Part 11

283 13 0
                                    

Pria itu tak kunjung datang dia penasaran siapa sebenarnya wanita itu. Tiba-tiba pria itu datang dan memberinya minum dia berlalu dan berjalan ke arah wanita itu.

Dia mendorong kursi roda itu dan berjalan ke arahannya. Sungguh wanita itu sangat cantik sekali kulitnya putih bersih dan rambut panjangnya yang tergerai.

"Kenalin ini kaka gue."Ana mengarahkan tangannya namun wanita itu tak menjabatnya.

Ana bingung apa wanita itu tak suka jika dirinya berada di sini. Pria itu mengambil tangan wanita itu dan memberikannya ke arah tangan Ana.

"Halo...teman Saga ya."Tanya wanita itu senyumnya sangat manis.

"I.... Yaaaaa."Jawab Ana gugup.

"Saya Nara kakaknya Saga."Ucapnya lagi.

Ternyata nama pria itu adalah Saga yatuhan dirinya berdosa telah menuduh yang tidak-tidak.Ana masi terlihat bingung sebenarnya apa yang terjadi dengan kakak Saga.

"Lu boleh tinggal disini nemenin kakak gue."Ucap Saga.

Ana hanya menggangguk dirinya sudah bersyukur ada orang yang berbaik hati memberi tempat tinggal padanya.

"Gue anter ke kamar lu."Ana mengikuti langkah Saga dan berhenti di salah satu kamar.

"Terimakasih."Saga hanya mengangguk dan berlalu pergi.

Saga duduk di sofa panjang hari ini sungguh membuat badannya sangat lelah.

"Ga, itu temanmu?."Tanya Nara.

"Bukan."Jawab Saga singkat.

"Lalu?."Saga menghela nafas dan menegakkan badannya.

"Gue liat dia duduk sendiri di halte jadi gue bawa sini, itung-itung bisa nemenin lu."Jawab Saga.

"Hah... Akhirnya kaka bisa punya teman bicara."Saga hanya tersenyum kecut.

"Gue mandi dulu."Saga berjalan ke arah kamarnya untuk memulai ritual mandinya.

Ana bingung apa yang harus dia lakukan sekarang dengan rumah yang sangat besar ini, terdiam duduk di tepian kasur. Setelah lama berpikir Ana berjalan keluar kamar menuju dapur.

Dia melihat Nara yang duduk di kursi rodanya menghadap jendela besar. Ana memutuskan menghampiri dan memegang kedua bahu Nara.

"Ka."Panggil Ana.

"Eh... Ana ada apa?."Tanya Nara dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"Enggak, aku cuma bosen aja."Jawan Ana.

"Oh kalo gitu temenin kakak aja."Ana mengambil salah satu kursi santai dan meletakkan di sebelah kursi roda Nara.

"Kamu dari kota mana? Kenapa sampe bisa disini."Tanya Nara.

"Aku dari Surabaya, aku diusir sama orang tua aku."Jawab Ana dengan menundukkan kepala.

"Kenapa bisa gitu?."Nara terkejut ternyata ada orang tua seperti itu.

"Di kampung ada juragan kaya dia mau menikahiku dia punya dua istri dan aku dijadikan istri ketiga."Sambungnya.

"Astagfirullah... Kalo begitu kamu tinggalah di sini temani kakak,kamu tahu kalau Saga tidak ada aku sendiri dia sehabis pulang sekolah bekerja paruh waktu dan pulang larut."Jelas Nara.

"Aku buta dan lumpuh tidak bisa apa-apa aku hanya bergantung pada Saga."Air mata Nara tak bisa terbendung.

Ana memeluk tubuh Nara ia tahu betapa beratnya memiliki fisik yang tak sempurna.

"Aku bakal nemenin kakak."Nara menggangguk dan berterimakasih.

Saga yang tak sengaja mendegar percakapan mereka berdua hanya bisa diam, sudah dua tahun kakaknya menderita dan dia tidak bida berbuat apa-apa.

---

Pagi hari Saga sudah pergi sekolah dan tinggal Nara, Ana dan bi Minah. Ana menemani Nara berbicara dan terkadang membantu apa yang ingin Nara lakukan.Dia sudah berjanji pada Saga akan menjaga dan menemani kakaknya.

Saga dan ketiga sahabatnya terlambat mereka dihukum oleh Bu Luqi lari di lapangan 20 putaran. Semua siswi yang melihat berteriak-teriak melihat keempat most wanted sekolahnya. Kira-kira seperti ini teriakan para siswi.

"Ya ampun Saga pacar gue."

"Bang sini gue elapin keringetnya."

"Tontonan gratis uhuyyy."

Andra yang mulai lelah lebih memilih berjalan dan terdengar suara bu Luqi yang ternyata berada si tepi lapangan Andra hanya bisa mesu-mesu.

"Sagaaaaaaaa.... I love youuuuuu."Teriak salah satu siswi.

Satria, ucup, dan Tito yang berada di kerumunan para siswi mulai pengapp.

"Sagaaaa... I love youuuu."Teriak Ucup mengikuti suara siswi itu.

Siswi yang melihat hanya mencak-mencak.

"Engappp ah.. Gue."Seru Tito.

"Oksigen..."Teriak Satria.

Setelah sepuluh menit berlalu Saga dan ketiga temannya menepi di lapangan dadanya naik turun mengatur nafas.

"Buluk anjing."Umpat Andra.

"Cape weh gue."Sambung Saga.

Santria,Ucup, dan Tito memberi air mineral dan mereka langsung menegakkan hingga tandas.

"Woles Ndra, ntar botolnya bisa lu telen."Ledek Tito.

"Parah lah tu si buluk"Timpal Saga.

"Cusss kantin lah cacing gue meraung-raung ni."Ucap Arion.

Mereka berjalan ke arah kantin untuk mengisi perut mereka dengan nasi atau apalah itu.










Halo... Haloo.. Admin kembali..

Jangan lupa vote dan comment ya kakak..

Terimakasih :)

SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang