Part 59

231 14 2
                                    

Saka buru-buru membawa Sarah, Sarah bingung kenapa Saka membawanya ke rumah sakit ke ruang jenazah pula. Sarah menemukan Satria, Damar, Arion, dan Ucup di sana wajah mereka menandakan kesedihan.

Satria menuntun Sarah memasuki ruang Jenazah, di sana Sarah melihat mayat tapi mayat siapa.

"Saga."Ucap Satria.

Sarah menggelengkan kepalanya air mata sudah mengalir ini tidak mungkin. Dengan gemetar Sarah membuka penutup wajah itu dann...

Hatinya mencelos Satria menahan tubuh Sarah dia menangis memeluk Satria.

"Saga... Ini ngga mungkin hikss.. Hikss. "Satria memejamkan matanya.

Sarah kembali melihat wajah lelaki yang sudah menemaninya selama ini sudah terbujur kaku dengan wajah pucat dan dingin. Tangannya meraba wajah Saga tangisnya tidak bisa terbendung.

"Kenapa kamu tiduran di sini sih, bukannya kita mau jalan ayoo hikss kamu udah janji. Saga ayoo.. "Sarah mengguncang tubuh Saga.

Dia mengusap air matanya dengan kasar.

"Saga... Ayo bangunn hikss kamu bohong kan, Saga bangunn hikss."Sarah memeluk tubuh Saga.

Satria membawa Sarah keluar disana sudah ada Nara, Sarah memeluk tubuh Nara mereka menangis.

Jenazah Saga sudah di bawa pulang di sana sudah banyak pelayad alunan suara orang mengaji bersahutan. Sarah dan Nara duduk tepat di sebelah jenazah Saga.

Nara masih belum menerima ini beberapa jam yang lalu adiknya masih bercanda dan menganggu keponakannya kenapa dia pergi. Dia baru ingat perkataan dan ciuman di keningnya yang Saga berikan sebelum dia pergi tenyata itu semua salam perpisahan dari Saga untuknya.

Sarah memandang tubuh yang terbaring, tubuh seseorang yang sudah memasuki hatinya dan sekarang dia pergi baru kemarin rasanya dia bertemu dengan Saga dan baru kemarin Saga menyatakan perasaannya tapi kenapa secepat ini.

Pagi hari semua anggota Jaguar datang mereka masih belum menyangka sang ketuanya pergi dan para ketua-ketua terdahulu pun datang menghadiri.

Andra datang dengan tergesa-gesa dia menerobos masuk dan terduduk di sebelah jasad sahabatnya. Mereka semua melihat wajah sahabat sekaligus kelurga mereka.

"Liat walapun dia udah pergi wajahnya masih tampan."Ucap Nara dengan pelan.

"Kamu jalan baik-baik ya.. Salam buat mamah papah dan juga Aga di sana. Semoga kamu tenang disana."Ucapnya dengan menangis.

Mereka mengantarkan Saga ke peristirahatan terakhirnya. Satria, Andra, Saka, dan Arion mereka membawa tubuh sahabatnya yang sudah tidak bernyawa.

Sepanjang perjalanan Andra mengusap wajahnya air mata terus keluar, mereka memakamkan dengan suasana sendu.

Sang mantan ketua memberikan salam hormat kepada Saga untuk yang terakhir kalinya.

"Salam dari kita semua untuk Alergo Saga Bimantara ketua sekaligus keluarga kita, semoga lo bis beristirahat dengan tenang."Ucap mereka semua dengan kompak.

Semua anggota Jaguar menangis mengiringi kepergian sang ketua. Sarah duduk dan mengelus batu nisan yang bertulis nama orang yang sangat di cintainya.

"Selamat tidur ya Saga semoga kamu tenang. Terimakasih kasih kamu udah hadir di hidup aku mengisi warna yang semula hitam putih menjadi berwarna. Aku bakal selalu inget kamu sampai kapanpun, aku sayang sama kamu Saga."Nara membawa Sarah meninggalkan area pemakaman.
Di sana seseorang melihat kesedihan semua orang yang menangisi kepergiannya, Ya... Saga tengah melihat orang-orang yang mengisi hari dan kisah hidupnya mengantarkan dirinya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Saga tersenyum senang semoga mereka bahagia walaupun tidak ada dirinya.

