Part 35

202 9 0
                                    

Saga merebahkan badannya di atas kasur king size miliknya kedua tangan yang dia sisipka di belakang kepalanya yang menjadi bantalan. Matanya memandang ke atas langit-langit kamarnya wajah Raya tiba-tiba terlintas saat di senyum,ketawa dan jika sedang serius membaca buku.

Apa sekarang dia sedang dalam mode kasmaran rasanya tidak bisa di jelaskan baru pertama kali dia merasakan jatuh cinta. Rasanya ingin cepat-cepat besok dan melihat wajah sang pujaan hati.

Matahari nampak malu-malu memancarkan sinarnya di salah satu rumah kecil Raya tengah menyiapkan sarapan untuk dirinya dan ibunya. Dua pirinh nasi goreng dan dua gelas teh manis hangat tersaji di atas mej makan.

"Ibu... Sarapannya udah siapa ayo makan."Maryam tersenyum dan berjalan beriringan menuju meja makan.

"Kamu sarapan yang banyak supaya ngga lemes."Raya mengangguk sambil mengunyah nasi gorengnya.

Di lain tempat Saga sudah rapih dengan seragamnya ralat mungkin di bilang sudah siap untuk berangkat sekolah jika di tanya penampilan jauh dari kata siswa sekolah.

Nara yang melihat tingkah adiknya merasa bingung tumben sekali pagi-pagi begini wajahnya sudah ceria.

"Kamu kenapa?."Tanya Nara.

"Apanya? Gue? Kaga papa."Jawabnya sambil mengunyah roti.

"Gue berangkat."Saga berjalan ke arah Nara dan mencium keningnya.

Saga berniat menjemput Raya di depan gang biasa sapa tahu dia belum berangkat dan ada kesempatan untuknya. Motor sportnya sudah nangkring manis di depan gang rumah Raya kepalanya celingak-celinguk melihat sekeliling lumayan sepi dalam hati penasaran apa dia masuk ya tapi motornya tidak masuk karena gang yang terlalu sempit.

Dirinya memutuskan untuk menunggu saja cukup lama, dia turun dari motornya dan duduk berjongkok di salah satu ruko yang belum terbuka.
Raya sedang membereskan buku-bukunya suara berisik dari arah dapur sepertinya sang Ayah pulang dia segera bergegas dan melihat sang ibu duduk bersimpuh di lantai.

"Ayahh.. Apa-apaan ini!."Teriak Raya.

"Kurang ajar kamu!, ikut!."Tangan Raya di seret paksa.

Raya meronta dengan sekuat tenaga satu gayung mengenai mukanya rambut yang dia gerai basah sebagian seragamnya pula. Dengan air mata yang masih mengalir dia mengambil tasnya dan bergegas berangkat dia tak lupa memakai jaket hitam kesayangannya untuk menutupi baju seragamnya yang basah.

Sesekali dia menghapus air mata di pipinya dia tidak mau orang lain tau pandangannya selalu menunduk. Sampai di depan gang dia terkejut melihat Saga yang tengah berjongkok sedang apa dia?.

Saga mengadah dan melihat wajah Raya tapi tunggu ada yang tidak beres menurutnya penampilan Raya berbeda dengan rambut basah dan lumayan berantakan baju seragam yang sedikit basah.

"Lo kenapa?."Tanya Saga khawatir.

Raya menggeleng.

"Raya... "panggilnya.

Raya menatap wajah Saga dan satu tetes air mata mengalir begitu saja isakan lolos di bibir mungilnya.

Saga menagkup wajah Raya dan menghapus air matanya.

"Lo kenapa?."Tanyanya lagi.

Bukan jawaban yang Saga dapat melainkan isakan yang lebih keras lagi, dengan sigap Saga membawanya ke dalam pelukan dan mengusap punggung Raya dengan pelan.

Raya memeluk Saga dengan erat melampiaskan rasa sakitnya. Saga menarik pelukannya dan menatap wajah Raya.

"Cerita sama gue."Raya menghapus air matanya.

SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang