin hancur makannya tidak teratur dan sering menangis Gatta pun demikian pikirannya kalut.
Adan yang mendengar cucunya masuk rumah sakit segera membatalkan meetingnya dan lebih memilih melihat sang cucu. Setelah sampai dia berjalan menuju ruang ICU disana terlihat sang putra tengah duduk dengan tatapan kosong seorang diri.
Gatta yang melihat sang ayah berada di sini terkejut. Adam memeluk putranya menyalurkan rasa hangat disana, Gatta membalas memeluk sang ayah dengan erat dan menangis disana.
"Anak kamu pasti kuat."Ucap Adam.
Adam melonggarkan pelukannya dan menepuk kedua bahu Gatta.
"Ini salah Gatta pah."Ucapnya dengan tangis.
"Ini takdir Aga cucu papah dia jagoan."Adam ikut meneteskan air matanya.
Nara yang baru datang dari kantin terkejut melihat ayah mertuanya disana dan langsung menyalami tangannya. Adam menepuk pundak Nara dengan pelan.
"Cucu papah pasti sembuh."Nara mengangguk dan menghapus air matanya.
"Papah mau liat Aga."
Adam berjalan menuju kasur rawat cucunya disana bocah laki-laki tengah berbaring tak berdaya lututnya terasa lemas melihat keadaan cucunya.
Tangannya dengan gemetar mengusap kepala Aga dengan pelan tangisnya pecah selama ini dia membenci anak ini dan mengusirnya sungguh dia kakek yang jahat.
"Heyy... Cucu kakek kita ketemu lagi."Ucapnya dengan pelan.
"Cepat sembuh dan kita jalan-jalan ok."Lanjutnya.
Dengan cepat dia berjalan keluar dan menetralkan napasnya menahan tangis sedari tadi. Aksa dan anak Vebra lainnya menjenguk Aga dan memberi semangat kepada sang ketua.
Saga selalu menyempatkan diri sehabis sekolah menjaga Aga sedangkan Nara beristirahat di rumah. Sudah seminggu lebih belum ada perubahan dan masih seperti di hari pertama dia masuk.
Nara tengah tertidur akhir-akhir ini dia tidak teratur tidur dan makan malam ini Nara di temani Raya di rumah Saga dan Gatta berada di rumah sakit.
Gatta menutup kedua matanya rasa kantuk mulai menyerangnya.
Di alam mimpi dia betemu dengan Aga yang tengah bermain dengan sepedanya memakai baju serba putihnya di sana Nara melihat Aga yang tertawa lepas bersama kedua orang tua Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGA [COMPLETED]
Teen Fiction---- " Rasa ini akan selalu sama, yang membedakan hanya tempatnya, Lo di bumi gue di langit sar. " - Saga ---- kehidupan kakak beradik yang penuh cobaan dan lika-liku hidup. akankah kehidupan mereka berakhir bahagia? #start : 27 Desember 2019 #finis...