Ini memang tidak mudah untuk mereka semua Sarah masih Setia berdiam diri di dalam kamar Nara lain dengan para sahabat Saga yang tengah berada di kamar Saga.

"Lo tau ini berasa mimpi tapi nyata."Ucap Andra.

"Rasanya baru kemaren kita ketemu."Sahut Saka.

"Gue ngga nyangka dia pergi."Lanjut Satria.

Tempat ini dimana mereka bersenang-senang dan bersenda gurau dan sekarang terasa beda, sang pemilik kamar sudah tidak ada sekarang yang tersisa hanya barang-barangnya.

Terpajang foto-foto mereka sewaktu SMP dan SMA semuanya tersusun rapih, mereka menangis bersama.

Sarah duduk termenung tatapannya kosong dia merasa kehilangan sekali, seharusnya dia tidak mengajaknya untuk jalan tadi malam jadi semuanya tidak akan terjadi dan Saga masih hidup sekarang.

Rasa penyesalan itu masih sangat terasa semuanya itu hanya andai dan jika. Air mata turun dari mata indahnya dia tahu Saga masih berada di sini walaupun tubuhnya tidak ada raga Saga masih berada di sisinya.

Nara memasuki kamar melihat Sarah duduk termenung dia mengusap lembut bahu Sarah.

"Andai kemaren malem aku ngga ngajak jalan Saga pasti ini semua ngga bakal terjadi, ini semua salah aku."Ucap Sarah sembari menangis.

Nara memeluk Sarah mengusap-usap punggung Sarah.

"Ini semua takdir tuhan lebih sayang Saga ketimbang kita. Dia udah tenang disana  kamu jangan nangis terus kalo Saga tahu dia pasti marah apalagi ini gara-gara dia."Nara menghapus air mata Sarah.

"Ayo kedepan pengajiannya udah mau di mulai."Nara memasangkan kerudung di kepala Sarah dan menuntunnya keluar.

Semua teman-teman Saga sudah berkumpul dari pagi, lagi-lagi Sarah menangis ini kedua kalinya dirinya kehilangan orang yang di sayanginya.

Acara pengajian sudah selesai setengah jam yang lalu Sarah duduk di teras rumah Saga, Satria melihat Sarah segera duduk di sebelahnya.

Dia ingin memberikan barang yang ingin Saga berikan namun belum sempat. Di rumah sakit salah satu perawat memberikan kotak ini padanya dan yang dia tebak pasti untuk Sarah.

"Sar."Panggil Satria.

"Iya?."Sahut Sarah.

"Ini kemaren perawatan ngasih ini ke gue, pasti ini buat lo yang belum sempet Saga kasih."Sarah mengambil kotak kayu kecil.

"Gue masuk dulu."Sarah mengangguk.

Sarah memandang kotak kayu itu terlihat lucu. Dia mengelus kotak itu dengan pelan dan memeluknya.Dia tidak ingin membuka kotak ini sekarang mungkin nanti jika dirinya sudah mampu.

Dia berjalan masuk Nara mengijinkan dirinya untuk tidur di kamar Saga. Saat membuka pintu kamar Wangi parfum Saga tercium dengan jelas, di sana terpasang poster band rock dan foto-foto dengan teman-temannya.

Sarah menelusuri kamar Saga dia duduk di meja belajar Saga. Banyak buku-buku kuliahnya dan ada rokok dan satu pematik, dan yang membuatnya terkejut melihat foto dirinya dan Saga saat berada di taman bermain tergantung di sana.

Dia mengambil jaket yang selalu di kenakan Saga kemana-mana jaket berwarna hitam yang tersampir di sandaran kursi. Saat memakainya aroma tubuh Saga menyengat dia seperti di peluk oleh Saga.

Badannya terasa pegal semalaman dia tidak tidur, dia membaringkan tubuhnya di atas kasur Saga. Tangan meraba bantal yang dia gunakan airmatanya kembali keluar.

Apa seperti ini rasanya ditinggalkan oleh orang yang kita Cinta?





















Haii... Kembali lagi...

Btw author sedihh ini...

Bintang jangan lupa Bintang okok


SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang