"Kenapa kamu bisa gini?."Tanya Nara.
"Di kroyok tadi."Jawab Gatta singkat.
Nara merasa sedih melihat Gatta dengan keadaan seperti ini, badan kurusnya pasti sakit sekali sampai-sampai tidak kuat untuk makan sendiri.
"Kenapa berenti gue masih laper."Nara kaget dan menyuapinya lagi.
"Kamu disini dulu aja kamu bisa tidur bareng Aga."Gatta hanya diam.
"Biar aku yang bicara dengan Saga."Gatta masih terdiam.
"Kalian itu cuma bisa berkelahi? Apa ngga sakit?."Nara memberondong pertanyaanya.
"Cerewet."Celetuk Gatta.
"Aku cerewet itu karena perhatian dengan kalian."Jawab Nara.
"Perhatian? Lo aja lupa sama gue."Nara kikuk benar juga.
"Aku baru liat kamu jadi ya wajar."Jawab Nara.
Aga berjalan mendekat dan duduk di sebelah Gatta.
"Om, om papah Aga?."Gatta terkejut.
"Aga... Ini om bukan papah."Nara memperingati.
"Om adi papah Aga ya."Gatta terdiam.
"Agaa... Ngga boleh gitu."Aga menghiraukan Nara.
"Om napa nda au ya."Aga menundukan kepalanya.
Gatta mengusap kepala Aga dengan sayang."Kalo mau jadi anak gue ngga boleh cengeng."Aga sontak mengalahkan kepalanya.
"Papahhhhh... "Aga memeluk Gatta dengan erat.
Gatta mengusap punggung Aga, Nara hanya bisa tersenyum.
"Papah tidul di tini ya baleng Aga."Gatta hanya mengangguk.
Malam hari Saga sudah tahu jika Gatta malam ini tidur di rumahnya aneh tumben orang itu tidak menyebalkan hanya diam dan duduk di sofa.
Namun yang membuatnya terkejut Aga memanggil Gatta dengan sebutan papah whatt!,tapi kakaknya sudah menjelaskan dan dirinya mengerti lagian Gatta memang bukan musuhnya melainkan orang itu yang menganggapnya musuh.
"Gue kaga mau tidur berdua bareng lo."Gatta menoleh.
"Emang gue mau, sudi gila."Saga membulatkan matanya.
"Gatta tidur di kamar Aga."jelas Nara.
Aga sedari tadi nemplok di pangkuan Gatta seperti cicak.
"Aga lo dari tadi nemplok mulu."Protes Saga.
"Ini papah Agaa, om angan ambil."Aga semakin mempererat pelukannya.
"Om ngga doyan Agaa."Jawan Saga.
"Aga tidur ya udah malem."Suruh Nara.
"Papah, ayo tidul."Rengeknya.
"Manja bener lo."Sungut Saga.
Gatta menggendong Aga dan menidurinya di ranjang superheronya.
"Papah napa nda pulang-pulang?."Tanya Aga.
"Papah sibuk."Jawab Gatta singkat.
Aga memanyunkan bibirnya.
"Itu kenapa bibirnya maju-maju jelek kaya bebek."Ejek Gatta.
"Papah angan pelgi-pelgi lagi."Gatta hanya mengangguk.
"Pergi kemana?."Tanya Gatta.
"Papah ama mamah Aga pelgi auhh banget, kata nenek ndah jadi intang."Gatta hanya diam.
"Aga nda au papah mamah pelgi lagi."Aga memeluk Gatta dengan erat.
Gatta membalas pelukan Aga dia tahu apa yanh Aga rasakan sekarang kehilangan kedua orang tuanya sekaligus sulit memang menerimanya.
"Aga tidur nanti di gigit nyamuk, kalo udah malem nyamuknya bisa jadi besar bisa nelen Aga."Aga yang takut mulai memejamkan matanya.
Di lain tempat Nara sudah jengah dengan kelakuan adiknya yang sedari tadi duduk menatapnya tanpa berhenti, sebenarnya apa yang dia mau?.
"Kamu kenapa si?."Nara mulai kesal.
"Lo hutang cerita sama gue."Jawab Saga.
"Cerita apa?."Tanya Nara.
"Soal anak yang gue pulung tadi siang."Nara Tidak habis pikir dengan perkataan Saga yang kelewat menyebalkan.
"Sembarangan kamu kalo ngomong."Saga hanya memutar bola matanya.
"Cepet jawab ah."Ucap Saga dengan gemas.
"Kakak udah beberapa kali ketemu di-."Belum sempat Nara melanjutkan omongan sudah di potong oleh Saga.
"Kenapa kaga bilang-bilang sama gue!."Nara memukul paha Saga dengan gemas.
"Sakit bego."Umpatnya.
"Kalo ada orang ngomong itu dengerin dulu jangan main potong aja ngga sopan."Ucap Nara dengan kesal.
"Yayayaya."Sungguh menyebalkan adiknya ini.
"Dia itu orang baik Ga."Nara memberitahu dengan lembut.
"Mana tau lo kalo dia orang baik, jangan asal ngumpulin kalo tuh orang jahat gimana?."Jawab Saga.
"Kakak tahu."Saga mulai kesal.
"Ya terserah dah pusing gue."Saga keluar dari kamar Nara.
Saat hendak ingin memasuki kamarnya Saga membuka kamar Aga ternyata Gatta sedang duduk membelakanginya.
"He... Kuman."Panggilnya dengan berbisik.
Gatta yang mendengar itu menolehkan kepalanya dan melihat Saga di sana.
"Sini lo."Suruhnya masih dengan berbisik.
"Lo yang butuh."Jawabnya acuh.
"Wah... Bener-bener."Saga berjalan ke arah Gatta.
"Lo napa kaga balik si, sengaja lo hah."Ucap Saga.
"Kalo bukan karna ni anak gue dah balik dari tadi."Jawab Gatta.
"Awas lo macem-macem kandang gue ni."Ancamnya.
"Keluar lo."Usir Gatta.
Saga cengo dia bergumam dalam hati "bener-bener ni orang satu rasa pen gue kunyah."
"Gue tau lo maki-maki gue."Sahut Gatta.
"Lama-lama lo serem anjir."Saga bergidik dan berlalu pergi.
Sebelum pergi dia kembali menatap ke arah belakang dan mengarahkan tangannya ke kedua bola matanya isyarat memperingati, Gatta yang melihat itu mengacungkan jari tengahnya.
"Anjing."Umpat Saga.
Hayooo... Hayooo... Semua pencet bintangnya...
Author sedihhh... Huaaaaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGA [COMPLETED]
Ficção Adolescente---- " Rasa ini akan selalu sama, yang membedakan hanya tempatnya, Lo di bumi gue di langit sar. " - Saga ---- kehidupan kakak beradik yang penuh cobaan dan lika-liku hidup. akankah kehidupan mereka berakhir bahagia? #start : 27 Desember 2019 #finis...